Part 16

19.5K 1.6K 26
                                    

John yg baru datang. Tak kalah kaget saat melihat Prilly. Ia menatap nanar ke arah Prilly. Ada segurat penyesalan yg terlukis dimatanya. Ia tak menyangka akan bertemu lagi dg Prilly sejak 5th silam. Beda dg Prilly yg memancarkan aura kebencian, kekecewaan, dan kesedihan dimatanya. Sampai keringat dingin mengucur membuat tubuh Prilly menjadi pucat dan dingin. Tak ayal sikap Prilly yg tiba2 seperti itu membuat Ali bingung dibuatnya.

"Sayang, kamu kenapa??"tanya Ali khawatir namun tidakk dijawb oleh Prilly.

"Mungkin Prilly sakit, nak!! Lihatlah wajahnya sangat pucat!!" ucap Diana pada anak semata wayangnya itu.

Ali menyentuh dahi Prilly dg punggung tangannya.

"Apa kamu ga enak badan?? Mau pulang sekarang???" tanya Ali lagi.

Dengan tatapan sendu yg mendalam, Prilly menatap Ali dan Ibunya bergantian. Kesedihan jelas terpancar dimatanya. Perlahan ia mengganggukan kepala tanda ia ingin segera pulang.

"Ok, kita pulang!!!"

Ali pamit pada orangtuanya yg sebelumnya mencium pipi Ibunya.

"Nanti Ali kesini lagi, Mom. Pa!!!" ucap Ali yg dijawab anggukan oleh Ibunya dan John yg hanya diam.

"Maaf tante, saya ga bisa nemenin sarapan!!"

Prilly memohon maaf pada Ibu Ali.

"Its ok, darling. Kita masih bisa ketemu lain waktu. Kamu istirahat aja ya!!!"

Diana mencium pipi Prilly dan mengelus rambutnya sayang.

Kemudian, Ali menuntun tubuh Prilly dan membawanya pulang.

***

Disepanjang jalan Prilly hanya diam. Ia benar2 tidak menyangka harus bertemu dg laki2 itu. Laki2 yg sangat ia benci. Laki2 yg hampir merenggut kesuciannya dan laki2 yg menyebabkan semua bencana yg terjadi dalam keluarganya.

Ali menghentikan mobilnya didepan loby apartemen. Membantu Prilly turun dan membawanya masuk ke dalam apartemenya.

"Lebih baik kamu kembali dan temui orgtua kamu. Mereka pasti masih kangen sama kamu" ucap Prilly saat sampai didepan pintu apartemennya "Kamu ga usah khawatirin aku, ada Ara yg akan jaga aku!!!" lanjutnya dan segera masuk kedalam apartemennya. Meninggalkan Ali diluar dan mengunci pintu apartementnya.

"Eh..eh..prill!!! Sayang, hey buka pintunya!! Kamu kenapa sih, sayang? Prill!!!! Apa aku bikin kesalahan yg buat kamu marah?? Ok aku minta maaf kalo aku salah. Tapi kamu buka pintunya donk, sayang!! Prill..." ucap Ali dg menggedor2 pintu apartemen Prilly.

Sedangkan dibalik pintu. Prilly meluruhkan tubuhnya kelantai. Menangis pilu sambil menekan dadanya.

Kenapa harus kamu, Li? Kenapa harus kamu yg jd anaknya. Kenapa bukan oranglain yg ga aku cintai!!! Kenapa harus kamu??"

Prilly terus menangis dilantai. Membiarkan Ali yg terus memanggilnya dari luar.

"Apa salahku, sayang?? Prill, buka pintunya. Please!!!"

Ali terus mengetuk pintu dan memanggil nama Prilly. Namun tidak sekalipun jawaban ia dengar dari kekasihnya itu membuat ia frustasi.

"Pril, buka donk, sayang!! Kamu ga bisj giniin aku, aku salah apa? Aku juga perlu tau masalahnya, sayang!!! Ayo donk buka!!!"

Tiba2 pintu apartemen terbuka. Namun bukan sosok Prilly yg keluar, melainkan Ara. Membuat Ali sedikit kecewa.

"Ra, dimana Prilly?? Gue mau ketemu sama dia!!!" ucap Ali dan ingin masuk kedalam. Tapi segera ditahan oleh Ara.

Bahagia dengan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang