Part 28

21.3K 1.4K 19
                                    

Prilly berdiri di depan almari yg lumayan besar dan sedang memilih baju yg akan dikenakannya dg handuk yg masih melilit ditubuhnya dan rambut basah. Setelah prosesi mandi bersama, kini mereka sedang ganti baju. Disamping Prilly ada Ali yg juga sedang ganti baju. Ia mengenakan celana pendek selutut berwarna putih dan kaos hitam polos. Tak lupa ia menyemprotkan minyak wangi  dan menyisir rambutnya.

Tok...tok....

Tiba2 terdengar suara pintu yg diketok dari luar. Membuat Ali dan Prilly saling menatap.

Buru2 Ali menyisir rambutnya dan segera menuju pintu.

"Kamu ganti baju dulu! Aku mau bukain pintu"ucap Ali yg dijawab anggukan oleh Prilly.

Setelah Ali pergi. Prilly segera mengambil bra dan celana dalam berwarna hitam dan mengenakan sebuah dress selutut berwarna peach polos tanpa lengan. Ia masih merasakan ngilu pada selangkangannya saat ia menggeser kakinya.

Perlahan ia berjalan ke depan nakas dan memoles wajahnya dg make up polos natural. Hanya bedak dan lipgloss berwarna pink yg membuat wajahnya sudah sangat cantik. Ia menguncir rambutnya dan memperlihatkan leher jenjangnya.

Dengan menahan ngilu dan memegang pahanya. Perlahan Prilly keluar dari ruang ganti menuju tempat tidurnya. Rasa sakitnya, membuat Prilly ingin segera merebahkan diri.

"Ya Tuhan. Benar2 si Ali. Bagaimana bisa dia membuatmu seperti itu, nak!!!"

Terdengar ucapan dari arah pintu yg membuat Prilly segera menoleh. Ia melihat Diana sedang berjalan menghampirinya yg kini sedang berdiri dg pipi yg bersemu. Dibelakang Diana, ada Ali yg mengekor dg tangan yg ia masukan ke dalam saku celananya.

"Mama"sapa Prilly pada Diana yg kini sudah ada dihadapannya dan mencium pipinya.

"Apa sangat sakit? Hmm?" ucap Diana pelan yg di jawab anggukan malu dari Prilly "Sudah mama duga!! Ayo duduk dulu"

Diana memapah Prilly menuju ranjangnya. Dan mendudukan Prilly diatas ranjang dg kaki yg diluruskan.

Ali juga duduk disamping Ibunya dg tangan yg mengelus kaki Prilly. Ia tak lepas menatap wajah istrinya itu.

"Maaf, sayang!!!"ucap Ali pelan dg tampang menyesal.

"Maaf2. Liat perbuatanmu ini!! Menantu mama jadi sakit. Bukannya menunggu sampai nanti malam!! Dasar ga sabaran"

"Mom, siapa coba yg tahan liat gadis secantik dia yg baru selesai mandi!! Harum, sexy lagi"saut Ali yg membuat Prilly melotot dg pipi yg memerah.

BUG

Diana menyikut dada Ali, membuat Ali mengaduh sambil mengelus dadanya.

"Dasar. Kamunya aja yg keburu nafsu"

Ali hanya memanyunkan bibirnya. Membuat Prilly menahan tawa.

"Nih kamu minum obat ini. Biar nyerinya ilang!!"

Diana memberikan sebuah pil berwarna coklat pada Prilly. Dan mengambil segelas air putih diatas nakas.

"Apa ini, Ma?"

"Minumlah, sayang!! Biar ga sakit lagi!!!"ucap Diana dg mengelus rambut Prilly.

"Ko cuma satu sih, mom? Kasih yg banyak kek, biar cepet sembuh. Biar nanti malam bisa...."

PLAKKK

"Biarkan dia istirahatt!! Awas kalo kamu macem2. Mama hajar kamu!!"

Diana memarahi Ali yg kini sedang mengelus kepalanya, karena dipukul oleh Diana.

"Tunggu ya, sayang. Mama ambilin makan malem dulu. Mama tau kamu laper. Kamu disini ajah!!"ucap Diana yg dijawab anggukan oleh Prilly dan segera berjalan keluar kamar.

"Ma, Ali juga!!!!!!"teriak Ali pada Ibunya.

"Ambil sendiri!!! Kamu kan ga sakit"saut Ibunya yg kini turun kebawah menuju dapur.

"Ishh"

Ali mendengus, masih dengan mengelus2 kepalanya.

"Sakit??" tanya Prilly dg suara lembut.

Tangan Prilly juga mengelus kepala Ali. Membuat Ali segera menoleh dan mendapati Prilly yg tersenyum manis.

Ali membalas senyum Prilly dan segera merebahkan badannya juga diatas tempat tidur dg kepala yg ia letakan pada pangkuan Prilly.

Perlahan, Prilly mengelus rambut Ali. Membuat Ali memejamkan matanya. Merasakan belaian lembut dari istrinya.

"Sesakit apapun luka yg aku rasakan. Jika denganmu, tidak akan terasa sakit"

Prilly tersenyum mendengar ucapan Ali.

"Aku mencintaimu, sayang!! Sangat mencintaimu"tambah Ali masih dg mata terpejam.

"Aku juga cinta sama kamu, Li!!!"saut Prilly dg ketulusan hatinya.

Tanpa mereka tau. John mendengarkan percakapan mereka dari balik pintu. Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding. Sebulir air mata menetes dari wajah sayunya. Pikirannya menerawang jauh. Menyesali semua perbuatan selama ini. Terutama perbuatan, pada gadis yg sangat dicintai putranya itu. Meskipun bukan anak kandungnya, tapi John sangat menyayangi Ali melebihi nyawanya sendiri. Dan ia tidak mau, jika Ali kecewe padanya. Pada berbuatan dan kelakuaanya yg tidak diketahui oleh Ali ataupun Diana.

"Maafkan Papa, Li!! Maafkan Papa!!"

***
Suasana berbeda kini sedang terlihat di kantor management The Freaks.

Produser dari The Freaks. Nampak sedang berbincang dg Manajer dan anggota The Freaks. Terlihat Rasya, Niki dan Calvin duduk di sebuah sofa dg menyimak ucapan Produsernya.

"Saya bisa memaklumi keputusan Ali untuk menikah. Tapi saya tidak yakin jika fans2nya akan menerima begitu saja pernikahan Ali. Apalagi sekarang kalian adalah grup band yg sangat diperhitungkan. Saya cuma takut, itu akan mempengaruhi pamor dan kesuksesan kalian"

"Maksud bapak apa??"tanya Rasya pada Produsernya itu.

Psoduser itu tampak diam sesaat sambil menatap anggota The Freaks sebelum melanjutkan kata2nya.

"Untuk sementara. Pernikahan Ali harus disembunyikan dari publik. Dan masyarakat tau nya Ali belum menikah. Sampai penggarapan film perdana kalian selesai!!!"

Rasya dan kedua temannya nampak kaget dg ucapan Produser itu.

"Menyembunyikan pernikahan Ali? Oh yg benar saja!! Itu namanya penipuan publik. Dan saya tidak setuju dg hal itu"ucap Rasya.

"Saya juga tidak setuju. Akan sangat buruk jika  Ali dan Prilly tinggal satu rumah. Dan tidak ada yg tau bahwa mereka sudah memikah. Sama saja itu seperti sebuah skandal"saut Calvin.

"Saya tau. Ini akan sulit kalian terima. Apalagi Ali. Tapi ini demi kebaikan kalian. Untuk kesuksesan kalian. Jangan sampai kalian terpuruk gara2 ini. Saya harap kalian fikirkan itu. Rundingkan juga dg Ali. Saya permisi dulu!!!"

Produser tsb nampak berdiri dan berjalan keluar dar ruangan.

"Omaygattt!!! Apa sih maksud pria botak itu. Ya ampun, yg nentuin rezeki ama kesuksesan kita bukan dia, tp Tuhan. Gue juga ga setuju. Kasian Ali sama Prilly kalo tau soal ini"ucap Niki yg dijawab anggukan oleh ke dua rekannya.

"Emmm…guys!!!"ucap Sasya yg segera ditatap oleh yg lain "Bukannya gue bela pak Produser. Kita ga boleh egois. Kita bekerja bukan untuk satu atau dua orang. Apa yg terjadi dg kalian. Akan mempengaruhi seluruh orang, kru, yg ada di management ini. Setidaknya sampai film perdana kalian liris. Dan kita akan buat pesta pernikahan Ali secara mewah"

Ucapan Sasya membuat yg lainnya terdiam.

"Gue ga bisa ngambil keputusan. Semua ada ditangan Ali. Tapi gue te2p ga setuju dg semua ini"ucap Rasya.

"Ya udah. Kita tunggu besok!! Dan kita omongin baik2 sama Ali. Jangan sampai hal ini merusak kebahagiaannya"lanjut Calvin yg diangguki oleh yg lain.

…………………………………………
Jangan lupa vote n coment.
Salam ketjup basah.
-tixoayu-

Bahagia dengan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang