"Please Save Me" [31] - Pelukan hangat

6.4K 524 26
                                    

--《Iqbaal Pov》

Aku mulai berpikir darah yang keluar dari hidungku tidak akan pernah berhenti keluar jika terus seperti ini. Permintaan (Namakamu) tadi benar-benar gila, namun sangat menguntungkan untukku. Aku tadi sungguh tidak bisa berpikir saat mulai membuka celana istriku dan menggendongnya menuju kamar mandi, saat melihat (Namakamu) aku merasa diriku mulai gila--terlebih saat tangan (Namakamu) tiba-tiba bermain di sekitar milikku. Aku tidak pernah menduga jika wanita hamil akan sangat bergairah seperti ini.

Sekarang aku sibuk membersihkan darah di hidungku dengan tisu, sementara (Namakamu) mulai bersantai dengan menonton drama romantis kacangan yang tayang di tv sore ini. Aku memerhatikannya, dia tidak pernah terlihat seceria ini apa lagi sekarang suara tawanya sungguh lepas tanpa  beban. Ah, aku suka itu.

Aku membuang tisu ke limaku ke dalam tempat sampah, setidaknya darah di hidungku sudah tidak keluar sebanyak tadi walau hidungku rasanya masih panas. Aku berjalan menghampiri (Namakamu) lalu duduk di sampingnya dan memberi kecupan tepat di pipi kanannya, sore ini dia sungguh terlihat bercahaya, wajahnya cantik dan sangat mengundang nafsuku untuk langsung menyerangnya. Sial, tapi dia sedang hamil dan aku harus bersabar.

Aku mulai mengusap lembut rambutnya saat (Namakamu) menyandarkan kepalanya di bahuku, tiba-tiba suaranya terdengar manja saat dia mulai berpindah duduk di pangkuanku dan menenggelamkan wajahnya di dadaku. Baiklah, perhatiannya tidak lagi tertuju pada layar tv yang masih menyala memperlihatkan adegan memuakkan yang ingin membuatku muntah. Aku menyambar remote dan langsung mematikan tv, sekarang biar aku yang menjadi perhatian (Namakamu) sepenuhnya. Aku menyambar bibirnya yang mengerucut lalu menghisapnya sesaat sebelum kemudian memeluknya erat.  Oh Tuhan, Aku sangat mencintai istriku ini! biarkan aku menghabiskan seluruh hidupku bersamanya. Aamiin.

"Ayo kita ke kamar.." (Namakamu) berbicara dengan suara manjanya.

"Apa kau mengantuk?" aku menataapnya yang sekarang mengangguk. Bibir merahnya masih cemberut dan aku tidak tahan melihatnya. Menggoda sekali.

"Aku ingin tidur dalam waktu yang lama! aku benar-benar lelah.." kali ini (Namakamu) berbicara seolah dia habis melakukann aktivitas yang sangat melelahkan seumur hidupnya.

"Kurasa kau dari tadi hanya duduk disini, kau lelah karena apa? dasar ibu hamil, suka sekali berlebihan." aku mulaii menggodanya yang sekarang tercengir bodoh.

"Aku bukan lelah fisik sayang, aku ini lelah pikiran dan perasaan, kau tahu.. seharian ini aku tidak tidur karena menunggumu pulang kerja.." ucap (Namakamu) sambil memainkan kancing bajuku. Ini terlihat nakal dan menggoda, aku ingin menggigit jari-jari lentiknya yang bermain di kancingku.

Aku tersenyum sambil menatapnya dalam-dalam, baiklah kalau begitu, aku membawanya menuju kamar dengan posisi dia  melingkarkan kakinya di pinggangku, aku seperti tengah menggendong bayi raksasa sekarang. Dia tersenyum senang sambil mencium-cium daguku, sekarang dia benar-benar mirip dengan bayi--bayi kesukaanku tepatnya.

Aku membaringkannya di tempat tidur lalu membiarkannya memejamkan mata. Aku harus ke kamar mandi dulu sebelum bergabung di bawah selimut bersamanya, ada sesuatu yang harus aku tuntaskan di dalam kamar mandi dan..ini masalah laki-laki.

Aku benar-benar sangat bahagia, walau (Namakamu) mulai merepotkan karena kehamilannya namun aku siap walau mulai gila perlahan-lahan dengan semua permintaannya.

***

Iqbaal berangkat ke kantor dengan jam normal sekarang. Iqbaal tidak lagi berangkat ke kantor semaunya, Iqbaal benar-benar harus serius pada pekerjaannya yang masih menggunung di kantor. Menjadi pimpinan itu bisa lebih lelah ketimbang menjadi pegawai.

"Please Save Me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang