Eksekusi

22.9K 1.2K 43
                                    

"Kau jatuh cinta padaku, iya, kan?" Tanyaku lurus pada Kiara. Jantungku berdegup cepat, seperti biasa, jika aku bersamanya.

"Kurasa begitu?" Cicit Kiara, wajahnya memerah seperti tomat matang.

DHUAAGG!!!!!

Gema degupan jantungku terdengar sampai telinga. Akh, sialan. Jantungku semakin bermasalah.

Tapi aku akan segera menghabisinya.

Seketika euforia memenuhi diriku. Aku tak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.

Aku membencimu, Kiara.

Tawaku semakin nyaring. Aku tidak bisa mengontrolnya. Aku berbalik menatap Kiara dengan tatapan tajam namun kosong.

"Mati, mati, mati... sebentar lagi kau akan mati, Kiara....," bisikku pada diriku sendiri.

Kiara hanya menatapku, aku naik pitam.

"Beraninya kau!?" Teriakku. Ia tidak bergeming, memandangku bingung. Aku membekap mulut dan hidungnya dengan kain yang kusemprot dengan obat bius.

Sudah kusiapkan sejak lama.

Kiara limbung dan ambruk ke tanah.

Beraninya kau.
Kau tidak takut.
Kenapa kau tidak takut padaku?!
Bahkan setelah kuperlihatkan sisi terburukku padamu, kau tetap bersikeras mendekatiku, Kiara.
Apa yang salah padamu, Kiara?
Kenapa kau tidak takut padaku?

Bahkan tanpa menyentuhku, kau bisa menyakitiku.
Jantungku.
Pikiranku yang selalu memproyeksikan wajahmu.

Apa yang sebenarnya kau lakukan padaku?

Kenapa aku jadi seperti ini, Kiara?

Hanya di depanmulah, aku merasa bodoh.

Apa ini artinya aku mulai luluh dan mempercayaimu?

Tidak, tidak mungkin. Ini tidak mungkin terjadi

Aku membencimu.

Aku membencimu, Kiara.

Aku harus segera menghabisimu.

Aku berlutut dan merengkuh Kiara yang tak sadarkan diri, membawanya ke ruanganku.

Aku memakaikannya pakaian khusus untuk eksekusi kali ini.

Pakaian favoritku. Ah, ukurannya pas sekali dengan Kiara.

Aku mengikat kedua tangan Kiara dan menggantungnya di langit langit kamarku yang tinggi.

Tidak sadarkan diri, tergantung dan mengenakan pakaian eksekusi seperti itu....

Aku memandangi Kiara. Aku bisa merasakan pupil mataku membesar ketika menyusuri tiap inchi diri Kiara.

Rambut cokelatnya yang terurai berantakan sekarang.
Hidungnya, yang pernah aku seka karena ada es krim yang menodainya.
Samar samar mengeluarkan nafas.

Pinggulnya, pinggangnya, dan sedikit ke atas...

Dada.

Hm, apa ya ukurannya?

Wajar, kan jika aku penasaran? Aku ini laki laki.

Leher Kiara... wow, banyak urat nadi di sana. Sama seperti kabel kabel bom, ada kabel yang harus diputuskan untuk mematikan bomnya.

Harus ada nadi yang dipotong untuk mematikan orangnya...

Kalau Kiara tak selamat di permainan kali ini, ya... selama ini sih korbanku hanya berakhir di rumah sakit, tapi siapa yang tahu ya, kan?

Psycho Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang