Shakila sungguh tidak tahan lagi dengan semua perlakuan Andhy padanya. Laki-laki itu selalu berhasil menggagalkan semua rencananya untuk lari. Sepertinya Shakila tidak memiliki celah untuk keluar dari apartemen Andhy. Ia bagaikan burung dalam sangkar, pandangannya bebas namun jiwa dan raganya terkurung di bangunan megah nan tinggi tersebut.
"Maksud kamu apa sebenarnya mengurungku di sini?" tanya Shakila sengit. Sudah dua minggu lamanya ia terkurung di sangkar emas tersebut. Semua sambungan telphon telah diputus dan jendela di buntukan. Shakila pernah berniat keluar dari sana dan menumpang lewat dari apartemen tetangga Andhy. Terapi rencana itu terbacanya sehingga beberapa jam kemudian celah kecil itu di bekukan.
Begitu juga dengan pintu, sudah ribuan kali ia mencoba menjebol passwordnya. Namun hingga saat ini Shakila hanya bisa gigit jari. Andai saja Shakila selalu mengantongi hanphonenya, mungkin sekarang ia sudah bebas dari cengkeraman Andhy. Tetapi ia hanya bisa beranda-andai saja, semuanya sudah terlanjur. Shakila bahkan tidak pernah menangis lagi, ia terlihat tegar dan sinis di hadapan Andhy.
Melihat ketegaran Shakila, kekejaman Andhy mulai berkurang. Meskipun tinggal satu atap, dalam satu hari tidak ada percakapan di antara mereka. Shakila lebih banyak menghabiskan waktu di kamar jika Andhy di apartemen. Tetapi, jika Andhy sedang pergi, Shakila mulai mencari celah untuk keluar.
Selama mereka tinggal di sana, Shakila menempati kamar Andhy, dan laki-laki itu mengungsi tidur di sofa ruang tamu. Untuk makan saja, Shakila menunggu Andhy pergi dan mulai membuka kemasannya. Ia membutuhkan energy untuk berfikir dan bayinya yang sudah berusia dua bulan.
"Seharusnya kamu memikirkan orangtuaku, mereka pasti mengkhawatirkanku. Begitu juga dengan calon suamiku. Kenapa kamu merusak semuanya? Kenapa kamu menggagalkan rencana pernikahanku?" teriak Shakila menggebu.
Andhy berhenti dan menatap Shakila tajam, setelah dua minggu akhirnya Andhy bisa mendengar suaranya. "Kamu tidak seharusnya menikah dengannya, sementara kamu mengandung anakku. Aku tidak akan pernah rela jika anakku memanggil ayah padanya" jawab Andhy lantang.
"Aku sudah mengatakan anak ini bukan bayimu. Anak ini adalah bayiku bersama beberapa laki-laki teman tidurku, bajingan" kata Shakila menggeram marah.
"Berhenti mengatakan itu, Shakila. Kamu kira aku bisa dibohongi? Aku bodoh? Kamu salah, Shakila" tekan Andhy sinis.
"Sampai kapan pun anak ini bukan milikmu dan aku tidak akan rela dia memanggil ayah padamu" tekan Shakila tidak kalah sinis.
Andhy tidak menghiraukannya, ia berjalan ke arah kamarnya, "Bajingan, keluarkan aku dari sini. Aku tidak mau melihatmu lagi. Aku muak padamu. Aku benci melihat bajingan sepertimu" Shakila terengah-engah setelah teriakan itu berhasil ia keluarkan. Namun Andhy tetap begeming dan melanjutkan langkahnya.
"Jika anak ini yang menjadi alasanmu mengurungku, maka keluarkan aku dan aku akan menghilangkannya." Andhy berhenti. Badannya bergetar dan berputar untuk menatap tajam pada Shakila. Ia sungguh tidak menyukai perbicaraan ini.
Andhy berjalan menghampri Shakila dan mencengkeram rahangnya, "Jangan coba-coba berbicara seperti itu di depanku" ancamnya pelan namun menusuk.
Shakila meringis kesakitan, ia pun memegang tangan Andhy dengan kedua tangannya berusaha untuk menjauhkannya. "Brengsek," ucapnya tertahankan. "Aku tidak akan pernah mau menuruti perkataanmu," Shakila berbicara pelan-pelan dan penuh penakan.
"Kita lihat saja nanti," Andhy melepaskan rahang Shakila kasar dan kembali menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Air mata Shakila meluruh begitu saja, Andhy begitu kejam padanya hingga menyebabkan sakit dan kaku di rahangnya. Shakila berjanji akan membalas semua ini. Andhy yang telah merubahnya menjadi sangat kejam dan sinis seperti ini. Shakila tidak pernah lagi menemukan dirinya yang dulu di dalam tubuhnya. Tidak menemukan Shakila yang polos dan memiliki tutur sapa yang sopan. Setiap berbicara, Shakila selalu saja memikirkan perkataannya terlibih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Romance [TBS #1]
RomanceKetika hati di kacaukan oleh dendam *** Shakila hanya seorang gadi biasa yang mengadu nasib di ibukota untuk mengubah derajat keluarganya yang tinggal di desa. Gadis itu bekerja sebagai sebagai pegaeai di sebuah bank. Gadis baik-baik tanpa nek...