Part 50

14.5K 1.3K 45
                                    

Ali melajukan mobilnya perlahan. Melewati deretan rumah2 mewah lainnya untuk menuju ke tempat yang di inginkan Prilly.

Seperti biasa. Ali menggunakan hodie agar tidak menarik perhatian.

Disamping Ali. Prilly terus menatap Ali yg tengah serius menyetir. Ia bisa melihat wajah lelah dan mata sayu Ali. Prilly tau, Ali pasti sangatlah lelah. Tapi karena ingin mengantar Prilly. Ali rela menahan rasa lelahnya.

Benar2 suami idaman, kan?

Tak lama mobil Ali berhenti pada sebuah kios yg tidak terlalu besar.

Bau asap dari pembakaran sate segera tercium. Begitu sedapnya, hingga Prilly menelan ludah.

Dengan cepat Prilly membuka pintu mobil. Ia tidak sabar ingin segera memakan sate2 itu.

Saat Prilly hendak turun. Ali menahan tangan Prilly.

''Bentar sayang!'' ucap Ali. Kemudian meraih sebuah hodie di jok belakang ''Pake ini dulu!''

Prilly membalikan tubuhnya menghadap Ali dan membiarkan suaminya itu memasangkan hodie.

Ali menutup kepala Prilly kemudian tersenyum.

''Udah''

Prilly balik tersenyum.

''Makasih''

Ali mengangguk dan segera mengajak Prilly turun. Ia menggandeng tangan Prilly. Membawa Prilly masuk ke dalam kedai tsb.

Suasana kedai tsb tidak terlalu ramai. Cuma ada beberapa orang saja yg sedang menikmati makanan mereka dan tidak akan menyadari kedatangan Ali dan Prilly.

Ali dan Prilly duduk di ujung yg agak sedikit remang.

Ali duduk disamping Prilly yg sedari menatap abang2 yang tengah mengipas sate.

Sedangkan Ali sedang berbincang dg seorang pelayan untuk memesan beberapa tusuk sate. Dan segera di siapkan oleh pelayan tsb.

Ali menatap Prilly yg sedari tadi terdiam. Dahinya mengernyit. Penasaran dg apa yg sedang di pikirkan oleh Prilly.

''Sayang, kamu kenapa?''

Prilly yg kaget mendengar ucapan Ali. Langsung menatap suaminya itu.

Ali membelai rambut Prilly sambil menunggu jawaban darinya.

Prilly masih terdiam sambil menatap Ali. Ia terlihat seperti sedang menimbang2 untuk mengatakan sesuatu.

''Ee itu, Li...''

Dahi Ali semakin mengernyit.

''Apa, sayang?''

Prilly nampak ragu2 untuk mengatakan pada Ali.

''Aa-ku''

'Ya. Kamu kenapa?''

Prilly mencoba mengatur nafasnya sebelum meneruskan kata2nya.

''Aa-aku mau. Aku mau kamu yang bakar satenya, Li'' ucap Prilly pelan dan langsung membuat Ali melotot.

''Hah?''

Prilly menggigit bibir bawahnya. Ia merutuki dirinya karena meminta sesuatu yg aneh pada Ali. Namun, itu yg saat ini Prilly inginkan. Tapi tepatnya keinginan dari sang jabang bayi.

''Uda biarin abangnya aja yg bakar! Kamu aneh2 aja. Masa aku yg bakar. Mana bisa!'' lanjut Ali.

''Tapi aku maunya kamu, Li! Kapan lagi aku di bakarin sate sama suami aku yang ganteng'' ucap Prilly memohon. Namun Ali masih menolak.

Bahagia dengan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang