Part 34

18.3K 1.4K 33
                                    

Suara serak2 khas itu terus mengalun indah bersama dengan petikan gitar yg tak kalah merdu. Seolah menyampaikan sebuah perasaan lewat lagu yang ia nyanyikan.

Prilly terus mendengarkan suara itu dalam diam. Suara yg sepertinya pernah ia dengar namun ia lupa mendengarnya dimana.

Saat sedang mendengarkan suara nyanyian itu tiba2 pendengaran Prilly terpecah pada suara2 orang yg seperti sedang bergosip.

Entah kenapa ucapan orang2 itu seperti lebih menarik untuk di dengarkan.

Eh tau ga, suaminya temen gue selingkuh...

Hah...selingkuh? Kenapa?

Iya selingkuh. Karena istrinya kan cacat. Dia buta, makanya suami dia selingkuh. Dia uda ga bisa ngelayani suaminya lagi. Miris ya!!

Ya ampun kasian banget ya!!

Iya, bahkan temen gue sampe mau bunuh diri. Gara2 ditinggal suaminya....

DEGH

Sontak ucapan orang2 itu seperti bomerang yg menghancurkan hatinya. Sebuah pukulan keras bagi dirinya. Hal itu membuat sebulir air mata lolos dari mata Prilly. Pikirannya langsung tertuju pada Ali. Pada suaminya itu. Mungkinkah Ali juga akan meninggalkannya, karena fisiknya yg kini tidak sempurna.

Engga

Prilly berdiri dari duduknya. Air mata sudah membanjiri pipinya. Sungguh apa yg barusaja ia dengar sangat menyakitkan. Apalagi harus membayangkan jika Ali meninggalkannya.

Prilly terus berjalan sambil merab2 yang ada di depannya. Ia terus menangis sambil sesekali menyenggol orang2 yg ada dihadapannya. Ia tidak peduli. Ia ingin pulang sekarang.

Tiba2 Prilly mendengar orang2 berteriak, membuat Prilly segera berhenti.

Awas awas awas....

Sebuah klakson terdengar begitu kencang. Ia sadar jika kini ia sudah berada dijalanan.

Tubuh Prilly seperti kaku tak bergerak. Ia mendengar Ara berteriak menyebut namanya. Suara klakson itu semakin dekat. Seperti mengingatkannya akan kejadian satu minggu yang lalu. Kejadian yg membuatnya seperti saat ini.

PRILLY AWASSSS

Teriakan Ara, sontak membuat Prilly langsung memejamkan matanya dan menutup telinganya dg tangan.

CKITTTTTT

Suara rem mobil begitu keras terdengar. Namun, justru Prilly tidak merasakan apa2. Ia tidak merasa sakit seperti kesakitaannya waktu itu.

Tunggu

Prilly merasakan ada sebuah tubuh kekar yg kini sedang memeluknya. Memeluk tubuh mungilnya yg kini masih gemetaran. Aroma parfum khas langsung menyeruak ke dalam menciumannya. Seperti memberikan ketenangan pada diri Prilly.

Sesaat Prilly terdiam, namun kemudian ia sadar jika aroma itu bukan aroma suaminya. Sontak hal itu membuat Prilly langsung melepas pelukan itu. Dan mendengar Ara yg kini mendekat dan langsung memeluknya dg erat dan penuh ketakutan.

''Prill, lo ga pa2 kan. Lo baik2 aja kan? Ada yg sakit ga? Maafin gue, gue ga bisa jagain lo!! Maafin gue!!!!''

Suara Ara terdengar penuh penyesalan dan sedikit terisak. Ia benar2 takut jika kemalangan menimpa sahabatnya itu lagi.

Prilly menggeleng pelan.

''Gue ga pa2 ko, Ra!! Gue juga minta maaf karena gue ga ati2. Gue ga bisa liat!!!''

''It's Ok. Gue yg salah, karena gue ga bisa jagain lo!! Sekarang lo mau kemana? Gue anterin?''tanya Ara.

''Gue mau pulang, Ra''saut Prilly pada Ara.

Bahagia dengan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang