FILLERS #3

22K 1K 10
                                    

Mata kecil Cedric terbuka, tak bisa tidur. Hari itu dia senang sekali.

Ia merogoh kantung piyama usangnya. Masih ada, pikirnya.

Ia memandanginya di cahaya remang kamar panti asuhan.

Ia tidak peduli kalau semua anak panti asuhan membencinya, mengucilkannya setiap hari. Toh masih ada Bunda Ayya yang selalu menyayanginya.

Setiap medali olimpiade dan lomba yang Cedric dapatkan selalu ia persembahkan kepada Bunda Ayya. Bunda Ayya selalu bangga kepadanya.

Tapi anak-anak panti asuhan yang lain merasa kalau Bunda Ayya pilih kasih. Mereka tidak senang Bunda Ayya bangga kepada Cedric.

Makanya Cedric selalu dikucilkan oleh anak-anak lainnya. Mereka tidak mau bermain dengannya.

Tapi Cedric tidak peduli, ia hanya ingin melihat senyuman Bunda Ayya.

Cedric mengambil benda yang dari tadi dipeganginya. Medali emas olimpiade Matematika. Cedric akan pergi mewakili daerahnya bulan depan ke tingkat nasional.

Cedric tidak sabar ingin memberitahukan kabar baik tersebut kepada Bunda Ayya. Ia ingin bilang besok, rencananya. Tetapi ia sudah tidak sabar, ia ingin melihat Bunda tersenyum sumringah sambil mengusap kepalanya.

Akhir-akhir ini, Bunda jarang tersenyum.

Semenjak Bunda menikah dengan Om Sartono, wajahnya selalu sendu.

Om Sartono suka minum, begitu kata Bunda Ayya. Tapi Cedric kecil bingung, apa salahnya minum? Toh setiap hari ia juga minum, minum air putih.

Akhirnya Cedric memutuskan untuk memberitahu Bunda Ayya malam itu juga. Ia tahu benar Bunda belum tidur sampai semua anak tidur.

Perlahan, kaki kecil Cedric menuruni ranjang reyot bantuan dari penyumbang bertahun tahun yang lalu. Ia menuruni tangga menuju ruang tamu.

"Bunda!" Teriak Cedric gembira, begitu melihat sosok Bunda Ayya sedang duduk di ruang tamu, memandangi pintu.

"Cedric, kenapa belum tidur?"

"Cedric dapat medali emas, Bunda!"

"Oh, Ced-"



"Riayya."

Suara berat yang Cedric kenal terdengar. Om Sartono.

Matanya merah dan jalannya sempoyongan, dari tubuhnya tercium aroma yang aneh, yang sering Cedric rasakan ketika ada Om Sartono.

Bau alkohol.

"Tono! Kenapa kamu minum lagi!?" Seru Bunda Ayya.

"HEI, DIAM!" teriak Om Sartono, lalu memukul Bunda Ayya hingga jatuh tersungkur.

Cedric terkejut.
"Jangan jahat dengan Bunda Ayya!"

"Heh, anak apa-apaan ini!? Tidur sana!!"

"Tidak mau!!! Om Sartono jahat!!!"

"Kurangajar kamu, ya!"

PLAKK!!!!! Om Sartono menampar pipi Cedric.

Wajah Cedric merah. Ia menahan tangis.

"Cedric!!!" Bunda Ayya segera menghampiri Cedric dan mendekapnya. "Kamu cepat tidur sana."

"Tidak mau! Cedric mau dengan Bunda!"

"Cedric!" Bentak Bunda Ayya. Cedric terkejut. Sebelumnya Bunda tidak pernah membentaknya. Ini pasti karena Om Sartono. Cedric benci Om Sartono!

Cedric bangkit dan memukul-mukul paha Om Sartono.
"Jahat! Om jahat!" Teriaknya.

Sartono menendangnya. Cedric jatuh ke lantai.

"Cukup Tono!" Teriak Bunda Ayya.

"Kau perempuan bodoh, kau mau habiskan sisa hidupmu dengan anak-anak nakal ini! Aku sudah tidak tahan!!!" Amuk Om Sartono.

Ia mendorong Bunda Ayya hingga lagi lagi jatuh tersungkur.

Cedric tak bisa menahan amarahnya lagi. Ia menyerang Om Sartono dan menggigit tangannya.

Sartono mengerang, ia menyingkirkan Cedric.

"ANAK SIALAN!!!" ia mengambil vas bunga lalu memecahkan ujungnya. Ujungnya kini sangat tajam dan dapat melukai siapapun yang menyentuhnya.

"KAU HARUS KUMATIKAN!" teriak Sartono. Cedric gemetar. Kakinya mati rasa karena terjatuh.

Om Sartono terus mendekatkan vas tajam itu ke arah Cedric. Cedric menangis. Digenggamnya medalinya erat-erat.

Om Sartono siap memukulkan vas pecah itu ke kepala Cedric.

"SARTONO!" Bunda Ayya tiba tiba menghalaunya, sehingga kepalanyalah yang terpukul.

Darah mengucur keluar. Bunda Ayya tersungkur.

***

Pemakaman Bunda Ayya dilaksanakan. Cedric menguburkan medali emasnya bersama Bunda Ayya.

Bunda sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi akhirnya meninggal di rumah sakit.

Dinyatakan meninggal karena kecelakaan.

Om Sartono yang gila itu dibebaskan, dan kembali mengelola panti asuhan dengan kejam.

Seiring perginya Bunda Ayya, batalnya Cedric ke tingkat nasional, dan semakin bencinya anak-anak panti dengannya.
Yang dituduh sebagai penyebab meninggalnya Bunda Ayya.
Om Sartono yang semakin membencinya.

Cedric kecil merasa hidupnya telah hancur.
Matanya tidak lagi memancarkan sinar, kasih sayang telah direngut darinya.
Ia tumbuh tanpa hati.

***

Sesaat setelah Cedric keluar dari panti asuhan, panti itu ditutup.

Om Sartono dipenjara atas kasus kekerasan dan penelantaran anak-anak panti, termasuk Cedric.

Ia membuat trauma mendalam bagi semua anak. Apalagi Cedric.



Dan begitulah, Cedric telah tumbuh di tengah dunia yang dingin dan tidak berperasaan.

****

Mana vote dan comment kalian wkwkwk😂💞💞💞

Psycho Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang