Shakila hanya tersenyum dan kembali memperhatikan jalannya. Sejak kepulangan dari pesta pernikahan Vedro, Shakila lebih sedikit berbicara. Ia hanya tersenyum, menggeleng dan mengangguk pada Andhy.
***
Sesampainya mereka di rumah, Andhy menyuruh Shakila istirahat. Dialah yang bertugas menyapu, mencuci piring dan memasak. Sudah tiga hari berturut-turut Andhy melakukan hal tersebut di sore hari. Hingga saat ini, kedua orang tua Shakila beranggapan bahwa anak mereka lah yang mengerjakannya.
Andhy yang sudah terbiasa tidur bersama Shakila merasa kurang ketika mereka tidur terpisah di rumah ornag tua gadis tersebut. Dia pergi ke kamar Shakila setelah beberapa waktu selesai makan malam. Dia menemukan gadis itu belum tidur. Sama seperti apa yang dirasakannya. Ada yang kurang. Malam kian larut, kedua orang tuanya pun sudah terlelap.
Mengelus-elus kepalanya, Andhy menungguinya hingga terlelap. Lalu mengecup pipinya sebelum kembali ke kamarnya. Andhy pun merasa tenang dan akhirnya bisa memjamkan mata.
Namun di saat-saat tertentu, dia kembali bangun. Memeriksa kamar Shakila. Terkadang gadis itu terbangun ingin ke kamar mandi. Andhy sudah terbiasa bangun dan membantunya ke kamar mandi. Sekarang menjadi kebiasaan baginya, kembali ke kamar Shakila dan menemukan gadis itu duduk. Ingin ke kamar mandi seperti dugaannya.
Tadi malam, ibu Shakila bangun. Hendak ke kamar mandi, samar-samar mendengar suara Andhy membantu Shakila bangun. Wanita itu tertegun, tidak menyangka jika Andhy benar-benar setulus itu menyembuhkan Shakila dan bayinya. Rela bangun di tengah malam begini hanya untuk membantunya. Sungguh, wanita itu belum bisa percaya pada laki-laki yang begitu kejam pada putrinya, kini memperlakukannya sebaik mungkin.
Sebelumnya, malam kemarin wanita itu juga menemukan Andhy memasuki kamar Shakila sebelum tidur. Mereka berbicara dan sesekali tergelak. Menunggui gadis itu hingga terlelap. Ibu Shakila tidak bisa terlelap, dia mengira Andhy akan tidur di kamar Shakila. Namun perkiraannya tidak tepat. Beberapa saat kemudian mendengar pintu kamar Shakila tertutup. Andhy kembali ke kamarnya.
Wanita itu pun bangun, memasuki kamar Shakila. Putrinya sedang terlelap. Tidur menyamping memeluk perut dengan beberapa bantal menahan tubuhnya agar tetap berada di posisinya. Membuat Shakila nyaman karena tempat tidurnya agak keras. Tidak seempuk di apartemen Andhy. Terlihat dari wajah Shakila jika dia tidur nyaman, selimut sebatas leher membuatnya semakin hangat.
Kembali mengingat pertanyaan Andhy beberapa saat yang lalu. Menanyakan apakah Shakila tidur nyaman atau tidak di tempat tidur seperti itu. Meskipun Shakila menjawab nyaman, tetapi Andhy membuatkan bantal seperti itu. Wanita itu mengenal bagaimana Shakila, dia tidak pernah menggunakan banyak bantal di sekitarnya. Gadis itu hanya membutuhkan satu saja. Itu sudah cukup. Terakhir melihatnya juga seperti itu, ketika kehamilannya menginjak bulan ke empat. Sebelum Shakila kembali ke apartemen Andhy.
Rasa lega menyeruaki hatinya. Dia yakin jika Andhy memperlakukan Shakila dengan baik selama mereka tinggal bersama. Dia pun tersenyum, mengelus wajah Shakila dan kembali ke kamarnya.
"Besok, keluarga Mbakmu mengadakan syukuran kecil-kecilan di rumah suaminya. Kalian ikut, kan?" Tanya ayah Shakila setelah mereka selesai makan malam.
Shakila mengangkat kepala dan mengernyit, "Mbak Ana sudah kembali? Kapan, yah? Bu?" Tanyanya tidak percaya.
"Kemarin sore mereka baru tiba. Mereka mengadakan syukuran atas kelahiran anak keduanya." Tambah ibu Shakila menimpali. Shakila memiliki sorang sepupu dekat yang dulu dekat dengannya saat mereka masih di desa. Ana lebih tua tiga tahun dari Shakila. Dulu mereka sering bersama. Orang-orang menganggap mereka saudara kembar tapi beda, karena mereka sering memakai pakaian yang sama dan sifat yang tidak berbeda jauh pula. Kemiripan mereka semakin menyempurnakan perkataan orang tentang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Romance [TBS #1]
RomanceKetika hati di kacaukan oleh dendam *** Shakila hanya seorang gadi biasa yang mengadu nasib di ibukota untuk mengubah derajat keluarganya yang tinggal di desa. Gadis itu bekerja sebagai sebagai pegaeai di sebuah bank. Gadis baik-baik tanpa nek...