Sudah hampir 9 jam berlalu sejak Prilly kecelakaan dan kini sudah dipindahkan ke ruang ICU khusus yg letaknya tersendiri dari pasien2 lainnya. Pagi pun kini menjelang, namun belum ada tanda2 Prilly tersadar.
Dari semalam. Ali dan yang lainnya masih setia terjaga di depan pintu kamar Prilly. Karena mereka belum di izinkan untuk mendekati Prilly dan mereka hanya bisa melihat Prilly yg terbaring didalam ruang ICU dari jendela kaca yang menempel pada dinding ruang ICU tsb.
Ali duduk pada sebuah kursi tunggu yg ada di depan ruangan tsb dg Ara dan juga sahabat2nya. Dari semalam ia belum tidur, karena ingin selalu memantau keadaan istrinya itu. Dan sekarang, wajahnya nampak pucat dg kantung mata yg sedikit hitam.
''Li, sebaiknya lo istirahat. Setidaknya makanlah sesuatu'' ucap Calvin yang ada disebelahnya. Namun Ali hanya diam tak bergeming.
''Ya udah, biar gue sama Rasya yg ke kantin beli sarapan buat kalian'' saut Niki dan segera pergi bersama Rasya menuju kantin yg ada di Rumah sakit itu. Tak lupa hodie dan kacamata hitam mereka kenakan, supaya tidak menarik perhatian.
Ali terus menatap kearah ruangan kamar Prilly. Sudah hampir 9 jam istrinya berada di dalam sana. Bertarung dg maut dan mencoba untuk berjuang. Mata air terlihat bengkak dan memerah, karena air matanya seolah tidak pernah habis mengalir, melihat keadaan Prilly yg penuh dg alat medis yg menempel pada tubuhnya.
Baru saja mereka merasakan kebahagiaan sebagai suami istri. Tapi justru kebahagiaan mereka harus di uji karena perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab. Memikirkan hal itu, Ali jadi ingat apa yg diceritakan oleh satpam itu padanya. Jika ia melihat Prilly yg tiba2 berlari keluar gedung, dan setelah itu mobil menabraknya. Sejuta pikiran berputar di otaknya. Kenapa istrinya itu bisa berlari keluar, apa yang sebenarnya terjadi. Dan siapa orang yg menabrak Prilly. Jika terus difikirkan dan ditelusuri, hanya ada satu orang yg bisa menyakiti Prilly. Mungkinkah dia?
Kenzo
Ali menatap Calvin yang ada disampingnya.
''Apa mungkin Kenzo yg melakukan ini semua''tanya Ali pada Calvin.
Calvin nampak sedang berfikir.
''Ga, Li!! Kalo menurut gue bukan!! Lo tau Ken itu cinta mati sama Prilly. Jadi ga mungkin kalo dia nyakitin Prilly''
''Tapi kenyataanya, laki2 brengsek itu sekarang belum ketangkep sama polisi. Dia masih bebas diluar sana. Dan dia siap kapan saja untuk menyakiti Prilly. Mungkin saja ini kelakuannya''
''Anak buah gue sedang menyelidikinya. Mereka mencari mobil yg menabrak Prilly semalam. Jadi lo tenang aja. Kalo memang itu perbuatan Kenzo, gue jamin dia akan membusuk dipenjara''
Ali mengangguk pasrah. Yang terpenting sekarang baginya hanyalah keselamatan Prilly.
Saat Ali berkutat dg fikirannya, tiba2 ia mendengar ponsel Calvin berbunyi. Dan melihat Calvin yg segera berdiri dan sedikit menjauh saat menerima panggilan dari ponselnya.
Ara yg semula duduk sedikit menjauh. Kini berdiri dan duduk disamping Ali. Sama2 berwajah sendu dan sembab, Ara menatap ruangan Prilly.
''Dia akan baik2 aja kan, Li?? Ya kan?''ucap Ara dg bibir bergetar dan terus menatap ruangan Prilly.
''Dia pasti baik2 aja. Gue yakin itu. Dia kuat, bahkan dia mampu melewati cobaan hidupnya selama ini. Jadi gue yakin kalo dia akan baik2 aja''
Mereka saling meyakinkan. Dan tentu saja berdoa dalam hati, semoga Prilly benar2 baik2 saja.
Tak lama Rasya dan Niki kembali dg membawa beberapa cup kopi hangat dan roti yg juga terlihat masih hangat.
''Ayo kalian makanlah!! Kita harus menjaga stamina kita untuk terus bisa menjaga Prilly'' ucap Niki dg memberikan kopi dan roti pada Ali dan Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia dengan Cinta
RomanceSaat seorang Vokalis dr grup band Terkenal yg tengah naik daun, Jatuh cinta pada seorang model cantik dg kisah kelam dimasa lalunya. Dan bisakah mereka melewati setiap ujian yg mereka hadapi untuk menuju akhir yang bahagia. WARNING!!!! Cerita Khusus...