Memangnya Kenapa?(2)

26.4K 1.5K 18
                                    

"Iya, tapi jangan membawaku seperti ini," kataku, pasrah Cedric mengangkatku dengan posisi yang aneh.

"Masa bodoh."

Kamipun sampai di UKS yang tak terlalu jauh dari tempat kami tadi. Untung saja, jadi tidak ada yang melihat. Kalau sampai ada yang melihat aku pasti sudah pingsan karena malu.

BRUAK!

Cedric melemparku ke kasur UKS. Benar-benar gila si sialan itu.

"Ah, itu temannya kenapa?" Tanya penjaga UKS.

Cedric dengan cueknya hanya mengangkat bahu.

"Hmm, aku lupa makan siang, bu," jawabku.

"Ya ampun!" Seru penjaga UKS yang berpakaian layaknya perawat. Mungkin memang perawat. Ia membuka suatu lemari. Alih-alih memberiku obat, ia malah menyodorkan sebungkus roti kismis dan sekotak susu.

"Ini, dimakan. Sepertinya kau hanya kekurangan energi saja," kata perawat itu, lalu aku mengambil apa yang diberikannya.

"Terimakasih."

Cedric beringsut duduk di bangku di samping kasurku.

"Kau ini tolol atau bagaimana, sih? Kenapa makan siang saja sampai lupa?" Omelnya.

"Huh!" Dengusku, disela-sela menguyah roti. "Ini gara-gara kau!"

"Aku? Kenapa?"

"Habisnya kau tadi... tidak mengajakku ke kantin," ucapku. "Kau cuma mau pergi dengan Clarisa...." aku meminum susu kotakku.

"Lalu?" Sahut Cedric, "Memangnya kenapa?"











"Uhuk!" Entah kenapa perkataan Cedric barusan menusukku secara internal, sampai-sampai aku tersedak.

Memangnya kenapa?

Benar. Memangnya kenapa? Kalau Cedric ingin pergi dengan Clarisa, biarkan saja. Apa urusannya denganku?

Kenapa aku harus peduli?
Kenapa aku begitu peduli?

"Ah... itu, bukan apa-apa, cuma...," aku terbata.

"Baguslah kalau tidak apa-apa," potong Cedric cepat.

Aku terdiam. Ah, benar... tidak apa-apa, kan?
Kenapa harus memikirkannya?

Segera setelah susu dan rotinya habis kumakan, aku merasa lebih baik. Aku pun pulang.

Cedric kembali ikut ke mobilku. Ya, karena kunci rumahnya masih belum ditemukan.

Namun kali ini aku duduk di jok depan dan Cedric di belakang. Selama perjalanan hanya keheningan yang canggung yang tercipta.

Aku masih terus berpikir, kenapa kejadian tadi siang mengganggu pikiranku? Mendengar penuturan Cedric tadi pun, rasanya aku seperti ditolak. Aku seperti tidak diinginkan oleh orang yang kuinginkan.

Rasanya...
Aku seperti ditolak oleh Cedric.

Padahal aku tidak melakukan apapun.

Kenapa aku merasa sedih? Kenapa itu menggaguku? Aku tidak mengerti dengan semua ini...

Kami sampai di rumahku.
Aku langsung naik ke kamar dan menguncinya. Aku tertidur sampai sore.


Jam berbentuk bintang yang menghiasi meja belajarku menunujukkan pukul lima.
Aku meregangkan tubuh dan samar melihat cahaya matahari oranye dari balik jendela.

Pulas sekali aku tertidur. Pasti efek kurang makan tadi siang. Dan sekarang pun, aku juga lapar. Aku memutuskan untuk mandi. Setelah itu aku turun ke dapur.

Psycho Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang