"Tante, di mana Cedric?" Tanyaku dengan Ibu Cedric yang sedang menyirami tanaman dengan selang.
Biasanya dia sudah menunggu mobilku di depan rumahnya untuk berangkat sekolah denganku. Tapi kali ini dia tidak ada.
"Ah, tadi pagi pagi Cedric sudah berangkat ke sekolah. Tante juga bingung kenapa dia tidak bersamamu," sahut Ibu Cedric.
"Oh, baik tante. Kalau begitu aku berangkat dulu, ya," pamitku.
"Iya, hati hati di jalan Kiara."
Berangkat lebih dulu? Apa yang mau dilakukan anak itu? Ah, bodoh. Dia memang sangat aneh. Aku seharusnya tidak perlu terkejut lagi.
Aku sampai di kelas. Cedric sudah ada di bangkunya.
"Cedric, kenapa kau berangkat lebih dulu, sih?" Tanyaku seraya meletakkan tasku di bangkuku.
"Cedric?"Tanpa menjawab ia langsung pergi keluar kelas.
Kenapa hari ini dia aneh?
Ah, sudahlah. Setiap hari dia memang selalu aneh.Tepat sebelum guru masuk, Cedric kembali ke kelas. Lalu pelajaran berjalan seperti biasanya.
Pada pelajaran setelah istirahat pertama, Bu Yin pun masuk. Ia meminta kami untuk membentuk kelompok.
"Cedric, kau sekelompok dengank-"
Belum selesai aku berbicara, Cedric langsung pergi. Ia langsung menawarkan diri di kelompok Gaby, Allica dan Clarisa.
Aku tertegun. Sumpah, hari ini dia aneh sekali. Bukan hanya aku, jelas ketiga orang yang berada di kelompoknya kaget bukan main tiba tiba Cedric ingin bergaul dengan mereka.
"Ah, ada Cedric. Kau, kan, pintar. Baiklah, aku akan menulis namamu," sambut Gaby.
Clarisa tersenyum sumringah.
"Kau tidak bersama Kiara?" tanya Allica.
Memperhatikan dari kejauhan, aku melihat Cedric menggeleng lemah.
Kenapa? Kenapa dia tidak mau sekelompok denganku!? Apa yang salah??
"Kiara," Ryan menepuk pundakku. Aku menoleh.
"Kau belum dapat kelompok, kan? Ayo denganku saja," tawarnya. Aku pun mengiyakan.
Lonceng istirahat kedua berbunyi. Aku merasa lapar. Ah, aku juga tidak membawa bekal.
"Cedric, ayo ke kantin," ajakku.
Cedric sama sekali tidak menggubris kehadiranku. Menoleh pun tidak. Ia segera bangkit dari bangkunya dan menghampiri Bu Yin yang sedang membereskan barang bawaan.
"Biar saya bawakan bukunya, Bu," tawar Cedric.
HAH!? Apa apaan dia!? Ingin mencoba menjadi anak teladan!? Yang benar saja!!
"Oh, iya. Tolong, ya, Cedric," sahut Bu Yin menugaskan Cedric untuk membawa setumpuk buku.
Cedric pun mengekor Bu Yin, melenggang keluar kelas.
Cedric menghindariku.
Jelas dia menghindar dariku.
Tapi malah tambah akrab dengan Clarisa, UGHHH SEBAL!!
Sisa jam pelajaran hari itu aku lewati tanpa bertukar sepatah kata pun dengan Cedric. Jika aku ajak bicara pun, dia selalu memiliki alasan untuk menghindar.
Kenapa, ya?
Ah! Apa karena... kejadian kemarin, ya? Aku menyuruhnya untuk tidak berbicara lagi denganku. Sebaliknya, aku menyuruhnya untuk bermain dengan Clarisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boy [TAMAT]
Teen FictionKiara hanya ingin membuktikan pada semua orang dan dirinya sendiri, kalau Cedric juga punya hati. Cover by: _Ragdoll_ Chapter terakhir diprivate. Ikuti untuk membaca.