"Clarisa tidak mengajakku," ucapku.
Wajah Cedric bingung. "Dia mengirimiku SMS," ia menunjukkan layar ponselnya.
Memang ada SMS dari Clarisa di sana.
Aku menggeleng lemah. "Dia tidak mengajakku, Cedric. Dia hanya ingin pergi denganmu," aku menghela nafas. Kenapa dadaku sakit?
"Kalau begitu selamat bersenang senang," aku menutup pintu."Kir!" Seru Cedric.
Aku kembali membuka pintu. "Apa lagi?" Tanyaku sebal. "Cepat pergi sana dengan Clarisa!"
"Aku tidak mungkin pergi berdua saja dengan Clarisa, kan?" Wajahnya bingung.
"Ayo ikut denganku.""Tidak."
"Kalau begitu aku akan SMS Clarisa membatalkan acaranya," Cedric membuka ponselnya.
Kalau Cedric membatalkannya, Clarisa pasti sedih. Aku tahu pasti perasaan seorang perempuan.
Huh, apa Cedric ini memang tidak pernah peka!?"Jangan, Cedric!" Larangku.
"Baiklah. Aku ikut."Aku kembali ke kamar untuk bersiap siap. Aku kalut.
Apa ini pilihan yang tepat? Jangan jangan aku cuma mengganggu mereka berdua?
Tapi kalau aku tidak ikut, Cedric akan membatalkan acara mereka dan Clarisa pasti sedih.
Aku tidak bisa membiarkan Clarisa sedih. Dia adalah satu satunya orang yang sering bicara denganku di kelas. Sebelum Cedric muncul, tentunya.Aku menuruni tangga ketika sudah selesai berpakaian. Cedric sudah menunggu di ruang tamu, dipersilakan masuk oleh Mama tentunya.
Gila... kalau seperti ini kencan betulan namanya! Aku salah tingkah."Whoa, kau mau ke mana? Kita cuma nonton, bukannya ke pesta," komentar Cedric.
Aku melihat diriku sendiri. Kenapa aku mengenakan ini!!???
Tanpa sadar aku memakaikan diriku sendiri mini dress warna pink yang sangat feminin dan aku juga mengenakan sebuah pita di rambutku.Ini bukan kencan, Kiara.
Aku tahu, aku tahu. Tapi masa bodohlah.
"Sudah, diam saja," ucapku pada Cedric sambil menahan malu.
Setelah berpamitan dengan Mama, aku pun mengikuti Cedric keluar.
Kami berdua diantar oleh Ayah Cedric, karena kebetulan beliau akan ke kantor, jadi sekalian saja mengantar kami.
Kami pun tiba di Mall yang dimaksud. Namun kami tidak menemukan Clarisa.
"Mana Clarisa?" Gumam Cedric.
Aku mengangkat bahu. Kalau Clarisa datang, aku sudah siap menjadi obat nyamuk. Tapi juga kalau Clarisa tidak datang... berarti aku hanya berdua dengan Cedric?
Aku tersipu malu. Lalu tersadar.
HAH. TIDAK. Tidak Kiara, kau ke sini karena memang Cedric yang memaksamu. Bukan karena kau ingin bersamanya.
Kan?
"DUAR!!" seseorang mengejutkan Cedric dari belakang. Tapi dia tidak terkejut sama sekali.
Berubah ekspresi dari wajah datarnya saja tidak."Sudah menunggu lama?" Tanya orang itu, Clarisa.
Aku mengumpulkan keberanian untuk menyapanya. Berusaha terlihat wajar.
"Hai, Clar. Bagaimana lomba tarimu tadi?"
Clarisa tertegun. "Eh, ada Kiara juga? Lombanya belum diumumkan,"
"Ah, iya maaf. Cedric tadi memaksaku ikut," jelasku.
"Aku tidak memaksamu. Kau memang mau ikut," timpal Cedric.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Boy [TAMAT]
Ficção AdolescenteKiara hanya ingin membuktikan pada semua orang dan dirinya sendiri, kalau Cedric juga punya hati. Cover by: _Ragdoll_ Chapter terakhir diprivate. Ikuti untuk membaca.