Malam ini adalah malam penuh luka untuk Iqbaal dan (Namakamu). Ini memang bukan menjadi satu-satunya malam yang menyakitkan bagi keduanya, tetapi ini adalah puncak dari rasa sakit yang selama ini mereka rasakan. Perceraian benar-benar akan terjadi. Iqbaal sendirilah yang mengabulkan permintaan (Namakamu) untuk bercerai agar (Namakamu) dapat kembali pada cinta pertamanya yaitu Aldi.Setelah berbicara tentang perceraian Iqbaal tidak kembali lagi ke kamar dan memutuskan untuk berada di ruangan kerjanya. Iqbaal seakan hilang akal mengingat keputusan yang telah ia ambil yaitu bercerai dengan satu-satunya wanita yang mampu membuatnya bertahan sampai detik ini.
Sementara itu (Namakamu) hanya bisa menangis sambil menggenggam kalung yang Iqbaal berikan padanya sebagai hadiah ulang tahun. (Namakamu) sadar bahwa apa yang telah ia lakukan sangat jahat pada Iqbaal karena memilih Aldi dan meminta untuk bercerai. Namun ini semua (Namakamu) lakukan untuk diri Iqbaal. (Namakamu) lebih baik mati menahan sakit karena tidak bisa bersama dengan Iqbaal namun masih bisa melihat Iqbaal walau tidak ada hubungan apapun lagi di antara mereka dari pada harus melihat Iqbaal meregang nyawa di tangan Aldi.
20 tahun lebih hidup bersama Iqbaal bukanlah hal yang bisa (Namakamu) lupakan hanya dalam hitungan hari, bulan, bahkan tahun. (Namakamu) tidak akan mungkin bisa melupakan semua hal yang telah ia lewati bersama Iqbaal sekalipun itu adalah sebuah penderitaan. (Namakamu) tidak mungkin bisa menghapus nama Iqbaal dalam hati dan ingatannya meski kini Aldi telah kembali.
(Namakamu) menyimpan kalung itu, ia mencoba untuk kuat. Ini adalah keputusan terakhir untuk dirinya dan juga Iqbaal. (Namakamu) memang harus kembali bersama Aldi meski hatinya tentu saja hanya milik Iqbaal.
(Namakamu) memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan membasuh wajah. (Namakamu) tahu Iqbaal pasti sangat terluka dan membencinya yang telah memilih Aldi. Bagi (Namakamu) itu tidak masalah asalkan Iqbaal tetap hidup walau tak lagi bersamanya.
Meski telah mencoba untuk kuat dan tidak menangis lagi, semua sia-sia saat (Namakamu) teringat tentang anak-anaknya.
Bagaimana (Namakamu) harus mengatakan pada buah hatinya jika ia dan Iqbaal akan segera bercerai?
"Maafkan mama..."
(Namakamu) tidak tahu harus bagaimana menghadapi pertanyaan Raveno mengenai alasan ia dan Iqbaal bercerai dan wajah sedih Ochi saat tahu bahwa sebentar lagi ia tidak bisa melihat papa dan mamanya bersama.
(Namakamu) menayadari bahwa Aldi bukan lagi sosok yang ia cintai melainkan sosok yang (Namakamu) harapkan tidak pernah kembali. (Namakamu) harus kehilangan segalanya hanya karena sebuah kenaifan. Ingin sekali (Namakamu) menolak apa yang terjadi saat ini, namun tidak bisa. Ada nyawa yang harus (Namakamu) selamatkan agar ia bisa bertahan di dunia ini.
Satu hal yang seharusnya (Namakamu) ketahui sebelumnya bahwa Iqbaal bukanlah sosok pria lemah yang akan dengan mudah mati di tangan Aldi. Iqbaal telah lebih dulu merasakan darah mengalir di tangannya, menusuk seseorang tanpa belas kasihan. Iqbaal telah merenggut banyak nyawa yang tentu membuat ia tidak akan mudah untuk di kalahkan terlebih dengan sosok Aldi yang seharusnya tidak pernah hadir kembali di dunia ini.
Sayangnya (Namakamu) terlalu lemah dan ceroboh. (Namakamu) menganggap Iqbaal tidak bisa melawan Aldi. Maka dengan bodohnya (Namakamu) mengorbankan segalanya, termasuk menghapuskan kebahagiaan Raveno dan juga Ochi.
**
Dua hari setelah pembahasan perceraian, Iqbaal tidak sekalipun kembali ke kamar. Iqbaal selalu menyibukan diri dan memilih untuk tidak bertemu dan berbicara dengan (Namakamu). Bahkan saat mereka makan malam bersama anak-anak Iqbaal menghindari (Namakamu) dan memilih untuk sibuk dengan anak-anak.

KAMU SEDANG MEMBACA
"Please Save Me"
RomanceKehidupan kelam yang begitu menyelimuti hidupnya membuat Pria bermata hazel ini ingin segera mengakhiri hidupnya. Tanggung jawab sebagai seorang CEO sudah cukup membuatnya merasa jengah, terlebih dengan kejadian dimana ia begitu bodoh terjerumus dal...