**Cerita My Maid dan Cewe Barbar di private -_-
Cara membaca : Follow akun @iLaDira69
Hapus cerita dari library, lalu add lagi
Kalau ngga bisa juga, log out dari akun, lalu masuk lagi.
Good Luck
==========================================================================
Rasa lapar yang melanda dirinya beberapa saat yang lalu lenyap begitu saja. Ia tidak berselera meski aromanya begitu menggugah. Bed yang di rasa nyaman, kini berubah seperti menimpa terjal yang penuh onak yang sangat menyakitkan. Ini jelas bukan surga. Tetapi neraka. Neraka yang bercasing surga.
"Sebaiknya kamu makan dulu, dokter mengatakan kondisimu tidak sehat."
Shakila menatap tajam pada Andhy, tatapannya memancarkan kebencian yang teramat dalam. Ingin sekali rasanya ia mengiris telinga agar suara itu tidak bisa di dengar lagi. Atau, jika perlu, ia ingin mendatangi orang pintar agar menghilangkan ingatannya selama dua minggu terakhir. Mengingat Vedro yang hendak menciumnya secara paksa jauh lebih baik daripada mengingat bajingan itu di jalan dengan paper bang-nya.
Apa pedulinya jika Shakila mati? Kenapa ia menyuruh makan? Kenapa ia menolongnya? Bukankah lebih baik jika Andhy membiarkannya pingsan di jalanan hingga ajal menjemputnya? Itu jelas lebih baik dari pada seperti sekarang ini. Shakila tidak mau hidup jika yang menolongnya adalah laki-laki yang sudah menghancurkan hidupnya. Lebih baik ia mati di tempat sampah, atau di seret binatang buas ke jalanan dengan tubuh yang sudah terkoyak habis. Bahkan siapapun itu tidak mengenali wajah atau tubuhnya lagi. Itu jelas lebih baik.
Shakila memalingkan wajahnya ketika Andhy menyodorkan sesendok bubur padanya. Shakila masih bertahan pada prinsipnya, lebih baik mati daripada di tolong bajingan itu. Maka dari itu, Shakila tetap menolak suapan Andhy.
Merasa usahanya sia-sia saja, Andhy menyerah. Ia meletakkan mangkok di nakas dan menimpa Shakila di atas bed. Kembali kedua iris itu menggelap seperti dua minggu yang lalu. Shakila sampai bergetar menahan rasa takutnya, tetapi ia tidak memiliki tenaga untuk melawan. "Kamu yang menginginkan aku berbuat ini padamu," kembali Andhy memperlakukannya seperti dua minggu yang lalu. Tidak ada kelembutan di setiap sentuhannya.
Kasar dan menyakitkan.
Hingga saat ini Shakila tidak tahu apa motif Andhy sebenarnya. Kepalanya terasa begitu perih jika memikirkan hal tersebut. Tidak ada, bahkan tidak pernah ada jawaban yang di dapat. Hanya kesakitan dan kebencian yang semakin mencuat, sampai Shakila tidak tahu mendeskripsikannya.
Satu jam telah berlalu, Shakila kembali merasa remuk di badan dan ulu hatinya. Meski air matanya tidak berhenti luruh, namun isakan tidak terdengar keluar. Shakila menangis dalam hati. Shakila terlalu sakit sehingga isakannya enggan keluar. Mungkin isakan itu tidak pantas menangisi keadaan Shakila yang memprihatinkan.
Suara kepuasan yang di dengar Andhy terus terngiang di kepalanya seperti kaset rusak. Itu membuat dirinya semakin kotor dan hina. Kedua tangannya terkepal kuat sehingga buku-buku tangannya putih pucat. Shakila sungguh tidak sanggup lagi.
Sekarang tidak ada lagi rasa malu yang menjalar di sekujur tubuh Shakila. Ia membiarkan tubuhnya polos di atas bed. Ia meringkuk seperti bayi rapuh dan berbantalkan tangan. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir sejak tadi. Shakila bahkan sudah memohon agar air mata itu berhenti keluar, namun tetap saja mereka membantah dan semakin bersemangat keluar. Pada akhirnya, Shakila pun membiarkannya.
Lima menit yang lalu Andhy masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan keringat yang membanjiri tubuhnya setelah melakukan aksi bejatnya tadi. Ia bersiul dan memberikan kecupan mesra sebelum melenggang polos tanpa malu di depan Shakila. Sangat jelas jika Shakila semakin jijik dan membencinya, ia tidak ingin lagi bertemu dengannya untuk selamanya meskipun itu di situasi begitu sulit. Shakila pun menyeka air mata dan berusaha bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Romance [TBS #1]
RomanceKetika hati di kacaukan oleh dendam *** Shakila hanya seorang gadi biasa yang mengadu nasib di ibukota untuk mengubah derajat keluarganya yang tinggal di desa. Gadis itu bekerja sebagai sebagai pegaeai di sebuah bank. Gadis baik-baik tanpa nek...