Seorang pria kekar lengkap dengan topeng ski yang menutupi wajah misteriusnya, dengan sigap meletakkan sebuah keranjang bayi di dekat tempat sampah.
Bayi itu ia temukan di dalam mobil yang berhasil dirampoknya.
Sirene mobil polisi berdengung. Sang pria kaget dan langsung pergi meninggalkan TKP, meninggalkan keranjang berisi bayi mungil tampan yang baru berusia empat bulan.
Si pria kabur tapi kalah cepat dengan mobil polisi. Si pria ditangkap dan siap dijebloskan di penjara.
Tapi polisi itu tidak ada yang tahu seorang bayi telah ditinggalkan sendirian di hari yang dingin itu.
***
Petang hari.Seorang wanita menangis di kantor polisi. Ia mengaku telah dirampok. Mobilnya dibajak, pengasuh bayi yang bekerja untuknya dilukai, hingga bayinya yang ternyata masih di mobil itu, entah dibawa kemana oleh sang perampok.
"Sore itu aku meninggalkan pengasih dan bayiku sebentar di dalam mobil, mobil masih menyala, hiks," isaknya, "kemudian ada orang yang tak dikenal menyerang mobilku. Pengasuh dilempar keluar mobil, lalu mobil itu langsung melaju... dan anakku...," ia tidak bisa melanjutkan kata katanya. Ia menangis.
Polisi berusaha menenangkannya. Untung ada kabar baik bahwa si perampok telah ditangkap. Ia dibawa ke hadapan si wanita yang menjadi korbannya.
"MANA BAYIKU!?" Teriak si wanita, langsung menyerang si pria yang merampoknya beberapa jam yang lalu.
Ia tidak peduli dengan mobilnya, ia tidak peduli dengan hartanya. Yang ia inginkan hanya bayinya kembali ke pelukannya.
Para polisi menenangkannya.
Si pria menjelaskan semuanya.
Namun sudah terlambat, hari sudah larut malam ketika mereka sampai di tempat kejadian.
Bayi itu tidak ada di sana. Dia tidak pernah ditemukan.
***
Hati nurani seorang Ibu bertubuh gempal tergerak ketika ia mendengar suara tangisan bayi.
Sayup sayup terdengar dari dekat kontainer sampah besar.
Dan benar saja perkiraannya, seorang bayi mungil menangis kedinginan di dalam sebuah keranjang. Di petang yang sepi itu, tanpa saksi seorang pun, ia mengambil bayi itu dan membawanya pulang.
Pulang ke rumahnya. Jauh dari kota itu.
Rumah si wanita gempal bukanlah hanya rumah bagi dirinya. Tapi bagi dua puluh anak anak usia 3-12 tahun, yang ditinggalkan.
Diabaikan.
Tidak punya orang tua.Dan sekarang bertambah satu lagi dengan bayi yang ia bawa. Bayi itu sudah tertidur lelap ketika ia memberinya sebotol susu di perjalanan yang membutuhkan 10 jam dari kota tempat ia menemukan si bayi.
"Asik, Bunda Ayya bawa adik baru," sorak salah seorang anak asuh.
"Siapa namanya, Bunda?" Tanya seorang lagi, yang ikut mengerumuni Ibu Asuh mereka.
Bunda Ayya menaruh telunjuknya di depan bibir, isyarat agar semuanya lebih tenang. Si bayi bisa bangun jika mereka terlalu ribut.
Bunda Ayya merengkuh si bayi dengan tubuh gempalnya, memberikan kehangatan penuh pada si bayi yang bahkan belum ia beri nama.
Si bayi menggeliat dan sesuatu muncul dari dalam buntelan kain gendongannya. Sebuah gelang ukuran dewasa, dengan sebuah nama terukir di gelang berbahan kulit itu.
"Cedric," ucapnya. "Namanya Cedric. Cedric Loune."
Bunda Ayya meletakkan si bayi ke salah satu tempat tidur bayi yang kosong. Lalu ia pergi memasak makan siang untuk anak-anak yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boy [TAMAT]
Teen FictionKiara hanya ingin membuktikan pada semua orang dan dirinya sendiri, kalau Cedric juga punya hati. Cover by: _Ragdoll_ Chapter terakhir diprivate. Ikuti untuk membaca.