"Aldi.."
Tidak ada lagi gunanya untuk menangisi seseorang yang telah tiada. Yang mampu (Namakamu) lalukan sekarang hanyalah berdoa agar Aldi mendapat tempat terindah disana.
*****
Suasana kamar terdengar bising oleh tangis Raveno yang tidak kunjung berhenti meskipun (Namakamu) sudah mencoba untuk menyusuinya. Iqbaal yang melihat (Namakamu) terlihat resah tentu ikut terbawa suasana. (Namakamu) menimang-nimang sang buah hati dengan penuh harap agar tangisnya segera berhenti, melihat airmata itu berlinang membuat hati (Namakamu) terkesan ikut teriris. Melihat Raveno terus menangis membuat (Namakamu) tidak tahan hingga suara tangisnya pecah bersama dengan tangis Raveno, ini sungguh membuat Iqbaal merasa tidak tahan.
Iqbaal mengambil alih untuk menggendong Raveno dengan harapan yang sama tentunya. Dengan hati-hati Iqbaal menggendong tubuh mungil Raveno kemudian mengeluarkan suara-suara yang tertuju untuk mengalihkan perhatian Raveno hingga benar saja-tangis Raveno mendadak berhenti bersama dengan kedua mata Raveno yang saat ini menatap wajah Iqbaal dengan tatapan mencari-cari sumber suara yang ia dengar, meskipun nyatanya Raveno belum mampu melihat.
Tangis Raveno memang telah berhenti hanya saja suara tangis (Namakamu) masih terdengar sangat bising membuat bibir Iqbaal berdecak. Iqbaal kemudian meletakan tubuh mungil Raveno dengan hati-hati di tempat tidur, sekarang tugas Iqbaal tertuju untuk membuat (Namakamu) berhenti menangis.
Iqbaal duduk bersila di hadapan (Namakamu) yang sekarang memilih untuk terduduk di lantai dengan lutut yang menekuk menyentuh dada. Dengan penuh kasih sayang Iqbaal menyapu airmata (Namakamu) kemudian meminta (Namakamu) untuk berhenti menangis.
"Raveno sudah berhenti menangis, jadi sekarang kau tidak punya alasan untuk terus menangis."cibir Iqbaal kemudian membimbing (Namakamu) untuk berdiri dan berbaring di tempat tidur, Iqbaal merasa sudah waktunya (Namakamu) menyusui Raveno.
"Cepat beri dia susu, lihat bibir mungil itu sudah mencari-cari milikmu."cetus Iqbaal menatap (Namakamu) yang sekarang ini mengalihkan pandangan kearah Raveno, tidak butuh waktu hingga beberapa detik suara tangis (Namakamu) kembali terdengar membuat Iqbaal berjengit dengan ulah (Namakamu) yang sukses membuat Raveno terkejut dan untungnya dia tidak menangis.
"Aku bukan bunda yang baik untuk bayiku..haaaaa.."alis Iqbaal menaut tidak mengerti dengan apa yang (Namakamu) ucapkan. Iqbaal kemudian menghela nafas sebelum akhirnya menggengam jemari (Namakamu) dengan erat. "Apa maksudmu?"tanya Iqbaal menatap (Namakamu) dengan tatapan bertanya.
(Namakamu) tidak menjawab dan justru hanya terus menangis seraya mulai membawa Raveno kedalam rengkuhannya. Iqbaal menggeleng mencoba untuk mengabaikan apa yang (Namakamu) ucapkan tadi, Iqbaal beranjak pergi begitu melihat (Namakamu) yang mulai menyusui Raveno. Walau sebenarnya geram dengan suara isak tangis (Namakamu). Namun, tidak ada yang bisa Iqbaal lakukan sekarang ini, jika Iqbaal memarahi (Namakamu) itu tentu akan membuat (Namakamu) semakin menangis.
Iqbaal mungkin harus menanyakan masalah ini kepada suster. Dengan cepat Iqbaal berjalan menuju ambang pintu lalu membuka pintu kamar hingga kemudian melangkah keluar kamar, Iqbaal yakin jika yang membuat (Namakamu) menangis ada sangkut pautnya dengan hal yang biasanya terjadi pada seorang wanita yang baru saja melahirkan.
Iqbaal menghampiri ketiga suster yang kebetulan baru saja ingin berkemas untuk pulang, ketiga suster itu yang melihat mimik wajah Iqbaal yang terlihat kurang bersahabat kini mulai paham jika ada sesuatu kendala yang ingin Iqbaal tanyakan. Benar saja, kali ini ketiga suster itu dibuat terkekeh dengan pertanyaan Iqbaal.
![](https://img.wattpad.com/cover/52590224-288-k665484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"Please Save Me"
RomantikKehidupan kelam yang begitu menyelimuti hidupnya membuat Pria bermata hazel ini ingin segera mengakhiri hidupnya. Tanggung jawab sebagai seorang CEO sudah cukup membuatnya merasa jengah, terlebih dengan kejadian dimana ia begitu bodoh terjerumus dal...