Part 40

18.6K 1.4K 29
                                    

Prilly duduk pada sebuah kursi dengan Ali yg merangkulnya dari samping. Ia bisa mencium bau obat2an yg menyeruak saat berada di tempat tsb.

Prilly masih belum percaya dg apa yg dikatakan Ali, jika ia sudah mendapatkan donor mata. Seketika itu hatinya menjadi sangat lega. Senyuman tak pernah lepas dari wajah cantik Prilly. Berkali2 ia mengucap syukur dan memeluk suaminya itu. Ia benar2 bahagia karena akhirnya ia bisa melihat lagi.

Tangan Prilly sangat dingin, saat ia menggenggam sebelah tangan Ali yg ada diatas pangkuannya. Ia begitu gugup saat ini. Ia dan Ali sedang menunggu dokter yg akan membuat hidupnya kembali terang.

''Kenapa lama sekali, Li''ucap Prilly dg nada cemas.

Ali yg melihat kehawatiran Prilly segera menenangkan istrinya itu.

''Tenang, sayang!!! Sebentar lg pasti dokternya datang''

Prilly mengangguki ucapan Ali dan terus menunggu dg harap2 cemas.

Tiba2 Prilly mendengar suara seperti orang2 sedang mendorong ranjang rumah sakit. Dahi Prilly mengkerut saat ia juga mendengar suara isak tangis yg melintas di hadapannya. Ia bisa merasakan jika tangisan itu adalah tangisan pilu dan kesedihan yg mendalam. Apalagi kini Ali menggenggam tangannya dg erat. Ada sedikit ketakutan yg dirasakan Prilly pada suaminya itu.

''Ada apa?''tanya Prilly pelan.

Belum sempat Ali menjawab. Dokter yg akan mengoperasi Prilly keluar dari dalam ruangan dan menghampiri Ali Prilly.

''Ayo Prilly!!! Semuanya sudah siap''ucap Dokter tsb pada Prilly yg kini berdiri.

Tak lama terlihat dua orang suster yang menuntun Prilly memasuki ruangan.

Prilly terlihat sangat gugup. Ia enggan melepas tangannya pada Ali. Membuat Ali harus menenangkan istrinya itu, karena ia tau jika ia tidak bisa menemani Prilly di dalam.

''Sayang, kamu tenang ya!! Kamu ga usah takut!! Aku ada disini nungguin kamu. Kamu harus percaya, semua akan baik2 aja dan kamu bisa liat lagi''ucap Ali dg membelai rambut Prilly dg sayang, kemudian Ali mengambil tangan Prilly dan mengecup punggung tangan wanitanya itu ''Everything its ok'' lanjut Ali. Membuat senyum merekah diwajah Prilly.

Kini Prilly sudah siap untuk memulai operasinya.

''I Love you''bisik Prilly pelan pada Ali sebelum masuk ke dalam.

''Love you more, sweetheart'' balas Ali dg mencium kening Prilly dan membiarkan suster2 tsb membawa Prilly.

Ali terus menatap Prilly, hingga istrinya itu menghilang di balik pintu.

Ya Tuhan. Lancarkanlah operasi istriku. Biarkan dia bisa melihat lagi!!

Aku mohon....

***
Prilly merasakan tubuhnya yg seketika lemas. Kantuk yg sangat hebat segera menjalar, setelah seorang suster memberikan suntikan padanya.

Namun samar2. Prilly bisa mendengar sebuah suara yg ia kenal. Suara berat dari seorang pria yg menyelamatkan nyawanya.

''Semoga ini bisa menebus semua kesalahan yg telah terjadi''

Dan setelah itu. Prilly memejamkan matanya. Tertidur dan berada di hamparan taman luas yg sangat indah. Tidur diatas rumput2 yg lembut dg mata terpejam. Menanti datangnya sebuah cahaya, yg membuka mata indah itu.

Rasa ini

Semakin dalam, semakin membuat aku jatuh...dalam cintamu

Rasa ini

Tak kubayangkan bila tak bersama dirimu...

aku sepi .....

Lagu yg mengalun indah dari seorang pria dg nafas yg terbata2. Lagu terakhir yg terucap dari bibir nya, sebelum akhirnya ia pergi untuk selama-lamanya. Dan menitipkan lantunan lagu itu. Pada gadis yg sangat dicintai. Lagu yg menggambarkan betapa ia jatuh cinta pada gadis itu. Bahkan sebelum gadis itu mengetahuinya.

Bahagia dengan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang