Part 43

16.1K 1.2K 15
                                    

''Penyakit dalam tubuh Al sudah menyebar ke seluruh sel sarafnya. Hanya tinggal beberapa persen saja kemungkinan penyakit itu bisa disembuhkan, Nyonya!!!''

''Tapi, Dok! Apa tidak ada cara lagi untuk bisa menyembuhkan Al? Saya tidak mau kehilangan anak saya begitu cepat. Tidak mau, Dok!!''

''Maafkan saya, Nyonya Maya. Tapi satu2 cara yg bisa di lakukan adalah mengoperasi Al. Dan kemungkinannya juga hanya 25 persen untuk berhasil''

Maya hanya bisa diam terpaku mendengar penjelasan Dokter tentang penyakit putranya itu.

''Saya permisi dulu. Kalau ada apa2 dengan Al, jangan sungkan untuk menghubungi saya!!'' ucap sang Dokter yg hanya di jawab anggukan oleh Maya.

Setelah Dokter tsb keluar. Terlihat seorang pria muda tampan dg kupluk hitam dan sweater abu2nya mendekati sang Ibu.

''Bunda''panggil pria tsb sambil memegang pundak Ibunya.

''Al''saut Maya dan langsung menggenggam tangan Al ''Duduklah!!''

Maya menuntun Al untuk duduk disampingnya.

''Bagaimana keadaanmu, Nak? Apa terasa sakit lagi?''tanya Maya pada Al.

Al menggeleng pelan sambil tersenyum.

''Tidak Bunda. Aku baik2 saja''jawab Al pelan.

Maya merapikan kupluk Al dan mengeratkan sweater putra kesayangannya itu.

''Apa yg Dokter katakan tentang penyakitku, Bunda?''lanjut Al bertanya pada Maya.

Maya menatap putranya itu dg mata berkaca2.

''Semua baik2 saja, Nak. Kamu pasti sembuh!!'' jawab Maya yg kini merengkuh tubuh lemah Al.

Al tersenyum miris.

''Tidak akan pernah lagi baik2 saja, Bunda. Penyakit ini tidak mungkin bisa disembuhkan, ya kan Bunda?''

Maya diam tanpa bisa menjawab pertanyaan Al. Sebulir air mata lolos dari ujung matanya. Ia mengeratkan pelukannya pada Al. Mendekap dg erat putra yg entah sampai kapan bisa ia peluk.

''Sudahlah. Jangan difikirkan. Lebih baik kamu pergi ke studio musik. Bunda denger, kamu lagi buat lagu? Iya?''ucap Maya yg kini menatap Al.

Ada sembur merah yg terlihat pada pipi Al saat Maya bertanya. Membuat Maya tersenyum sambil mencubit pelan pipi Al.

''Anak Bunda lagi jatuh cinta ya?''

Al berusaha mengelak sambil menyembunyikan salah tingkahnya.

''Al pergi dulu deh, Bun! Keburu Malem''ucap Al yg langsung berdiri meninggalkan Maya yg hanya geleng2 kepala.

''Jangan menyupir sendiri, Al!!! Ajak pak Gun''teriak Maya yg hanya dijawab lambaian tangan oleh Al.

Maya menatap punggung Al hingga menghilang di balik pintu.

Akhir2 ini Maya memang merasa jika putranya itu lebih bersemangat. Dia jarang mengeluh pusing ataupun sakit. Dan yang paling membuat Maya bahagia adalah, senyuman yg setiap hari Al berikan. Dia tidak lagi murung dan suka mengunci diri didalam kabar.

Beberapa hari lalu. Maya menyuruh anak buahnya mencari tau seseorang yang ia duga sebagai penyemangat dalam diri Al. Dan saat itu juga, Maya tau jika orang tsb adalah Gadis cantik pemilik mata hazel yg ternyata seorang Model.

Dan gadis itu adalah Prilly Latuconsina.

***

Di dalam sebuah studio musik yg ternama. Al sedang asik memetik gitar yg ada ditangannya.

Bahagia dengan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang