Setelah Andhy dan Shakila selesai makan. Hingga saat ini tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Shakila menyibukkan diri dengan membersihkan meja dan mencuci piring kotor yang baru mereka gunakan tadi. Ia sengaja mengerjakannya secara lamban-lamban, berharap Andhy memulai berbicara. Namun hingga saat ini, Andhy tetap bergeming, ia masih menatap punggung Shakila.
Shakila merasa terintimidasi dengan tatapan Andhy di punggungnya. Ia takut jika Andhy kembali lagi seperti sebulan yang lalu. Ia takut Andhy kembali menyiksanya tanpa ampun dan mengurungnya. Berbagai macam pikiran berkecamuk di benak Shakila. Ia menganggap dirinya sudah gila dengan menyetujui permintaan Sarma. Tetapi rasa kasihan dalam diri Shakila mengalahkan segalanya, ia yakin semua baik-baik saja. Shakila pun menghela nafas panjang dan berdoa semoga semua baik-baik saja seperti dalam benaknya.
Shakila memutar tubuhnya dan menemukan Andhy tidak bergerak sedikit pun dari tempat duduknya semula. Laki-laki itu seperti seorang anak balita yang sedang menunggui ibunya selesai memasak. Kedua bola matanya terlihat sendu tanpa ada kilatan amarah seperti yang dulu.
"A-aku sudah memutuskan," Shakila kembali memulai pembicaraan. Ia duduk di depan Andhy dan meremas kedua tangannya untuk mengurangi rasa gugupnya yang menggebu. "Kamu bisa mengurus dan membiayaiku selama mengandung," tambah Shakila pelan, nyaris mencicit. Air matanya hampir buncah, ia tidak tahu apa penyebabnya. Tetapi yang pasti ia ingin menangis dan mengeluarkan air mata.
Andhy tampak tidak menjawab. Ia masih mematung di kursinya. Shakila menjadi takut dan mengingat kembali apa yang sudah dikatakannya. Ia takut jika salah bicara dan Andhy mengamuk.
"Terima kasih," Andhy menjawab tidak kalah pelannya. Ia sedikit menundukkan kepala. Shakila mengerutkan dahi. Ia tidak pernah melihat Andhy menundukkan kepala saat berbicara. Sebelumnya laki-laki itu selalu mengeluarkan suara lantang dengan kobaran amarah di kedua bola matanya.
Shakila menjadi ragu untuk melanjutkan perkataannya. Ia memanjatkan doa agar ia kuat menghadapi Andhy. Semoga saja keputusannya tidak salah dan ia tidak menyesal di kemudian hari. Meskipun anak itu milik mereka berdua, Shakila tidak ingin Andhy mengambil dan memisahkan mereka.
Biarkan saja Shakila yang merawatnya hingga tumbuh dewasa. Shakila berjanji dalam hati akan bekerja lebih keras untuk menghidupi anaknya kelak. Memberi kehidupan layak dan menyekolahkan setinggi yang anaknya inginkan. Shakila sudah mempersiapkan diri sejak sekarang.
Shakila tidak akan meminta biaya pertumbuhan anaknya kelak. Sudah cukup biaya selama mengandung yang di berikan nanti padanya. Shakila sungguh tidak ingin memiliki urusan yang lebih panjang lagi dengan Andhy. Sudah cukup semuanya. Ini yang terakhir. Shakila sudah sangat lelah menjalani hidupnya di sekitar Andhy.
"Setelah anak ini lahir. Anak ini tetap milikku. Kamu tidak bisa menuntutnya," tambah Shakila hati-hati. Ia semakin mencengkeram kedua tangannya hingga memutih. Andhy tampak berfikir beberapa saat. Laki-laki itu masih menatapnya seperti di awal tadi. Shakila pun semakin ketakutan. Pancaran mata Andhy memang terlihat mengintimadasi dan membuat kepercayaan diri menjadi menciut.
Tanpa diduga, Andhy mengangguk. Shakila semakin bingung, tetapi ia yakin Sarma tidak mungkin berbohong mengenai Andhy. "Ta-tapi, aku tidak mau di kekang. Aku bisa melakukan apapun yang kuinginkan tanpa ijin darimu." Tambah Shakila cepat.
Kembali Andhy mengangguk, "Baiklah. Kamu bebas apa pun yang kamu lakukan. Kamu hanya perlu tinggal di sini dan kubiayai sebelum melahirkan." Jawab Andhy. Shakila mengangguk dan menundukkan kepala. Lega rasanya ketika Andhy menyetujui permintaannya. Ia akan berusaha tidak membenci laki-laki itu lagi. Ia akan melupakan kesalahan Andhy seperti telah memaafkan kesalahannya. Shakila tidak ingin memiliki dendam pada seseorang, meskipun itu pada orang yang telah menghancurkan hidupnya. Ia hanya berpasrah diri kepada Tuhan, semoga saja setelah ini ia medapatkan hikmah untuk memperbaiki hidupnya kelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Romance [TBS #1]
RomansaKetika hati di kacaukan oleh dendam *** Shakila hanya seorang gadi biasa yang mengadu nasib di ibukota untuk mengubah derajat keluarganya yang tinggal di desa. Gadis itu bekerja sebagai sebagai pegaeai di sebuah bank. Gadis baik-baik tanpa nek...