Kami bersekolah seperti biasa, tidak ada seorangpun yang tahu kejadian kemarin, karena memang tidak ada yang melihatnya.
Kecuali...
"Benar, mana Yuna?" Aku tidak melihat Yuna di bangkunya. Padahal, lonceng telah berbunyi dari tadi.
Ah, siapa peduli! Bagus kalau dia tidak masuk. Tidak ada pengganggu.
Guru memasuki ruangan dan seketika kelaspun hening. Guru yang masuk pagi ini terhitung guru yang membosankan. Aku menghela nafasku, lalu melirik ke samping.
Cedric.
Dia berusaha menahan kantuknya. Matanya sayu. Aku tertawa kecil. Lucu sekali.
Ah, kunci rumahnya masih belum ketemu, ya? Berarti malam ini dia masih menginap di rumahku?
"Cedric, kau tidur, ya!?" Bentak guru kami.
"Ah," Cedric nampak terkejut meski dengan wajah datar. Lalu ia menggeleng.
"Kalau begitu, disebut apa 'ini buku bahasa Jepangku'?" Tanya pak guru kami, menguji kami.
"Eeeh, itu... sore wa watashi no nihonggo no hong desu?"
Satu kelas bertepuk tangan. Jawabannya benar.
Sialann.... tertidur saja ia masih bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Nah aku, sudah memperhatikan belum tentu bisa mengerti!
Lonceng tanda istirahat berbunyi. Kelas langsung sepi.
"Kau hebat sekali, tadi!" Puji Clarisa ke Cedric. "Kau mau ke kantin?"
Cedric terdiam sebentar. Namun lalu mengangguk. "Boleh."
"Ayo!" Ucap Clarisa. Lalu Cedric mengikutinya, namun ia sempat melihatku sebentar.
Sayangnya ia hanya diam, dan langsung mengalihkan pandangannya, menyusul Clarisa.
Kenapa!? Kenapa aku tidak diajak!? Kenapa dia mau pergi berdua saja dengan Clarisa!? Jangan jangan dia suka Clarisa!?
Aku gusar. Aku tidak terima. Aku benci Cedric.
Aku merasakan perutku berbunyi, keroncongan. Aku juga lupa bawa bekal. Mau ke kantin, tapi di kantin ada Cedric dan Clarisa.
Masa bodoh!!! Tahan lapar saja!!!
Tidak terasa, lonceng tanda usainya sekolah kembali beredenting. Lonceng ini, merupakan suara paling bising pada waktu pagi hari namun menjadi suara termerdu kalau sudah jam pulang sekolah begini.
Aku mengambil tas dan berjalan gontai keluar kelas. Moodku sedang jelek.
Gara-gara.... HUH!!!
"Kir," panggil Cedric.
Aku pura-pura tidak mendengarkan dan membuang muka.
"Kir," panggilnya lagi.
Aku mempercepat langkahku. Tapi kenapa langkahku jadi berat?
Aku masih mendengar suara langkah Cedric yang mengikutiku.
Perutku berbunyi. Langkahku menjadi semakin berat, aku berjalan melambat. Aduh, kenapa kepalaku jadi pusing?
Sekarang benar-benar pusing. Pandanganku kabur, bahkan sekarang gelap.
Tubuhku semakin merosot ke bawah.
"Kir," samar aku mendengar suara Cedric, lalu...
BRUAK!
Aku menabrak tubuh Cedric. Cedric dengan tangkas menahan tubuhku agar tidak jatuh ke tanah.
"Aduh, maaf.... aku sangat pusing," ucapku lemah.
"Kau pucat. Akan kubawa ke UKS."
"Iya, tapi...,"
------
Chapter ini pendek soalnya mau author sisipin ilustrasi ...Makasih banyak buat yang sudah mau vote dan comment.
363/365
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boy [TAMAT]
Teen FictionKiara hanya ingin membuktikan pada semua orang dan dirinya sendiri, kalau Cedric juga punya hati. Cover by: _Ragdoll_ Chapter terakhir diprivate. Ikuti untuk membaca.