"Please Save Me"[8]

14.6K 1.1K 24
                                    




"Bunda ternyata tidak lebih buruk dari ayah. Dia sudah memperlihatkan aksi bohongnya yang tidak pantas kau lihat, jika kau sudah besar nanti kau tidak boleh mengikuti tabiat bundamu yang terlalu munafik."



Iqbaal berbicara pada bayi yang usianya bahkan belum genap satu minggu dengan bahasa sekasar itu. Ayah macam apa sebenarnya Iqbaal ini? Pria tampan itu seolah tidak peduli dengan kalimat yang tergelincir dari bibirnya yang tentu akan berdampak buruk untuk sang bayi yang mendengarnya.



"Jangan kau ajari bayiku untuk menjadi anak durhaka."


(Namakamu) menatap Iqbaal dengan tatapan menyipit seakan membuktikan jika ucapan Iqbaal sangat tidak pantas untuk di dengar oleh bayi mungilnya. Iqbaal terlihat memasang tampang innocent membuat (Namakamu) merasa semakin muak hingga tangannya kini dengan cepat menampar bahu Iqbaal dengan cukup keras hingga menghasilkan suara tamparan yang diiringi dengan rintihan yang keluar dari bibir Iqbaal. Telapak tangan itu menampar bahunya yang saat ini tidak terlapisi dengan apapun membuat rasa panas itu tentu menjalar. Senyuman itu mengulas saat kedua mata (Namakamu) menatap hasil dari perbuatannya yang tidak lain adalah jiplakan telapak tangannya yang begitu terlihat jelas di kulit Iqbaal yang telanjang. Meski Iqbaal tidak membalas perlakuan (Namakamu) namun kini kedua mata itu menatap (Namakamu) dengan sorot membunuh.


Iqbaal menegakan tubuhnya kemudiam berbalik sebelum akhirnya berlajan menuju lemari pakaian, melihat Iqbaal yang tidak marah dengan perbuatannya membuat (Namakamu) merasa sedikit lega. Pandangan (Namakamu) beralih menatap jagoan kecilnya yang sekarang terlihat sangat tenang meski kedua orang tuanya berselisi singkat.



Tidak butuh waktu hingga berjam-jam untuk Iqbaal mengenakan pakaiannya. Dengan kaus polos berwarna putih yang saat ini menutupi tubuh bagian atasnya begitu menampilkan kesempurnaan tubuh tegap yang Iqbaal miliki. Iqbaal memilih untuk memakai bawahan celana hitam panjang yang tidak lain adalah pasangan dari piyama miliknya yang atasannya tidak ia pakai. Seolah tidak peduli, Iqbaal membiarkan rambutnya tetap terlihat sedikit berantakan yang justru semakin membuat pria itu terlihat tampan dan juga..err-sexy.

Mata hazelnya tertuju pada wanita yang saat ini masih sibuk dengan jagoan kecilnya, wanita itu tentu tidak lain adalah (Namakamu). Entahlah, saat ini kebencian serta keinginan Iqbaal untuk membuat (Namakamu) menderita seakan tertelan bersama dengan kemunafikan yang selama ini mengintai dirinya. Saat bayi itu masih berada di dalam rahim (Namakamu), Iqbaal tidak tahan ingin segera membununnya. Namun, setelah Iqbaal melihat bagaimana bayi itu lahir dihadapannya serta melihat bagaimana (Namakamu) yang dengan peluh berjuang demi bayi itu membuat Iqbaal seakan tertampar dengan niat bodoh yang selama ini mengintai.


Suara helaan nafas Iqbaal terdengar berat karna diiringi dengan perasaan yang saat ini terasa tidak karuan. Disisi lain, Iqbaal membenci (Namakamu) namun disisi lain pula Iqbaal merasa dirinya munafik karna telah membohongi perasaannya sendiri selama ini. Meski tidak mengenal (Namakamu) secara dalam, Iqbaal telah mencintai (Namakamu) sejak dulu.



Kedua kaki Iqbaal mulai berjalan melangkah menuju tempat tidur yang saat ini dikuasai oleh (Namakamu) dan bayi itu, butuh waktu beberapa detik hingga Iqbaal mentukan posisinya untuk berbaring disamping (Namakamu) yang saat ini bersandar pada sandaran ranjang. Iqbaal memiringkan sedikit tubuhnya agar lebih leluasa menatap (Namakamu) yang terkesan sibuk menggoda bayi itu agar bisa tertawa? Astaga hei, bayi itu bahkan sepertinya belum bisa melihat. Lantas untuk apa (Namakamu) menggodanya? begitukah usaha berat seorang ibu untuk membuktikan rasa cintanya pada sang buag hati? Iqbaal baru mengetahui itu.


"Alvaro..kau ini tampan sekali. Sampai-sampai rasanya bunda gemas ingin menciumimu tanpa akhir.."tanpa diberi tahupun sudah bisa ditebak pada siapa ucapan itu (Namakamu) tujukan selain pada buah hatinya.


"Please Save Me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang