"Please Save Me" [51] - Pengakuan

3.1K 320 28
                                        

"Jika seandainya Aldi masih hidup, siapa yang akan kau pilih di antara aku dan Aldi?"

"Apa yang kau---"

"Jawab saja (Namakamu)!"

Iqbaal meninggikan suaranya pada (Namakamu) yang langsung membuat (Namakamu) terdiam. (Namakamu) menghela napas beratnya sambil menghapus airmata yang sudah menetes membasahi kedua pipinya. (Namakamu) lalu menjawab siapa yang  akan dia pilih di antara Iqbaal dan juga Aldi. Dan pria yang (Namakamu) pilih adalah...

"Tentu saja aku akan memilih Aldi."

Jawaban (Namakamu) membuat Iqbaal tersenyum miring.

"Aku memilih Aldi karena aku yakin Aldi tidak akan pernah menyakitiku seperti kau meyakitiku dulu. Tapi aku tidak menyesal karena sekarang aku hidup bersamamu dan juga mencintaimu. Aku rela merasakan setiap rasa sakit yang kau berikan untukku. Iqbaal, percayalah bahwa sekalipun ada 1000 Aldi di dunia ini aku pasti akan tetap bersamamu meski pilihanku adalah Aldi. Aku tahu bahwa kau adalah pria yang benar-benar Tuhan siapkan untukku. Aku tidak menyesal karena aku bisa hidup bersamamu sampai detik ini."

Iqbaal tidak tahu harus merasa senang atau justru sedih mendengar apa yang (Namakamu) katakan barusan.  Apa yang (Namakamu) katakan entah mengapa sama sekali tidak menimbulkan rasa puas di hati Iqbaal. Secara garis besar (Namakamu) memang memang memilih Iqbaal, namun Iqbaa tahu jika di lubuk hati (Namakamu) hanya ada Aldi. Cinta tulus (Namakamu) hanya untuk Aldi bukan untuknya.

Jemari lentik (Namakamu) mengusap pipi Iqbaal, sedang mata indahnya menatap Iqbaal dengan tatapan yang sulit di artikan. Ada goresan kecil yang membekas di hati (Namakamu) saat Iqbaal kembali memaksanya untuk mengingat sosok Aldi yang sudah tidak ada di dunia ini lagi. Sekelumit pertanyaan tentang alasan mengapa Iqbaal membahas masalah Aldi bermunculan di pikiran (Namakamu) namun (Namakamu) memilih untuk tidak menanyakannya.

(Namakamu) mengecup bibir Iqbaal lalu memeluk Iqbaal dengan erat.  hidung mancung (Namakamu) dapat mencium betapa memabukannya aroma tubuh Iqbaal yang selalu menajadi kesukaannya.

Iqbaal masih terdiam, tangannya tidak bergerak untuk membalas pelukan (Namakamu). Saat ini Iqbaal sedang merasa bingung dan kacau. Sangat sulit untuk menjelaskan apa yang sekarang Iqbaal rasakan. Kenyataannya, meski belasan tahun sudah berlalu (Namakamu) tetap tidak akan pernah bisa melupakan Aldi.

Suasana kamar tidak lagi di kuasai oleh pembicaraan apapun. Saat ini keheninganlah yang tercipta sampai tanpa sadar Iqbaal dan (Namakamu) ternyata sudah memejamkan mata, mereka tertidur dengan perasaan yang saling tidak menentu.

______


Waktu mengalir bagaikan air, begitu cepat berlalu. Tidak terasa tiga bulan sudah terlewati dengan sosok Iqbaal yang kembali berada di rumah bersama keluarga kecilnya.

Pagi hari ini suasana kembali ramai dengan adanya Raveno yang tadi malam baru saja kembali dari luar kota. Raveno sudah lulus sejak tiga bulan lalu, dan saat ini hari-harinya di sibukkan dengan membantu memimpin perusahaan Iqbaal.

Iqbaal tahu bahwa putra sematawayangnya itu masih sangat muda untuk memimpin  perusahaannya yang memang bukan perusahaan yang kecil. Namun Iqbaal percayakan semuanya pada Raveno, ia hanya ingin Raveno belajar menangani sebuah perusahaan yang memang tidak akan selamanya Iqbaal bisa pegang mengingat Iqbaal yang hampir memasuki kepala empat. Percaya atau tidak, di usianya yang sekarang Iqbaal sudah benar-benar lelah dan ingin menikmati waktu senggangnya di rumah bersama (Namakamu) dan juga Ochi. Namun absennya Iqbaal dari perusahaan bukan berarti Iqbaal tidak mencampuri apapun lagi menenai perusahaan. Dari rumah Iqbaal juga memantau jalan perusahaan yang Raveno pimpin. Iqbaal percayakan Angga untuk melaporkan segala sesuatu tentang perusahaan juga tentang apa saja yang Raveno lakukan untuk perusahaan.

"Please Save Me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang