Cedric menggenggam wajahku lalu menciumku.
DIA MENCIUMKU!!!!!!!!
Aku kaget setengah mati. GILA ANAK INI!
Ciuman pertama. Ia mengambil ciuman pertamaku. Ukh, sial. Sialan.
Aku tidak bisa menolak. Ah, aku sendiri mulai terlena. Bibir Cedric yang kemerahan rasanya manis. Seperti permen kapas.
Lembut dan hangat.
Cukup sudah delusiku tentang Cedric. Kini aku benar-benar melakukannya.
Jemari Cedric kian erat memegang tengkukku. Aku merinding. Aku meremas pakaian pasiennya yang begitu dingin.Kami masuk semakin dalam ke ciuman itu.
Aku tidak bisa menahan diri untuk membalas ciuman Cedric. Ya, aku memang menginginkannya! Puas?
Aku selalu ingin menciumnya.Aku....
Aku merengkuh bibir Cedric menggunakan bibirku.
Dalam dan aku sangat menghayatinya.
Kemudian oksigen kami habis, jadi aku melepaskan ciuman itu."Hnggh," rasanya jiwaku diserap oleh Cedric.
Aku tidak tahan! Melihat ekspresi Cedric yang tak berdaya. Bibirnya basah, berkilauan ditimpa cahaya rembulan.
Bahkan luka dan goresan di wajahnya terlihat begitu manis. Tatapannya sedang tak mengintimidasi. Namun lembut, nafasnya hangat mengenai wajahku.
Ekspresinya tak berdaya, seolah memintaku untuk menguasinya malam ini! Akh, sial!Belum lagi ia berbisik dengan suara yang menggelitik telingaku.
"Kiara, aku... hmmmph."Aku tidak tahan! Aku menciumnya lagi. Tersesat, jadi ini yang namanya ciuman?
Kenapa aku melakukan ini? Cedric, aku.... Cedric meraba pinggangku, ukh sial. Aku mengenggam pakaiannya erat-erat. Seperti ciuman yang kuberikan padanya. Erat dan dalam. Pintu nafas kami berdua seolah menjadi satu.
"Uungghhh," desah Cedric menggairahkan.
Gila! Aku membuat seorang pria mendesah. Kotor sekali aku ini!
Aku jadi makin gila. Tidak, tidak... stop! Aku melepas ciuman kami.
Kami berdua bernafas terengah. Wajah kami dekat sekali.
"Kiara, aku menyukaimu.... Aku jadi gila karena aku sangat menyukaimu," suara Cedric berat, hangat, menggetarkan jiwaku. Ada gejolak dari dalam diriku yang tak bisa kujelaskan.
Cedric menciumku. Ia menggigiti bibirku dengan lembut. Aku tidak tahan!
"Mmmhhh, mhh!"Kami berdua akhirnya melepaskan ciuman kami yang begitu liar. Siapa sangka mimpiku menjadi nyata secepat ini?
Aku barusan mimpi berciuman dengan Cedric, sekarang aku telah melakukannya. Atau ini sebenarnya juga hanya mimpi?
Entahlah. Aku harap ini nyata. Ini harus nyata. Karna melihat pantulan diriku di lensa mata Cedric yang hitam kelam.
Aku tahu.
Kalau aku sudah benar-benar jatuh cinta padanya.Kesadaranku berangsur-angsur kembali.
HAH!?
APA YANG BARUSAN KULAKUKAN!?
Sialan... Aku tidak tahan!!! Airmataku membludak.
"Dasar bodoh! Brengsek!!!"
Aku memukuli dada Cedric yang bidang.
Bayangkan saja jika ciuman pertamamu diambil oleh orang yang hampir membunuhmu!?
"Apa? Kenapa? Apa aku menyakitimu!? Bibirmu terluka!?" Cedric menyeka bibirku.
Aku tidak tahan lagi. Perasaanku campur aduk.
Aku terisak dan melemparkan diriku ke dekapan Cedric.
Menangis di sana.Cedric pasti kebingungan.
Aku hanya...Aku hanya sangat merindukannya.
Aku merasakan jemari Cedric akhirnya mengelus rambutku dengan lembut.
Aku mulai tenang dan melepaskan pelukanku.
"Aku juga menyukaimu Cedric.... "
Cedric menyeka air mataku.
"Aku harus kembali ke rumah sakit jiwa," ucapnya."Jangan tinggalkan aku! "
"Kiara... Kau mau menungguku, kan? Sampai aku bisa keluar dari rumah sakit jiwa? "
Aku tertegun. Menahan tangis. Aku harus kembali bersabar, aku harus berpisah dengannya lagi.
Cedric merengkuh tengkukku kemudian mencium keningku.
Kehangatan menjalar di seluruh tubuhku."Iya, aku akan menunggumu. "
Cedric melompati balkonku.
Kemudian hilang, ditelan gelapnya malam.***
Reupload karna ada kesalahan zzzz :(Vommentnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boy [TAMAT]
Teen FictionKiara hanya ingin membuktikan pada semua orang dan dirinya sendiri, kalau Cedric juga punya hati. Cover by: _Ragdoll_ Chapter terakhir diprivate. Ikuti untuk membaca.