Part 12

21.8K 1.8K 21
                                    

Bagai mendapat pukulan palu berkali2. Seketika badan Ali langsung luruh kebawah, ia benar2 tidak menyangka akan mendapat berita seburuk ini. Berita yg sangat ia takutkan itu, kini terjadi.

Tidak mungkin kau mengambilnya begitu cepat. Ya Tuhan....kenapa?? Kenapa kau mengambilnya.......

Ali tak mampu lagi membendung air matanya. Ketiga sahabatny langsung memeluk tubuh Ali yg luruh kebawah. Mereka juga sama2 kaget mendengar berita kalau Prilly sudah meninggal.

"Lo harus kuat, Li!!!! Lo harus sabar!!!!" ucap Rasya menepuk bahu Ali.

"Astaga…kenapa cepat sekali?? Dia gadis yg sangat baik. Dia masih berhak mendapatkan kebahagiaannya" ucap Niki dg memeluk Ali dalam tangis.

"Semoga arwahnya tenang. Dan semua dosanya terampuni. Dia benar2 gadis yg baik!!!" tambah Calvin.

Ali hanya diam, menangis pilu dalam pelukan sahabat2nya. Kemudian, perlahan Ali dipapah oleh Rasya dan Calvin untuk berdiri. Mereka harus segera kerumah Prilly untuk menghadiri pemakaman.

"Ayo!!! Kita kerumah Prilly, sekarang. Kita harus ikut memakamkannya!!!" ajak Rasya pelan.

Ali sudah tidak mampu lagi menahan perih dihatinya. Ia benar2 syok dan belum rela kalau harus kehilangan Prilly. Gara2 dirinyalah Prilly pergi. Gara2 menyelamatkannya, gadis itu meninggal. Hal itulah yg ia pikirkan dari tadi.

Ali berjalan gontai dibantu ketiga sahabatnya yg memeluknya dari samping. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran.

Namun tiba2, langkah mereka terpaksa terhenti saat seseorang yg tengah berlari, menabrak Niki. Membuat obat yg ada ditangan orang itu jatuh ke lantai.

"Aduuh!!!! Hati2 donk kalo jalan" ucap Niki dg membantu orang tsb. Dan tiba2 ia tercengang saat tau siapa gadis yg menabraknya.

ARAA!!!!!

Sontak Niki terkejut melihat Ara ada di hadapannya. Dan teriakan Niki membuat ketiga sahabatnya tadi seketika menoleh dan kaget. Terutama Ali.

"Kalian!!!!" ucap Ara tak kalah kaget.

"Ya ampun, Ra. Kita benar2 minta maaf, kita baru tau kalo Prilly sudah meninggal. Kita bener2 nyesel Ra. Maafin kita!!!" ucap Niki yg langsung memeluk Ara. Sedangkan Ara hanya menatap mereka datar.

"Dimana jasadnya sekarang, Ra?? Gue mau liat untuk yg terakhir kalinya" pinta Ali pelan.

Tapi tiba2.

PLAKK

Ara memukul kepala Ali. Ia terlihat kesal.

"Kalian ini lagi mimpi ya?? Atau kerasukan jin Bandung??" Ucap Ara dg menaikan sebelah alisnya "Jasad…jasad…dari tadi bilang jasad. Emang siapa yg meninggal sih??" tambah Ara dg menaikan satu alisnya.

"Lho. Bukannya Prilly yang meninggal!!!!"

Seketika Ara melongo, mendengar ucapan Calvin.

WHATTTT!!!!

"Omaygat!!! Lo semua nyumpahin ii meninggal. Gila ya lo pada. Orang ii masih sehat walafiat, tanpa kurang satu apapun. Ishkk...jahat banget kalian bilang ii udah meninggal" sungut Ara kesal.

"Ta…tapi tadi kata suster yg ada diruang ICU, pasien yg ada disana udah meninggal. Kan kita pikir pst ii. Jadi dia belum meninggal??"  jelas Niki yg kemudian tersenyum.

Ara mendengus, kemudian menatap keempat orang yg ada dihadapannya itu.

"Iya…ii belum meninggal. Dia uda dipindahkan keruangan rawat"

"Sekarang dimana dia???"

***

Ali berlari menelusuri koridor rumah sakit dg cepat. Tidak ia pedulikan teriakan orang2 yg marah kepadanya karena hampir ia tabrak. Secepatnya ia ingin segera menemui Prilly. Setelah Ara menceritakan kalau Prilly sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Karena Prilly sudah sadar dan kesehatanya yg telah membaik, membuat Ali ingin segera melihatnya.

Bahagia dengan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang