Shakila terdiam. Merasa risih diperhatikan seintens itu. Dia pun membuang pandangan, memutuskan kontak mata dari Andhy. Merasa canggung, Andhy kembali melirik anak tersebut. Mengoceh tanpa henti dan mengayun-ayunkan kedua tangannya.
***
Shakila kembali menoleh pada mereka, melihat anak tersebut mengulurkan kedua tangan padanya. Meminta Shakila menggendongnya. Shakila mengangkat kedua tangannya, menerima uluran anak tersebut.
"Sha, perut kamu..." Andhy menatap perutnya khawatir.
"Tidak apa-apa." Jawabnya. Anak kecil tersebut berpindah pada Shakila. Dia kembali melebarkan senyum hingga deretan giginya terlihat. Mencium kedua pipi gempalnya dan anak tersebut meraih pipi Shakila. Menciumnya tanpa enggan melepaskan. Shakila terkekeh geli, merasa wajahnya basah oleh air liurnya.
"Dia lucu," Kata Shakila menoleh pada Andhy, tersenyum manis padanya. Andhy menerawang masa depan. Melihat Shakila menggendong anaknya. Mereka tertawa renyah, seolah tidak ada masalah. Bahagia memiliki anak selucu dan segemuk bayi tersebut.
Andhy menundukkan kepala. Tidak sanggup menerawang kembali. Hatinya kembali terisis. Dia tidak akan bisa melihat Shakila menggendong anaknya. Sebab waktu itu tidak akan pernah terjadi. Shakila telah pergi dari kehidupannya. Mereka kembali seperti orang lain. Saling tidak mengenal satu dengan yang lainnya.
Kenyataan yang tidak sanggup Andhy hadapi. Ketika berpisah dengan Shakila di waktu yang telah tiba nanti.
"Akh...," Shakila meringis, mengembalikan Andhy pada dunia nyata. Menoleh ke samping dan menemukan gadis itu menahan kesakitan.
"Sha..."
Sahkila menoleh, mengangsurkan anak tersebut padanya. "Dia menendang perutku." Ucapnya mengelus perutnya pelan. Andhy mendudukkan dipangkuannya, lalu beralih mengelus perut Shakila dengan khwatir.
"Kamu tidak apa-apa? Kita ke dokter." Ucapnya panik.
Shakila memegang pergelangan tangannya. Lalu menggeleng. "Tidak apa-apa. Hanya sakit sedikit." Jawabnya. Andhy menghela nafas lega setelah melihat wajah Shakila baik-baik saja. Mengangkat bayi tersebut dan menatapnya garang. Berani sekali menyakiti Shakila.
"Jangan menakut-nakutinya." Cegah Shakila menahan gelaknya. Merasa lucu melihat wajah Andhy pada anak kecil tersebut.
"Dia menyakitimu." Protes Andhy tidak terima. Shakila menggeleng. Tidak perlu mempermasalahkannya. Kembali Shakila menyentuh pipinya, menyandar pada bahu Andhy sambil tersenyum pada anak lucu tersebut.
"Aku ingin anakku nanti selucu dan gemuk seperti anak ini," kata Shakila tersenyum. Tangan kirinya berada di atas perutnya, sedangkan tangan kanan masih berada di wajah anak tersebut. Berharap jika anaknya nanti akan tumbuh sehat, gemuk dan lucu. Melihat anaknya saja, mengembalikan keadaan hati Shakila menjadi lebih baik. Senyum lebar terpantri di wajahnya.
Andhy mengangguk pelan. Semakin sedih dan menerawang perkataan dokter. Kandungan Shakila berbeda dengan kandungan lain. Tidak sesempurna kandungan pada umumnya. Laki-laki itu takut sekali jika terjadi apa-apa dengannya. Tidak sanggup menerka-nerka apa yang akan terjadi. Dia membiarkan mengalir begitu saja dalam benaknya, hanya berusaha agar kandungan tersebut normal. Serta anak mereka akan baik-baik saja.
"Oh, kalian cocok sekali." Wanita tadi kembali. Senyum lebar terpantri di wajahnya. Dia pun meminta kembali anaknya. Bayi tersebut langsung menyambutnya. Kembali mengoceh dengan tatapan berharap. Shakila sangat iri sekali melihatnya. Tidak sabar di posisi wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Romance [TBS #1]
RomanceKetika hati di kacaukan oleh dendam *** Shakila hanya seorang gadi biasa yang mengadu nasib di ibukota untuk mengubah derajat keluarganya yang tinggal di desa. Gadis itu bekerja sebagai sebagai pegaeai di sebuah bank. Gadis baik-baik tanpa nek...