(Terjadi sebelum orangtua Cedric menyadari kalau Cedric adalah anak kandungnya) pict by Drakflawless
Disini, aku akan mengungkapkan semua yang kalian pertanyakan.
***
Aku pasti... akan kembali ke masa masa kelam itu lagi.Kau tidak diinginkan.
DASAR ANAK DARI TEMPAT SAMPAH!!!!
Semuanya terngiang di telingaku. Aku menutup telingaku, gusar. Hanya terdiam ketika Ibu memasuki ambulans mengantar Kiara menuju rumah sakit terdekat.
PLAKKK!!!!!
Ayah menampar wajahku. Sakit sekali. Tapi aku tahu aku memang pantas mendapatkannya.
Alih alih meneriakiku, Ayah hanya memegang pundakku dan berbisik sedih.
"Ini semua sudah keterlaluan, Cedric."
Dengan inisiatif sendiri, aku kembali masuk ke rumah.
Ayah, meraih ponsel dari sakunya.
"Halo? Dengan Happy Mental Asylum?"Aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan diriku. Aku membiarkan air pancuran meluruhkan darah di sekujur tubuhku. Luka lukaku terasa perih.
"Akh, sakit," ucapku refleks memegangi mataku yang kemasukan beling.
Seandainya ada Kiara....
Dia pasti..
Dia pasti sudah mengobatiku.
Tapi sekarang dia sudah lenyap. Akh, sialan!!!
Jantungku semakin sakit.
"Ayah. Aku sudah siap. Ayah ingin membawaku ke rumah sakit jiwa, kan?" Tanyaku setelah berpakaian rapi. Mungkin ini akan menjadi kali terakhir aku berbicara dengan Ayah. Setelah meletakkanku di rumah sakit jiwa, mereka pasti akan meninggalkanku.
Dan aku akan sendirian lagi.
Ayah tidak menjawab, ia pergi ke garasi lalu menyalakan mesin mobil.
Aku mengikutinya memasuki mobil dan kami pun berangkat. Di perjalanan hanya keheningan canggung yang terjadi. Ayah pasti terlalu kecewa dan marah untuk sekedar berbicara padaku.
Aku lagi-lagi menghancurkan semuanya.
Kami akhirnya sampai. Happy Mental Asylum. Ayah benar-benar membawaku ke rumah sakit jiwa.
Setelah menyelesaikan administrasi, mereka menyuruhku masuk ke sebuah ruangan. Hanya aku sendiri, tanpa Ayah. Ayah hanya memandangiku sebelum para petugas menutup pintu.
"Namamu Cedric, ya?" Sapa seorang wanita yang berpakaian serba putih bersih.
Aku hanya mengangguk.
"Silakan duduk di sini. Kita akan mengobati luka-lukamu itu dulu," ucapnya.
"Akan aku obati setelah aku selesai mengobatimu."
Benar. Kiara. Jika sekarang ada Kiara, dia pasti sedang mengobatiku.
"Rileks saja," ucap orang yang mengobatiku. "Mungkin ini akan sedikit perih."
Ia menyibak poniku dan menyenteri mataku yang dimasuki beling. Memang perih.
Aku mengerang kesakitan.
"Santai," ucap dokter itu.
Setelah beberapa detik yang terasa sangat lama bagiku, dokter itu meletakkan pinsetnya di papan seng yang sudah ternoda darah dari mataku.
"Ckckck, belingnya masuk tiga keping," ucapnya.
Aku hanya terus-terusan meringis menahan rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boy [TAMAT]
Teen FictionKiara hanya ingin membuktikan pada semua orang dan dirinya sendiri, kalau Cedric juga punya hati. Cover by: _Ragdoll_ Chapter terakhir diprivate. Ikuti untuk membaca.