Epilog tanpa prolog.
--
Aku kembali ke kota kecil ini.
Di mana aku menghabiskan masa kecil dan masa remajaku.Aku berjalan melalui jalan setapak yang rasanya begitu familiar. Rumahku yang dulu terbakar, tanahnya telah dijual dan kini sebuah apartemen menjulang berdiri di sana.
Sudah delapan tahun sejak aku meninggalkan kota ini. Setelah menyelesaikan pendidikan fashion, kini aku sudah punya label pakaian sendiri sebagai desainer.
Tujuanku ke sini adalah untuk pekerjaan, pastinya. Aku diminta mendesain pakaian untuk seorang penulis muda yang baru saja naik daun. Pakaian untuknya jumpa fans atau apalah itu namanya.
Sebagai partner sekerja, aku pun turut mendapatkan satu eksemplar buku karya penulis ini. Judulnya unik. Hanya satu huruf.
K.
Lucu, pikirku. Inisialku.
Aku tidak mengetahui nama asli penulis yang pakaiannya akan kudesain ini. Hanya nama penanya yang begitu terkenal.
Mr. Me Dee."Me dee?" aku seperti familiar dengan nama tersebut. Tapi... apa, ya?
Aku akhirnya sampai di studio tempat penulis tersebut tinggal. Aku pun menelepon asistennya untuk mengonfirmasi.
"Masuk saja, studio nomor 317. Tidak dikunci. Tunggu saja di situ. Kami ada urusan sebentar, kami segera datang."
Begitu ucap suara di seberang.Aku pun masuk ke dalam. Memang benar tidak dikunci. Lebih tepatnya, kunci password di pintu itu telah dimatikan.
"Ah! Maaf tidak mengetuk, aku kira tidak ada orang," ucapku, menemukan seorang pria di dalam studio itu.
Orang itu sama terkejutnya denganku. Jangan jangan dia itu Mr. Me Dee? Aku tidak boleh membuat klienku tidak nyaman.
"Anda, Mr. Me Dee, ya? Tadi saya sudah menelepon asisten Anda. Perkenalkan, saya Kiara Frederica. Pemilik label pakaian Kiara's Kit. Hari ini saya akan mem-fitting pakaian Anda untuk jumpa fans. Senang bekerja sama dengan Anda," ucapku berusaha ramah sambil menjulurkan tangan.Mengajak bersalaman.
Pria tadi nampak tertegun untuk sesaat.
Namun kemudian ia menyambut uluran tanganku.
"Ah iya, saya Me Dee, penulis itu," ucapnya.Hmmm, tapi rasanya ada sesuatu yang aneh? Benarkah orang ini Me Dee?
Aku menepis perasaan burukku dan segera membongkar isi tas kerjaku. Pita ukur dan buku catatan telah siap.
"Baiklah kalau begitu, kita mulai ukur ya," ucapku.
Tiba-tiba Mr. Me Dee langsung membuka atasannya.
Aku terkejut. "Ah, tidak perlu membuka baju kok," ucapku canggung.
Alih-alih memakai pakaiannya kembali, ia malah berkata. "Tak apa, agar ukurannya bisa lebih pas, kan?" katanya kemudian tersenyum aneh.
Perasaanku tidak enak. Tapi dia ini klienku, aku harus tetap profesional. Aku pun mulai mengukurnya.
Selama aku mengukur, aku memergoki ia memandangiku dengan pandangan yang membuatku tak nyaman.
"Apa ada masalah?" tanyaku.
"Kau cantik...," ucapnya. Nafasnya bau rokok dan alkohol.
"Maaf?"
Tiba tiba ia menyentuh pundakku dan mendekatkan tubuhnya padaku.
"Maaf? Pak!?"
Apa ini? Apa ia bermaksud melecehkanku?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boy [TAMAT]
Teen FictionKiara hanya ingin membuktikan pada semua orang dan dirinya sendiri, kalau Cedric juga punya hati. Cover by: _Ragdoll_ Chapter terakhir diprivate. Ikuti untuk membaca.