❌THE END❌[Thriller Version]

24.5K 1K 146
                                    

Eksekusi dimulai.

-->WARNING!<---
GORE ALERT!
Mengandung unsur sadisme dan gore bagi yang belum 13+ dan tidak kuat jangan baca!!~ Makasih.

100% Full unsur sadisme. Jangan ditiru. Hanya fiktif belaka. Mohon kebijaksanaan pembaca.

! ! !
-!
-!
-!
-!
-!
-!

!!!!

Aku mengambil pisau dan dengan perlahan menyayat pipi mulus Kiara...

Kiara berteriak tapi dengan sigap aku menarik lidahnya dan memotongnya sampai putus. Darah segar muncrat kemana kemana mana dan aku membiarkannya membasuh mukaku.

Sekarang Kiara tidak bisa berbicara apalagi berteriak. Tidak akan ada yang mendengar kami.

Ini akan bertambah seru.

Kiara tak lagi bergerak atau bersuara. Ia hanya memandangku dengan tatapan kosong. Tidak, dia tidak mati. Belum.

Dia tidak akan mati sebelum aku mencapai klimaks di permainan ini.

Aku mengeliling tubuh indah Kiara.

Bagian mana lagi yang harus kulukai?

Lalu aku menyadari bola mata Kiara mengikuti arah pergerakanku. Penuh amarah dan dendam.
Kekecewaan. Rasa sakit.

Dia bahkan masih berani menatapku?! Lancang sekali dia!?

Aku meraih garpu dan menusukkannya ke mata Kiara. Rahang Kiara menganga terbuka lebar, berusaha teriak tapi kau tahu dia tidak punya lidah lagi. Seluruh tubuhnya bergetar hebat merasakan rasa sakit.

Aku terkekeh keasyikan. Kutusukkan garpu itu berulang ulang sampai bola matanya hancur.

Kiara bergetar hebat, suara suara tidak jelas keluar dari mulutnya yang tanpa lidah, seperti suara monster.

Aku terkekeh lagi ketika darah indah Kiara mencipratiku, kini selain suka dengan warnanya aku juga suka dengan aromanya.

Kuambil bola mata yang sudah tak berbentuk itu dari relungnya, sarafnya kucabut bagai benang saja.

Kuhancurkan bola mata itu dengan tanganku sendiri, membentuk pasta. Lalu aku mengoleskannya di wajah cantik Kiara.

"Masker," bisikku.

Wajah tanpa satu mata Kiara syok, terkejut tapi ia tidak bisa melawan.

Sesaat kemudian ia mual mual. Hampir muntah.

Suara serak kembali muncul dari Kiara. Tak jelas.

"Hphaska... ak..u...," lalu air mata meluncur turun ke pipi Kiara.

"Bicara apa sih!?" Teriakku, menampar Kiara.

Apa aku menamparnya terlalu kencang? Karena setelah itu Kiara pingsan.

"Bangunn!!!" Aku mengguncang guncangkan badannya.

Aku menyiram air dingin ke tubuhnya.

Pakaian yang dipakainya jadi tembus pandang. Benar benar pemandangan yang indah...

Kiara lalu sadar dengan nafas terhengap, lemas.

"Jangan mati dulu," ucapku. "Aku belum puas."

Kulihat Kiara mengehela nafas berat, tampaknya ia sudah pasrah dengan semua ini.

JREGG!!!
Kutarik segenggam rambut Kiara hingga lepas dari kulit kepalanya.

Wajah Kiara tentu saja terlihat kesakitan, tapi aku suka darah itu keluar lagi dari pori pori kepalanya.

"Aku suka sekali rambutmu, Kiara. Indah. Aku selalu ingin menyentuhnya."

Kiara tak bergeming, ia berkomat kamit. Mungkin mengucap doa.

"Percuma saja," cibirku.

Aku menggengam tangan Kiara yang tergantung. Lalu memukulnya hingga tulang tulangnya dislokasi.

"Hei sepertinya ruangan ini dingin, ya? Kurasa aku membutuhkan sesuatu yang hangat," kataku. Lalu meraih lighter dari sakuku.

"HKKKHHH!!! HHHHKKH!!!" teriak Kiara tidak jelas, ketika aku menyalakan lighter di ujung pakaiannya.

Apinya membesar dan langsung membakar seluruh pakaiannya, beserta kulitnya.

"HKKHHHHH!!!! KKKHHH!!!" teriak Kiara.

Aku menyiramkan air dingin kembali hingga seluruh apinya mati. Luka bakar di tubuh Kiara, menyatu dengan kain yang meleleh, terlihat mengkilap dan berdenyut ketika disiram air.

"Jangan dibakar, aku tidak suka bau gosong."

DUAK DUAK DUAK!!

Aku memukul perut Kiara hingga ia mengeluarkan darah dari mulutnya.

Aku mengambil pisau yang lebih besar.

Sepertinya aku harus mengakhiri permainan ini dengan sesuatu yang spektakuler. Air mancur!


Aku menyayat leher Kiara, tepat membuat pembuluhnya putus.

Darah segar langsung mengucur dari sana, seperti air mancur.

Bagus sekali. Indah.

"HKKH...," desah Kiara, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Oh, indahnya...

Aku melepaskan ikatan di tangan Kiara, lalu membaringkannya di lantai yang penuh darah.

Ah! Aku lupa satu hal.

Aku mengambil pisau dan membelah dada Kiara. Jantungnya sudah berhenti berdetak tapi masih segar. Aku mengambilnya dan meletakkannya di dadaku.

Nah, sekarang jantung hati kami telah menjadi satu, seperti yang kalian inginkan.

Lalu, aku ikut berbaring di sebelahnya.

Menikmati pemandangan yang dipenuhi warna merah sembari mendengarkan sirene polisi yang semakin nyaring.

TAMAT.

BELUM KOK. BELUM TAMAT.
--------
BELUM!!! BELUM KOK INI SAMA SEKALI BUKAN LANJUTAN CHAPTER KEMAREN APALAGI ENDING😂😂😂

Jadi begini, ceritanya author sedang terkena "author block" (kena author block tapi bisa bikin ginian). Karena kesal author pun menulis ini. Lalu apa ini?
-Bukan ending Psycho Boy
-Bukan lanjutan chapter kemarin
-Ending untuk mereka yang mengharapkan lebih banyak adegan Thriller di cerita ini
-Semacam cerita lepas gitu deh

Karna semakin kesini kayanya adegan thrill nya akan makin berkurang (kecuali di #fillers, mungkin), sori yaa...
Jadi ini dibuat karena : pertama iseng aja, kedua, untuk memuaskan hasrat pembaca (dan author juga mungkin) yang mengharapkan genrenya lebih thriller.

Maaf kalian lama nunggu episode selanjutnya, ya itu tadi. Author Block.

Bonusnya nih... SPOILER episod depan
-Kiara nggak mati, kok
-akan ada hal yang menyenangkan para OTAKU
- ada fanservice bagi Kiara x Cedric shippers...

SEE YOU!😂

Psycho Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang