Bertemu dengan seorang Pria tampan dan Kaya raya adalah hal yang paling berkesan untuk (Namakamu) sebelumnya. Namun, setelah mengenal lebih jauh dan akhirnya terjerumus pada setiap perlakuan yang diberikan begitu menyakitkan untuk bisa (Namakamu) rasakan, Sekarang (Namakamu) telah mendapatkan hasil dari kebodohannya yang ingin bermain dengan Pria biadab seperti Iqbaal. (Namakamu) harus menampung benih dari Iqbaal didalam rahimnya. Dan, Iqbaal tidak mau mengakui semuanya, Iqbaal bahkan telah berubah layaknya iblis.
Yang (Namakamu) bisa lakukan sekarang hanyalah menangis dan berharap agar Tuhan melindunginya. (Namakamu) tentu tidak akan pernah melupakan semua perlakuan Iqbaal kepadanya, Iqbaal harus merasakan apa yang (Namakamu) rasakan saat ini, jika perlu Iqbaal harus lebih menderita daripada (Namakamu). Pria seperti Iqbaal tidak ubahnya seekor anjing yang melonglong lalu pergi meninggalkan kotorannya.
Dengan tangis yang tidak hentinya usai, (Namakamu) mencoba untuk menahan dirinya agar tidak terlalu terpuruk dengan semua yang ia rasakan saat ini. "Kau harus tanggung jawab atas semua perlakuanmu padaku dan bayiku ini. Aku tidak akan pernah sudi untuk mengenalmu lagi, dasar Pria brengsek!"erang (Namakamu) dipenuhi rasa dendam yang luar biasa.
(Namakamu) tidak membutuhkan Cinta dari Iqbaal. Karna yang (Namakamu) butuhkan adalah pengakuan dari Iqbaal untuk Bayi yang bersemayam didalam rahimnya.
Bayiku harus lahir dengan kahadiran seorang Ayah, aku tidak mau ia terlahir dan besar tanpa tahu siapa ayah kandungnya. Aku rela menderita demi bayiku, aku akan berusaha untuk membuat Iqbaal mau mengakuinya, setelah itu aku tidak akan lagi ingin mengenal Pria brengsek seperti Iqbaal. Tentunya aku berharap Iqbaal akan mendapatkan balasan stimpal dari apa yang selama ini ia perbuat padaku, Iqbaal tidak ubahnya iblis untukku.
*****
(
Namakamu) melangkah menyusuri trotoar jalan yang saat ini terbilang tidak ramai. Dengan perasaan yang mulai berangsur membaik, (Namakamu) memutuskan untuk mencari pekerjaan baru untuknya, setelah kemarin ia resign dari pekerjaannya yang kebetulan terlalu melelahkan karna harus pulang sampai larut malam, untuk (Namakamu) kesehatan bayinya lebih penting daripada secercah uang.
(Namakamu) menghentikan langkahnya sejenak untuk membenahi rambutnya yang saat ini sedikit berantakan akibat ulah angin yang berhembus, tidak membuang banyak waktu, (Namakamu) memilih untuk mencepol rambutnya secara asal.
Setelah merasa tidak begitu risih, (Namakamu) kembali melangkah dan kali ini (Namakamu) akan mencoba pergi kesebuah butik yang disebrang jalan. (Namakamu), berharap butik itu membutuhkan seorang pegawai.
Jalanan yang tidak begitu ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang begitu memudahkan (Namakamu) untuk sampai kesebrang jalan. (Namakamu) menghela nafasnya sejenak sebelum akhirnya melangkah memasuki butik itu.
"Permisi ada yang bisa kami bantu nonna?"
(Namakamu) hanya tersenyum saat mendapat suguhan ramah dari seorang pegawai perempuan yang tentunya bekerja di butik ini. Dengan sedikit kikuk (Namakamu) akhirnya membisikan sesuatu ditelinga pegawai itu hingga akhirnya pegawai itu tersenyum lalu mengangguk. "Ayo."lirih pegawai itu mengajak (Namakamu) untuk bertemu pemilik butik ternama ini.
'Pemiliknya pasti sangat cantik. Semoga saja ada pekerjaan dibutik ini, Dan aku berharap semoga pemilik butik bisa mengerti kondisiku sekarang ini.'
(Namakamu) mengangguk saat pegawai itu mempersilahkannya untuk masuk kedalam ruangan si pemilik butik. Dengan sedikit gugup akhirnya (Namakamu) menekan knop pintu dan membukannya kemudian masuk kedalam dengan wajah menunduk, (Namakamu) merasa sedikit takut sekaligus gugup.

KAMU SEDANG MEMBACA
"Please Save Me"
RomanceKehidupan kelam yang begitu menyelimuti hidupnya membuat Pria bermata hazel ini ingin segera mengakhiri hidupnya. Tanggung jawab sebagai seorang CEO sudah cukup membuatnya merasa jengah, terlebih dengan kejadian dimana ia begitu bodoh terjerumus dal...