Hanya satu harapan yang (Namakamu) inginkan, yaitu Iqbaal bisa Mengakuinya hanya itulah yang harapan (Namakamu), tidak lebih.Angin malam berhembus mengisi suhu udara yang terasa dingin. (Namakamu) mulai menghela napasnya sebelum akhirnya beranjak menuju jendela kamar yang sempat dibiarkan terbuka. Kedua bola mata (Namakamu) menatap damai langit malam yang terkesan sepi tanpa kehadiran sang Bintang yang mungkin tengah bersembunyi menikmati hari istirahatnya malam ini. Senyuman itu terukir tipis hingga perlahan (Namakamu) mulai memberikan sentuhan lembut pada perut datarnya, jemarinya membelainya dengan penuh kelembutan memanjakan jabang bayi yang bersemayam nyaman didalam rahimnya.
Jendela akhirnya tertutup rapat bersamaan dengan gorden yang mulai (Namakamu) sibakan. Malam ini, sudah waktunya (Namakamu) beristirahat karna besok (Namakamu) harus menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan Iqbaal.
Lampu nakas akhirnya mulai padam bersamaan dengan (Namakamu) yang sudah mendapatkan posisi nyaman ditempat tidurnya. Perlahan kedua mata indahnya mulai terpejam mengantarkan alunan mimpi yang akan menghantarkan kenyamanan dalam tidur nyenyaknya.
"Selamat malam baby."
Bibir itu berbisik untuk jabang bayinya yang tentu akan telelap bersama dengannya. (Namakamu) akhirnya benar-benar terhenyak dalam kantuk yang mulai mengusai.
******
Sore tergantihkan oleh malam, hingga malam tergantikan oleh pagi. Bulan dan bintang mulai bersembunyi, membiarkan Matahari yang menggantikan kegiatannya. Mentari bersinar dengan indah menghantarkan kehangatan pada pagi hari yang berwarna. Dengan diiringi kicauan burung serta gemerisik dedaunan membuat suasana semakin terasa hangat, mengusir udara beku yang terasa. Hari ini, adalah awal dari hari yang baru dimana semua orang harus segera bangun dari istirahat panjang mereka dimalam hari.Iqbaal tidak hentinya meruntuki kebodohan sang Kakak yang ternyata sudah datang dari LA tanpa memberitahunya lebih dulu. Iqbaal baru saja bangun dari tidurnya dan terdapati polos tanpa pakaian atasan, Iqbaal bahkan masih merasakan bau alkohol yang begitu menyengat saat ia menghirup nafasnya sendiri. Dengan tubuh yang masih meminta beristirahat, Iqbaal akhirnya beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi yang telah siap mengguyur tubuhnya. Saat ini, Iqbaal tengah bertelanjang dada, hanya ada celana boxer hitam yang menutupi bagian intimnya.
Memiliki seorang saudara Perempuan sangat merepotkan untuk Iqbaal yang kebetulah terlahir harus menjadi seorang adik. Salshabilla Adriani, itulah nama saudara perempuan Iqbaal yang menetap hampir dua tahun di Amerika. Salsha, sudah menikah. Namun, ia juga masih melanjutkan kuliahnya disana.
Hari ini, Iqbaal sudah memutuskan untuk tidak bekerja karna Iqbaal tahu jika ia bekerja maka Salsha akan mengamuk dan memarahinya tanpa ampun. Iqbaal sudah bisa membayangkan jika Salsha pasti akan semakin berisik saat sedang Mengandung seperti ini, Iqbaal tidak bisa menbayangkan jika sebentar lagi ia akan menjadi seorang Paman.
Lain dari Paman, Iqbaal juga akan menjadi seorang ayah. Namun, entahlah Iqbaal masih tidak ingin mengakuinya.
**
Salsha tidak berhenti tertawa saat melihat tingkah lucu yang dibuat oleh dua pembantunya, beginilah Salsha menghabiskan waktu luangnya. Bercanda ria dengan kedua pembatunya yang kebetulan memang sangat mampu membuatnya terhibur, perlu diingat jika sejak Salsha kecil, Salsha memang lebih dekat dengan beberapa pengasuhnya karna memang kedua orang tuanya yang terlalu sibuk. Hingga sekarang, Salsha tidak pernah memperlakukan kedua pembantunya dengan kasar layaknya majikan yang sering diperankan dalam tokoh film ataupun gambaran dalam sebuah cerita yang ada.
![](https://img.wattpad.com/cover/52590224-288-k665484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"Please Save Me"
RomantizmKehidupan kelam yang begitu menyelimuti hidupnya membuat Pria bermata hazel ini ingin segera mengakhiri hidupnya. Tanggung jawab sebagai seorang CEO sudah cukup membuatnya merasa jengah, terlebih dengan kejadian dimana ia begitu bodoh terjerumus dal...