Part 17

19K 1.6K 29
                                    

Prilly menjatuhkan tubuhnya kelantai dg tangisan yg tersedu2.  Rasanya sangat sesak didada hingga sulit bernafas.

Ara yg melihatnya segera berlari dan memeluk Prilly. Ia ikut menangis bersamanya.

"Bawa gue pergi, Ra!!! Bawa gue pergi dari sini" ucap Prilly sesegukan.

Ara mengelus punggung Prilly dan menenangkan gadis itu.

"Ok!! Gue akan bawa lo pergi dari sini. Kita akan pergi.."

Prilly semakin mengeratkan pelukannya pada Ara. Ia beruntung masih memiliki Ara yg selalu ada untuknya.

***

Sementara itu.

Ali dan sahabat2nya yg baru pulang manggung sedang menuju apartement yg baru dibeli Ali, yang bersebelahan dg Prilly. Namun sepanjang perjalanan Ali hanya diam membisu. Hal itu membuat sahabat2nya gelisah dg sikap Ali.

Tak butuh waktu lama, mobil yg mengantar mereka sudah smpai digedung apartement Ali. Mereka segera turun dari dalam mobil dan berjalan beriringan menuju apartemen Ali.

Saat melintas didepan apartement prilly, Ali berhenti sejenak membuat sahabat2nya juga ikut brhnti.

Ali nampak mengeluarkan sebuah kartu dari sakunya dan diberikan pada Rasya.

"Ambilah!! Kalian masuk duluan aja. Itu apartement gue disebelah. Gue masih ada urusan disini" ucap Ali dg menunjuk apartement yg ada disebelah apartement Prilly.

Sahabat2 Ali hanya mengangguk dan segera menuju apartement tsb setelah menerima id card dari Ali.

Setelah memastikan sahabat2nya masuk kedalam apartementnya.

Ali mengetuk pintu apartement Prilly.

Tok…tok…

"Prill…"

Tok…tok…tok…

"Prill!! Sayang…buka pintunya!!"

Ali berusaha mengetuk pintu berulang2, tapi tidak ada respon yg ia terima dari kekasihnya itu. Ia terus mengetuk pintunya tapi tetap saja tidak ada sautan.

Ali terlihat frustasi. Ia menjambak rambutnya dan mengusap wajahnya kasar.

Sekali lagi ia mengetuk pintu. Tapi lagi2 tidak ada jawaban.

Sial...

Dengan langkah cepat Ali berjalan masuk menuju apartementnya. Membuka pintu keras, membuat sahabat2nya yg ada didalam kaget. Mereka nampak bingung melihat Ali yg berlari menuju balkon kamarnya.

Ali langsung membuka balkon kamarnya. Dan dengan sekali lompatan, Ali berhasil melewati pagar pembatas yg menghubungkan balkon kamarnya dan Prilly.

Ali berjalan menuju kamar Prilly yg tertutup rapat. Ia melihat dari luar, bahwa lampu yg berada dikamar Prilly mati. Sehingga kamarnya menjadi gelap.

Ali melihat jam ditangannya yg masih menunjukan pukul 9 malam, dan tidak mungkin Prilly sudah tertidur.

Ali mendekati jendela Prilly yg tertutup korden dan mengetuknya berkali2. Namun hasilnya tetap sama. Tidak ada jawaban dari Prilly.

Ali terlihat mulai gelisah. Ia merogoh ponsel disaku celananya dan segera menekan nomor Prilly. Dan lagi2 membuat Ali semakin cemas, ponsel Prilly tidak aktif. Ali juga mencoba menghubungi Ara dan sialnya nomor Ara juga tidak aktif.

Kamu kemana sayang??

Ali segera kembali kedalam apartementnya. Ia benar2 frustasi karena tidak bisa bertemu dengan Prilly.

Bahagia dengan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang