Part 10

23.2K 1.8K 21
                                    

Dengan kecepatan penuh, Rasya memacu mobilnya. Menyusuri jalanan dg cepat dan membawa Prilly ke rumah sakit. Di belakang nampak Ali tengah menidurkan Prilly di pangkuannya. Wajah tampanya nampak lusuh dg peluh dan air mata. Ia menggenggam tangan Prilly erat seolah memberi gadis itu kekuatan agar bertahan. Ia sungguh tidak rela jika harus kehilangan gadis itu. Berkali2 ia merasakan denyut nadi Prilly, memastikan bahwa gadis itu masih hidup.

"Maafin aku!! Seharusnya aku bisa jagain kamu. Tapi aku terlalu ragu untuk menunjukanya padamu!!! Please...jangan tinggalin aku, kamu harus kuat!!!"

Calvin dan Rasya ikut terharu melihat keadaan Prilly. Biar bagaimanapun gadis itu telah menyelamatkan nyawa sahabatnya.

"Semoga Prilly bisa bertahan. Sebentar lagi kita sampai" ucap Calvin.

Tak lama mobil Rasya sudah memasuki sebuah pelataran rumah sakit. Dengan bantuan beberapa perawat, Ali membopong tubuh Prilly masuk ke dalam rumah sakit. Dengan cepat para perawat2 itu membawa Prilly masuk ke dalam UGD. Namun mereka tidak memperbolehkan Ali masuk ke dalam, hal itu membuat Ali frustasi. Sehingga dg terpaksa ia menunggu di luar brsama Calvin dan Rasya.

Ali duduk di kursi depan ruang UGD dg kedua tangan yg menutup wajahnya. Perasaan takut menghantuinya, ia takut terjadi apa2 pada Prilly. Calvin dan Rasya mendekati Ali dan berusaha untuk menenangkan sahabatnya itu.

"Dia gadis kuat. Dia pasti bisa bertahan!!!" ucap Rasya dg menepuk pundak Ali.

"Barusan Niki telfon. Sebentar lagi dia kesini dg Ara" saut Calvin yg setelah menetup telefonya dan  diangguki oleh Rasya.

Hampir 30 menit Prilly ada didalam UGD. Namun belum ada seorang Dokter atau perawat yg keluar dari ruangan tsb. Membuat Ali semakin frustasi. Tapi tak lama seorang Dokter keluar dari ruangan tsb, membuat Ali segera berdiri menghampirinya.

"Bagaimana keadaannya, Dok??" Tanya Alikhawatir.

Dokter tsb diam sesaat sebelum menjawab pertanyaan Ali.

"Peluru yg menembus tubuhnya cukup dalam dan hampir mengenai jantungnya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami belum bisa memastikan keadaannya. Dan ntuk sementara ini, pasien masih mengalami koma!!"

Pernyataan Dokter itu, membuat Ali tercengang. Rasanya seperti sebuah godam yg menghancurkan hatinya hingga berkeping2. Tak terasa air matanya kembali menetes mendengar jika Prilly koma.

"Jadi maksud Dokter, Prilly bisa saja tidak terselamatkan??" Tanya Ali dg bibir bergetar.

Dokter tsb mengangguk dan menepuk pundak Ali.

"Kita berdoa saja. Semoga pasien masih bisa selamat"

Setelah mengucapkan itu. Sang Dokter dan kemudian kembali kedalam ruang UGD. Meninggalkan Ali yang seketika meluruhkan tubuhnya ke lantai, seolah ia tak kuat lg menopang beban tubuhnya.

Sedangkan Rasya dan Calvin berusaha untuk menguatkan Ali.

Tak lama Niki dan Ara dg berlari menghampiri Ali dan yang lain. Dengan berurai air mata dan bibir yg bergetar, dan sekuat tenaga Ara mencoba untuk bertanya. Karena ia tau, melihat Ali yg seperti itu bukanlah sebuah pertanda baik.

"Ba…bagaimana keadaan ii?? Dia ga pa2 kan? Iya kan, Li? Dia baik2 aja kan, Li?? Jawab, Li!!! Dia baik2 aja kan??"

Ara menangis dg menarik2 baju Ali. Sedangkan Ali hanya diam saja.

"Ssttt!!! Its ok, Ra. Kita dengerin dulu penjelasan mereka!!!" ucap Niki menenangkan sambil memeluk Ara dari samping.

"Prilly tertembak, dan sekarang dia koma!!!" Ucap Rasya yg langsung disambut tangisan oleh Ara.

Bahagia dengan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang