Broken Romance - 20

79.6K 3.8K 131
                                    


            "Sha...," Andhy meninggikan suaranya. Shakila terkejut, lalu berhenti berteriak. Dia memandang wajah Andhy dengan sayu. Nafas laki-laki itu memburu dan kungkungannya pada Shakila makin mengetat. Pandangan mereka bertemu.

Pandangan Shakila mulai mengabur, dia meneteskan air mata tanpa suara. Kedua kelopak matanya pun mulai mereduk hingga akhirnya Shakila memejamkan mata.

Andhy memanggil-manggil namanya, mengguncang tubuhnya, mencoba membangunkannya. Namun Shakila tak kunjung bangun, akhirnya Andhy membaringkannya. Menyembunyikan wajahnya pada lekukan leher Shakila. Dia diam sambil memejamkan mata, mencoba menetralkan nafasnya yang masih memburu.

Andhy meengumpat dalam hati. Memaki dan menyumpah serapah. Mengepalkan kedua tangannya yang berada di kedua sisi Shakila. Gadis itu tidak tahu apa-apa lagi, wajahnya tampak ketakutan meski memejamkan mata.

"Maaf," Andhy berkata lirih. Pelan sekali hingga dirinya sendiri tidak yakin jika mulutnya yang mengeluarkan kata tersebut. Shakila tetap memejamkan mata, Andhy belum beranjak dari sana. Permintaan maaf diucapkan berung kali. Mungkin tidak bermakna lagi, tetapi Andhy terus mengucapkannya.

Shakila syok. Ketika membuka kedua mata, dia masih berada di apartemen Andhy. Di kamar yang sangat dibencinya. Kemarin, rasanya begitu indah dan menyenangkan tinggal di tempat yang jauh. Tidak ada yang menghekangnya, mengurungnya, membentak atau mengasarinya. Shakila ingin tinggal salamanya di sana. Tidak ingin terbangun dari mimpi indahnya.

Banyak anak kecil dan orang dewasa yang ramah dan baik padanya. Mereka memancarkan sinar putih seperti seorang malaikat suci. Shakila teramat iri pada mereka, dia juga sangat ingin seperti itu. Menebarkan kebaikan pada siapapun juga.

Tersenyum pada siapapun. Yah, tersenyum. Bahkan Shakila tidak ingat kapan terakhir kali dirinya tersenyum. Lebih mirisnya, mungkin dia tidak tahu bagaimana cara tersebut. Rasanya sudah lama sekali Shakila tidak melakukannya. Sudah lama sekali wajahnya tercetak kerutan ketakutan.

Shakila ingin mengakhirnya dan kembali seperti kehidupan sebelumnya. Menetap di alam yang serba putih, menyebarkan kebajikan dan tertawa bahagia. Semua beban yang dipikulnya meluruh begitu saja.

Namun, lagi-lagi Shakila terbangun dari mimpi indahnya. Dia mendapati dirinya masih di tempat yang sama. Di ruangan kelam itu, seolah menamparnya begitu kuat. Terngiang-ngiang akan semua perlakuan Andhy padanya. Shakila menggeleng, tidak ingin kembali lagi ke tempat itu. Dia ingin tertidur lagi, melupakan semua mimpi buruk yang menimpanya.

Ketika Shakila masih dibawah pengaruh obat dan keadaannya berangsur membaik. Andhy membawanya pulang. Kembali ke apartemen, berharap keadaan Shakila membaik secepat di rumah sakit.

Tetapi tidak sesuai ekspentasi. Shakila ketakutan. Ketakutan hingga ke nadi dan persendiannya.

***

Shakila memalingkan wajahnya dari suapan Andhy. Dia menggeleng ketika sekali lagi laki-laki itu menyodorkan sendok berisi bubur padanya. Andhy berhenti, lalu mengangsurkan gelas padanya. Shakila menerima dalam diam, tanpa suara sama sekali.

Shakila duduk bersandar pada kepala ranjang, sementara Andhy duduk di kursi sambil menyuapinya. Setelah beberapa hari kemudian, Shakila berubah menjadi pendiam, tanpa suara. Hanya anggukan dan gelengan saja ketika Andhy mengajaknya berinteraksi. Laki-laki itu semakin tidak mengerti pada Shakila. Dia bingung menghadapi gadis yang satu ini.

Pandangannya kosong, tetapi ketika Andhy berbicara, dia menoleh. Menatap apa yang sedang dikukan laki-laki tersebut. Dia mengerti ketika Andhy bertanya, meski jawabannya tidak lebih dari gelengan dan anggukan.

Broken Romance [TBS #1] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang