"Sana beli kambingnya, kenapa diam? oh atau kau tidak setuju ya dengan keinginanku kalau kambingnya warna putih? jadi kau mau menolak? yaudah tolak saja!! lupakan saja semuanya. Aku sudah tidak selera!!"
(Namakamu) menghentakan kakinya kesal. Iqbaal mendengus tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada (Namakamu). Iqbaal mengalihkan pandangan kearah (Namakamu) yang sekarang menangis di tempat tidur bersama Raveno yang sekarang ikut menangis. (Namakamu) juga melemparkan barang-barang yang ada di sekelilingnya membuat Iqbaal semakin bingung harus bagaimana.
"Kita cerai saja! Nghhh.."
Apa ada yang bisa jelaskan pada Iqbaal sebenarnya apa yang terjadi pada (Namakamu) sekarang ini?
Iqbaal mendengus lalu menggeleng dan melangkah mendekati (Namakamu). Iqbaal menatap (Namakamu) dengan tatapan yang tidak biasa, Iqbaal perlahan mulai tahu apa yang membuat istrinya menjadi seperti ini. Tanpa bicara Iqbaal mulai melangkah pergi keluar kamar membuat (Namakamu) yang melihatnya semakin histeris."Satu langkah lagi kau bergerak kita benar-benar akan bercerai!" ancam (Namakamu) dengan tangan menunjuk ke arah Iqbaal berdiri.
Iqbaal tidak menanggapi, kakinya terus melangkah hingga tubuhnya lenyap dari balik pintu kamar. Jika sudah seperti ini tidak ada yang bisa Iqbaal lakukan, (Namakamu) menjadi menyebalkan seperti ini pasti karena pengaruh bayi di dalam rahimnya. Jelasnya, (Namakamu) mulai mengalami ngidam yang merepotkan.
Saat ini Iqbaal duduk lelah di ruang tamu. Iqbaal mengusap wajahnya yang saat ini pasti sedang tidak enak di untuk dipandang. Iqbaal menghela napas sebelum akhirnya memanggil suster yang kebetulan sedang bersih-bersih. Suster itu menghampiri Iqbaal dengan wajah sedikit takut.
"Apa saja yang dilakukan wanita jika sedang ngidam?" pertanyaan itu secara jelas tergelincir dari bibir Iqbaal. Suster yang mendengarnya sedikit terkejut namun detik selanjutnya mencoba untuk menahan tawa. Iqbaal menatap suster itu dengan tatapan menantikan jawaban.
"Saat wanita sedang mengidam pasti muncul permintaan-permintaan aneh tuan, tapi itu juga tidak seringsih tergantung seperti apa keinginan si jabang bayi. Dan selain itu wanita jika sedang hamil menjadi lebih sensitif, jadi sepertinya tuan harus bersabar menghadapi nyonya (Namakamu) sekarang ini." jawab suter itu.
"Bagaimana bisa aku bersabar? bahkan (Namakamu) sekarang menangis dan minta bercerai hanya karena nasi goreng kambing permintaannya! dasar wanita merepotkan!" tukas Iqbaal kesal.
Suster itu menggeleng. "Jangan salahkan nonya (Namakamu) tuan, hal semacam ini sering terjadi kok pada orang lain di luar sana. Sebenarnya hanya satu kunci untuk menghadapi tahap seperti ini, tuan hanya harus bersabar dan tidak menolak setiap keinginan nyonya." jawaban ini tiba-tiba saja memancing amarah Iqbaal.
"Tidak menolak setiap keinginan (Namakamu)? jadi maksudmu aku juga harus menuruti keinginannya untuk bercerai? tcih, sial!" Iqbaal melemparkan tatapan menyeramkan.
"Bukan begitu tuan ta--"
"Cukup! sekarang pergi dari sini, kalian wanita memang hanya bisa merepotkan!" Iqbaal meminta suster itu untuk pergi dari hadapannya. Cepat-cepat suster itu angkat kaki dari hadapan Iqbaal yang kelihatan sangat marah sekarang ini.
Iqbaal beranjak dari duduknya, sepertinya dia butuh ketenangan untuk mengontrol emosinya. Iqbaal memutuskan untuk pergi mengunjungi salah satu temannya, dan baru saja ia ingin pergi tiba-tiba suara (Namakamu) menghentikan langkahnya. Iqbaal terdiam saat merasakan tangan (Namakamu) melingkar erat di pinggangnya.
"Maaf. Setelah aku pikir-pikir tidak seharusnya aku meminta cerai hanya karena hal sepele, ini semua pasti karena aku sedang hamil jadi aku berubah menjadi sedikit menyebalkan dan merepotkanmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
"Please Save Me"
RomanceKehidupan kelam yang begitu menyelimuti hidupnya membuat Pria bermata hazel ini ingin segera mengakhiri hidupnya. Tanggung jawab sebagai seorang CEO sudah cukup membuatnya merasa jengah, terlebih dengan kejadian dimana ia begitu bodoh terjerumus dal...