40 | Hari Kepulangan

250 54 2
                                    

Di sepanjang perjalanan menuju rumah Shila, rasanya banyak sekali pertanyaan yang ingin Rafa tanyakan pada Shila tapi Rafa sangat berhati-hati karena tidak ingin membuat Shila sedih atau merasa tidak nyaman dengan keadaan sekarang tapi ternyata nasib baik berpihak pada Rafa karena Shila tanpa diminta sudah memulai pembicaraan yang sedari tadi ditunggu-tunggu oleh Rafa dan Rafapun dengan sigap memasang telinga untuk mendengarkan cerita dari Shila.

"Raf gue boleh nanya sesuatu?" tanya Shila memulai pembicaraan.

"Bolehlah! Jangankan satu pertanyaan, seribu pertanyaanpun pasti gue jawab kalau buat lo!" jawab Rafa asal berbicara membuat Shila tersenyum malu.

"Wajar ga Raf kalau setelah kepergian Oma, gue ngerasa trauma buat ngerasain kehilangan lagi?" tanya Shila dengan mimik wajah serius.

"Ya wajarlah, namanya juga baru kehilangan apalagi ini belum sampai tujuh harinya Oma ninggalin kita, gue juga pasti bakalan ngerasa gitu kalau ada di posisi lo," jawab Rafa sambil menyetir mobil.

"Gue bingung Raf sama apa yang gue rasain sekarang antara salah atau benar tapi yang ada di pikiran gue sekarang, gue bener-bener ngerasa bersalah atas hilangnya Ervan," jawab Shila membuat Rafa mengalihkan pandangannya ke arah Shila dengan seketika.

"Ervan? Jadi ini lagi ngebahas tentang Ervan?" jawab Rafa tak kalah serius menanggapi ungkapan hati Shila.

"Iya Raf, gue ngerasa bersalah sekaligus takut ngerasa kehilangan lagi apalagi gue yang jadi penyebab Ervan sampai sekarang hilang di Lembur Kuntilanak," Shila menarik nafas panjang seolah apa yang dirasakannya saat ini terasa sangat berat.

"Lo ga usah mikir macem-macem Shil! Seharusnya lo banyak bersyukur berarti Tuhan ngasih lo kesempatan lagi buat berada di alam yang sama kaya gue, lo harus inget kalau segala sesuatunya itu udah ada garis takdirnya sendiri dan lo ga perlu terus-terusan nyalahin diri sendiri karena kita ga akan bisa ngerubah yang namanya takdir," Rafa menjelaskan dengan panjang lebar membuat Shila terdiam karena jawaban Rafa ada benarnya.

Perjalanan terasa sangat panjang dan sunyi ketika menuju rumah Shila karena setelah mendengar jawaban dari Rafa ternyata Shila memilih untuk diam seribu bahasa sambil menatap ke arah luar jendela dengan tatapannya yang kosong, Rafa mencoba mengerti sikap Shila saat ini dan beranggapan bahwa Rafa sudah terlalu tegas saat menjawab pertanyaan Shila tapi apa yang Rafa lakukan semata-mata agar Shila bisa memahami jika hilangnya Ervan bukan seluruhnya karena kesalahan Shila tapi dibelakangnya selalu ada takdir yang mengharuskan kejadiannya seperti itu.

"Shil, sekarang kita udah nyampe di depan rumah lo," ujar Rafa membuyarkan lamunan Shila.

"Oh sory Raf , gue tadi lagi ga fokus," jawab Shila dengan singkat lalu membuka pintu mobil dan turun dari mobil Rafa.

Rafa lalu menyusul Shila dan memastikan keadaan Shila baik-baik saja dan mengantarnya sampai depan pintu rumah, Tante Nada yang masih berada di rumah Shila menyambut kedatangan mereka. Setelah memastikan Shila sudah masuk ke dalam rumah bersama Tante Nada, Rafapun melangkahkan kaki meninggalkan rumah Shila dan segera melanjutkan perjalanan menuju rumahnya yang sudah beberapa hari tidak Rafa singgahi.

Perasaan khawatir berkecamuk di hati Rafa terutama ketika Rafa menyadari bahwa keadaan Shila saat ini masih labil apalagi Shila adalah perempuan ternekat yang pernah dikenalnya tapi Rafa mencoba menepis perasaan tersebut karena mengingat Tante Nada yang sekarang selalu ada di samping Shila sehingga Rafa lebih memilih untuk tetap berpikiran positif dan mengistirahatkan segala penatnya yang sudah menumpuk dibeberapa hari ini dengan tidur panjang di kasur nyaman yang sudah siap menyambutnya sesampainya Rafa di rumah nanti.

**** Keadaan di Rumah Shila *****

Shila saat itu sudah membaringkan tubuhnya yang terasa letih tapi lagi-lagi pikirannya tentang Ervan selalu mengganggunya terutama ketika matanya nyaris terpejam, Shila lalu bangkit dari posisi tidurnya untuk mengambil Hp dari dalam tasnya dan langsung menelepon seseorang yang Shila anggap bisa menjadi j.
malan keluar dari kebuntuan yang di rasakannya saat ini.

Lembur KuntilanakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang