Pemuda itu?
Itu pemuda tak ramah yang kutemui tadi siang!
Berarti mereka itu... orangtuanya?
Kenapa ia harus ke rumahku, sih!?"Oh, anda tetangga baru di rumah biru itu ya? Selamat datang di perumahan ini. Semoga anda betah tinggal disini," jawab Papa. "Silakan duduk."
"Terimakasih," kata bapak itu, lalu ia dan istrinya dan anaknya yang menyebalkan itu duduk di sofa kulit kebanggaan Papa di rumah.
Anak itu hanya menunduk, tak mengeluarkan sepatah kata pun. Pandangannya lurus ke lantai.
"Oh iya, tadi siang isteri anda memasak makanan dan mengantarnya ke rumah kami. Namun yang menerima tadi Cedric, anak kami. Maaf sepertinya ia berlaku tidak ramah kepada anda," kata bapak itu.
Cedric? Jadi namanya Cedric?
"Oh, tidak apa. Tadi siang yang mengantar makanan adalah anak kami, Kiara. Maaf sepertinya juga dia kurang sopan, tadi," sahut Mama.
Aku memelototi Mama.
"Cedric, ayo minta maaf pada Kiara!" Ayah Cedric mendorongnya. "Tadi siang kau mengusirnya, kan."
"A, ayah...," Cedric ogah-ogahan.
"Ah, tidak apa-apa, kok. Kiara juga tidak apa-apa, kan?" sahut Papa. Aku diam saja.
"Ayo cepat minta maaf!" ucap Ayah Cedric.
"I... iya, Ayah," Cedric pasrah.
Hahaha, mampus kau. Dipermalukan di depan banyak orang. Makiku dalam hati.
Cepat minta maaf padaku, hai, pemuda payah!"M... maaf," suaranya kecil.
Kecil sekali.
"Itu dia minta maaf, Kiara. Ayo, jawab?" Mama menyenggolku.
"Iya...."
Hening."Oh iya, karena kami baru pindah, Cedric juga pindah sekolah. Apa anda punya rekomendasi di mana SMA yang bagus?" tanya Ibunya Cedric.
"Cedric kelas berapa?" Tanya Mama.
"Kelas sebelas," jawab Cedric. Suaranya aneh.
"Ah, sama seperti Kiara! Kau bisa masuk SMA yang sama dengan Kiara. Kau bisa ikut mobil jemputan Kiara untuk berangkat ke sekolah!" Pekik Mama bersemangat.
Apa? Apa-apaan? Hei, aku belum bilang setuju?
"Ide bagus. Bagaimana kami bisa mengurusnya?" Tanya Ibu Cedric.
Lalu para orangtua itu terlibat dalam obrolan panjang dan membosankan. Aku pun memutuskan ke kamar setelah Cedric pamit untuk pulang lebih awal dari orangtuanya.
Aku beranjak ke balkon kamar untuk sekedar menghirup udara segar.
"Ah, malam ini tidak ada bintang," gumamku pada diri sendiri.
GRASAK! GRASAK!
Aku nyaris teriak melihat ranting di pohon di dekat balkonku bergerak-gerak sendiri.
Aku melihat sebuah tangan di sekitar daunnya. Aku semakin terkejut.
Suaraku gemetar, namun aku memberanikan diri, "S-siapa di sana?"Sesosok hitam meloncat dengan cepat dari pohon itu, turun ke balkonku.
"KYAAAAAAAAHHH!!!!!!"
"Ssht!" Ucap sosok itu.
Aku membungkam mulutku sendiri."Ini aku. Bodoh."
"C--Cedric?" Aku syok.
-------------
Don't be a silent reader.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boy [TAMAT]
Teen FictionKiara hanya ingin membuktikan pada semua orang dan dirinya sendiri, kalau Cedric juga punya hati. Cover by: _Ragdoll_ Chapter terakhir diprivate. Ikuti untuk membaca.