Broken Romance - 18

72.1K 3.6K 79
                                    


Andhy meringis kesakitan ketika kesadarannya telah pulih. Setelah menyesuaikan cahaya matahari ke dalam retinanya. Dia pun bergerak dan duduk. Andhy menyadari jika dia baru pingsan oleh Shakila. Gadis itu melepar vas bunga ke kepalanya.

Laki-laki itu mengedarkan padangannya. Dia masih berada di lantai kamarnya. Shakila menjatuhkan tubuhnya begitu saja di lantai. Yah, memang Andhy pantas mendapatkannya.

"Sha...," Andhy memanggil namanya sambil mencoba berdiri. Rasa pusing di kepalanya begitu terasa. Sebisa mungkin Andhy mengabaikannya untuk melihat gadis yang entah kemana perginya.

Andhy tersadar. Pikirannya langsung berkecamuk akan Shakila. Jangan sampai gadis itu pergi. memanfaatkan kepingsanannya dan kabur. Andhy menggeram marah, tidak seharusnya percaya dengan acting pura-pura stress gadis tersebut.

"Shakila!!" Andhy meraih handle pintu dan mendorongnya kasar. Dia mencari-cari Shakila di ruangan tersebut. Tetapi sama sekali tidak menemukannya, Andhy menggelengkan kepala seraya mengacak rambut frustasi. Rasa pusing dikepalanya tidak dirasakan lagi.

Laki-laki itu terduduk lemas di sofa, melempar barang-barang apa saja yang di sana. Sehingga dalam sekejap saja, ruangan tersebut dipenuhi dengan beling-beling kaca. Andhy berteriak, menumpahkan kekacauannya.

Lalu badannya melorot di sofa empuk tersebut. Kedua tangannya digenggam seerat mungkin sehingga tampak memutih. Wajah dan lehernya menahan amarah. Urat-urat peredaran darahnya lebih menonjol dan berwarna biru pekat.

Hingga tiga puluh menit kemudian. Andhy bangun dari sofa. Dia memasuki kamarnya tanpa semangat. Gadis itu selalu saja pergi, mencoba lari darinya. Andhy harus lebih tegasnya, dia berjanji dalam hati akan menemukannya kembali. Hari ini adalah kali terakhir Shakila lepas darinya. Setelah ini, gadis itu tidak akan lepas darinya.

Andhy memasuki kamar mandi. Dia membutuhkan air segar untuk menyegarkan pikirannya. Setelah ini dia akan semakin kejam, memikirkan hukuman apa yang ahrus diberikan pada Shakila.

Dia membanting pintu kamar mandi sekuat mungkin. Tidak peduli semua barang-barangnya akan hancur berkeping-keping. Meskipun itu apartemen tersebut roboh oleh karenanya.

Andhy tercegang. Kamar mandinya sangat berantakan. Semua peralatan mandi berhamburan di sana. Sabun cair, odol dan beberapa benda cair lainnya berceceran di lantai dan menempel di dinding. Bahkan kaca yang menempel di dinding pun telah hancur berkeping-keping.

Kemaran Andhy semakin mencuat. Sebelum pergi, gadis itu terlebih dahulu menghacurkan apartemennya. Dia pun kembali mengepalkan tangan menahan gejolak emosi yang membara.

Namun pandangan Andhy menemukan tubuh seseorang tergeletak lemas di lantai samping bathup. Seluruh badannya lemas kehilangan tenaga. Sekitar lantai terlihat darah berceceran. "Sha," Andhy mendekat dengan langkah gontai.

Jantungnya berpacu lebih cepat. Andhy mengambil langkah lebar-lebar dan duduk di lantai. Shakila tidak sadarkan diri, Andhy memanggil-manggi namanya seraya menggoyang-goyangkan tubuh Shakila. Sama sekali tidak beraksi.

Andhy membawa tubuhnya keluar dari sana. Meletakkan tubuh gadis lemah tersebut di atas ranjang. Lalu beralih pada handphonenya, menunggu panggilan terhubung dari seberang sana. Andhy merasakan tubuhnya gemetaran hebat. Tidak pernah merasakan khawatir sedahsyat ini.

Andhy membentak pada lawan bicaranya. Kemudian menutup secara sepihak. Belum puas dengan itu, dia pun membanting benda tersebut hingga berceceran di lantai. Andhy mengangkat tubuh Shakila keluar kamar, tanpa memperdulikan keadaan mereka yang sangat kacau. Darah yang mengalir di pelipisnya hampir membeku, Andhy tidak merasakan sakit itu lagi.

Broken Romance [TBS #1] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang