Bastian melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Iqbaal. Seringai kepuasan itu terlihat di bibirnya saat terbayang apa yang ia dapatkan setelah ini. Bastian akan mendapatkan sesuatu yang memuaskan hari ini.
***
Telapak tangan itu meraba ke tempat yang berada di sampingnya. Mencari-cari keberadaan wanita terkasihnya yang semalam tertidur tepat disampingnya setelah mereka selesai bercumbu. Telapak tangannya tidak mendapati wanitanya, membuat mata itu akhirnya terbuka secara perlahan. Dia sedikit merasa terganggu begitu silau dari sinar matahari membuat matanya mau tak mau harus menyipit, yang di dapati disampingnya sekarang hanya sebuah selimut tebal yang menguntal berantakan.
Iqbaal mengubah posisinya menjadi terduduk, iris hazelnya mulai mencari-cari keberadaan (Namakamu) hingga tidak ada siapapun yang saat ini penglihatannya tangkap. Iqbaal menghembuskan nafas, ia lalu beranjak kemudian melangkah lamban menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci wajahnya yang saat ini perlu sesuatu yang menyegarkan.
Iqbaal masuk ke dalam kamar mandi yang ternyata memang kosong, tidak ada (Namakamu) di dalam. Dengan rasa malas yang masih menguasai kini Iqbaal melangkah mendekati wastafel.
Iqbaal meghembuskan nafas sembari memutar kran wastafel dan langsung membasuh wajahnya. Di tatap pantulan wajah tampannya di cermin. Terlihat sedikit lebih segar, kedua matanya sudah sepenuhnya terbuka dan tidak terlihat mengantuk seperti sebelumnya. Iqbaal lalu mengusap permukaan wajahnya sebelum kemudian pergi keluar dari dalam kamar mandi.
Pagi ini, Iqbaal merasa tidak sabar untuk bertemu dengan (Namakamu). Entah sejak kapan, Iqbaal melupakan rasa bencinya terhadap (Namakami) yang sekarang justru berubah menjadi perasaan cinta yang akhirnya ada tanpa kemunafikan yang ia buat. Tidak hanya ingin bertemu (Namakamu), Iqbaal juga sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Raveno, jagoan kecilnya.
Iqbaal melangkah keluar kamar lalu mempercepat langkahnya menuruni andukan tangga, setelah sampai pada andukan yang terakhir Iqbaal kemudian mempercepat langkahnya untuk segera sampai ke kamar.
'Clek'
Pintu kamar terbuka, senyum itu mengembang. Iqbaal masuk ke dalam kamar hingga beberapa detik setelah ia menyapu pandangannya kini senyum itu sirna karna tidak mendapati kehadiran (Namakamu) di dalam kamar. Yang Iqbaal lihat saat ini hanyalah Raveno dan ketiga suster yang menjaga.
Melihat Iqbaal datang hanya dengan celana santai berwarna hitam pendek serta kaus putih polos membuat ketiga suster itu sontak tidak berani menatap Iqbaal lebih lama hingga mereka kemudian segera menunduk. Iqbaal menghampiri ketiga suster itu lalu mulai menanyakan (Namakamu).
"Dimana (Namakamu)?"
"Kami belum melihat nonna (Namakamu) pagi ini tuan. Oia, tadi sahabat tuan datang kesini untuk bertemu dengan tuan."
"Siapa?"
"Tuan Bastian."
Iqbaal terdiam mendengarnya. Sejak kapan Bastian datang? lalu mengapa Iqbaal sama sekali tidak mengetahui itu. Dan, dimana (Namakamu) sekarang ini? rasanya sangat konyol jika Iqbaal menuduh (Namakamu) sedang selingkuh bersama Bastian di tempat lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
"Please Save Me"
RomanceKehidupan kelam yang begitu menyelimuti hidupnya membuat Pria bermata hazel ini ingin segera mengakhiri hidupnya. Tanggung jawab sebagai seorang CEO sudah cukup membuatnya merasa jengah, terlebih dengan kejadian dimana ia begitu bodoh terjerumus dal...