Broken Romance [TBS #1]

Broken Romance - 9

Andhy mengguyur badannya dengan air dingin untuk meredakan emosinya. Ia memejamkan mata dan meletakkan kedua tangannya pada dinding kaca transparan kamar mandi apartemennya. Perkataan Shakila beberapa saat yang lalu masih terngiang-ngiang di kepalanya. Ia tidak menyangka jika Shakila tidak mengakui itu anaknya. Dari awal ia sudah bersorak gembira, Shakila anak mencarinya dan memberitahukan keadaanya yang sedang mengandung. Kemudian Shakila memintanya bertanggung jawab dan mereka akan menikah.

Tetapi semua yang dipikirkan Andhy sangat berbanding terbalik. Shakila tidak mau memintanya bertanggung jawab. Shakila mengatakan itu bukan anaknya. Shakila menyuruhnya pergi. Shakila mengusirnya. Shakila tidak ingin bertemu lagi dengannya. Shakila tidak ingin lagi melihatnya, bahkan mayatnya sekalipun.

Shakila sangat membencinya.

Semua berawal dari keegoisan Andhy. Ia tersenyum sinis mendengar cerita Shakila kepada kedua sahabatnya di kafe setengah tahun yang lalu. Shakila memutuskan pacarnya yang hendak menciumnya.

Andhy sangat membenci gadis munafik seperti itu. Menurutnya semua perempuan sama saja. Tidak ada perbedaan sedikitpun. Mereka tidak ingin di sentuh, tetapi setelah merasakan sekali, mereka malah berubah menjadi sangat liar. Mereka bahkan rela melemparkan diri untuk di cicipi laki-laki hidung belang. Sangat menjijikkan.

Sepuluh tahun yang lalu, saat usianya tujuh belas tahun. Andhy mencintai seorang gadis polos dari kalangan rakyat biasa. Sapa tuturnya begitu menggoda di telinga. Ia sangat sopan dan memiiki prinsip seperti Shakila. Tidak mau bersentuhan dengan laki-laki sebelum menikah, meskipun itu hanya berciuman dengan pacarnya.

Sangat berbanding terbalik dengan Andhy. Sebelumnya ia sering di katakan penjahat kelamin. Hampir semua teman sekolahnya pernah di tiduri, semua mantan-mantannya sudah di gerayangi. Siapapun yang menjadi pacarnya, keperawananya pasti akan hilang.

Bukan rahasia umum lagi, jika Andhy juga meniduri perempuan yang lebih tua darinya. Ia tidak peduli, ia gila sex. Semua dalam pikirannya hanya sex dan perempuan. Sering kali ia bolos sekolah karena berkelana mencari mangsa di sekolah lain. Tidak ada yang melarangnya. Ia anak dari pemilik sekolah, dia lah yang berkuasa di sana. Bahkan guru-guru saja tidak berani menegurnya.

Hingga suatu hari, ia bertemu dengan Gisel, murid kelas satu di sekolahnya. Di kala itu, Andhy mengakui adanya cinta pandangan pertama. Cara gadis itu berbicara, tersenyum, tertawa, semua terekam jelas di memori Andhy.

Ia mulai mendekati anak baru tersebut. Berbagai macam cara di lakukan agar mereka sering bertemu dan memberinya kesan baik. Sehingga lambat laun, hubungan mereka semakin dekat. Mereka berpacaran. Gisel menerimanya meskipun beberapa temannya menjelek-jelekkan Andhy di depannya, tetap saja ia tidak peduli.

Rasa takut memang menjalari hati Gisel mengenai Andhy yang suka meniduri pacarnya. Maka dari itu, ia mengutarakan pada Andhy ketakutannya. Ia mengatakan tidak akan mau tidur pada Andhy sebelum menikah. Andhy pun menyetujuinya dan berjanji akan menikahinya setelah selesai sekolah.

Sejak itu, hubungan mereka kembali berlanjut seperti biasanya. Tidak jarang mereka menunjukkan kemesraan di depan umum. Meskipun Andhy tidak meniduri Gisel, bukan berarti ia tidak bisa melakukah hal lain. Berciuman misalnya. Setiap hari mereka melakukkan berbagai macam dan posisi berciuman. Gisel tidak keberatan dengan itu. Ia beranggapan, asalkan Andhy tidak menidurinya.

Bukan hanya sekolah dan teman-teman saja yang mengetahui hubungan mereka. Kedua orang tua masing-masing juga sudah mengetahuinya. Andhy sering membawa Gisel ke rumahnya dan berakhir dengan belanja atau masak bersama dengan calon ibu mertuanya.

Sejak berpacaran dengan Gisel, tidak pernah sekalipun lagi Andhy menyentuh perempuan lain. Ia sangat mencintai Gisel dan meninggalkan kebiasaan buruknya. Tentu saja Gisel beruntung memiliki Andhy, ia adalah pacar yang sangat ideal. Tampan, kaya, tinggi dan baik. Selalu memanjakan Gisel, selalu baik pada Gisel. Semua kebutuhannya di kabulkan oleh Andy. Dengan kata lain, Andhy lah yang membiayai hidupnya.