Setelah selesai memeriksa kandungan, Sarma mengajak Shakila berkeliling mall untuk mencari beberapa baju hamil dan persediaan lainnya. Shakila hanya pasrah dan mengikuti kemana pun Sarma membawanya. Ia terlalu senang sehingga tidak tahu harus pergi kemana. Sepertinya semua tempat di rasa sangat bagus kecuali apartemen Andhy.
Shakila mengusap perutnya dan tersenyum tipis. Kandungannya tidak baik-baik saja, dan tidak sekuat kandungan pada umumnya. Beban pikiran mempengaruhi janinnya selama ini. Namun Dokter kandungan memberikan obat untuk mengatasinya. Jika Shakila rajin mengkonsumsi makanan sehat dan minum vitamin, semuanya akan baik-baik saja.
Setelah selesai belanja, Sarma mengajaknya makan sambil bercakap-cakap. Mereka membahas seputar bayi. Shakila tertegun melihat rona bahagia di wajah Sarma. Ia bisa menyimpulkan jika selama ini wanita itu tampak tidak baik-baik saja.
"Ibu pergi saja, aku bisa pulang dengan taksi," senyum Shakila ketika mereka hendak pulang. Sebelumnya Shakila telah merencanakan untuk pergi secara diam-diam dan meninggalkan Sarma sendiri di mall. Tetapi ia tidak tega melihat Sarma kalang kabut mencarinya. Namun rasa bahagia Shakila kembali membuncah melihat Sarma menerima telephon dari teman-teman arisannya.
Shakil mulai menjalankan aksinya. Ia menyuruh Sarma pergi tanpa mengkhawatirkannya. Meski Shakila yakin rencananya mungkin tidak akan pernah berhasil. Karena ia tahu, Andhy tidak mungkin tinggal diam.
Shakila menolak Sarma untuk menelpon Andhy, ia mengatakan semuanya pasti baik-baik saja. Akhirnya Sarma mengalah dan menunggu Shakila naik taksi. Shakila menurut dan kemudian berpamitan setelah menemukan taksi.
Sarma melambaikan tangan pada taksi yang di tumpangi Shakila sambil tersenyum. Shakila pun membalikkan badannya dan tersenyum tipis.
Shakila membayar ongkos taksi dengan uang pemberian Sarma sebelumnya. Ia turun dan menenteng beberapa belanjaan. Sambil melirik ke kiri dan kanan, Shakila berjalan terburu-buru hingga sampai di lobby. Shakila mengambil tempat bagian belakang dalam lift, ia menunduk lalu keluar di lantai yang di tuju.
Shakila memencet bel beberapa kali. Ia terlihat gelisah sambil menengok kiri dan kanan. Beberapa saat kemudian pintu itu terbuka dan menampakkan Vedro baru bangun. "Sha-Shakila?" ucapnya terbata.
Shakila mengangguk, "Iya, ini aku." jawabnya meneteskan air mata.
Vedro tidak bisa berkata lagi, ia memeluk erat Shakila dan membenamkan wajahnya di leher Shakila. Vedro terlalu senang sehingga tidak sadar mereka masih diluar. Shakila menyadarkannya dan Vedro pun membawanya masuk.
Shakila menceritakan keadaannya di apartemen Andhy. Sungguh ia tidak ingin lagi ke sana. Shakila meminta Vedro untuk membawanya sejauh mungkin. Bila perlu, hari ini juga mereka harus mengurus keberangkatan karena Andhy tidak mungkin tinggal diam.
Shakila menumpahkan air matanya sebanyak mungkin. Ia tidak peduli kepada siapa ia bercerita. Shakila membutuhkan seorang pendengar untuk mengurangi rasa sakitnya selama ini. Vedro pun mendengarnya dan sesekali mengusap punggung Shakila. Ia juga merasa sangat bersalah. Jika saja dulu ia tidak gegabah, mereka tidak akan putus, Shakila tidak bercerita pada kedua temannya, dan bajingan itu tidak akan pernah mendengarnya.
Vedro merasa sangat menyesal, dan sekarang ia akan menebus semuanya. Shakila gadis baik yang tidak pantas menerima semua perlakuan Andhy. Shakila terlalu rapuh mendengar teriakan Andhy yang menggelegar dan perlakuan kasarnya.
Meskipun sudah mengetahui keadaan Shakila, tidak mengurungkan niat Vedro untuk memutuskannya. Jika di ingat-ingat, mungkin Vedro juga memiliki anak di luar sana dari perempuan-perempuan yang dia tiduri sebelumnya.
Vedro menenangkan Shakila setelah bercerita tentang kedua orang tuanya. Selama seminggu Vedro menjaga keduanya di rumah sakit setelah kepergian Shakila dan Andhy, keduanya langsung jatuh sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Romance [TBS #1]
RomanceKetika hati di kacaukan oleh dendam *** Shakila hanya seorang gadi biasa yang mengadu nasib di ibukota untuk mengubah derajat keluarganya yang tinggal di desa. Gadis itu bekerja sebagai sebagai pegaeai di sebuah bank. Gadis baik-baik tanpa nek...