Broken Romance - 49

65.4K 2.8K 271
                                    

            Sebelum melahirkan, Shakila menemukan kertas yang ternyata sebuah tiket pesawat ke Eropa. Melihat tiket tersebut, Sakila tidak ingin mereka berpisah. Shakila ingin memperpanjang kesepakan mereka. Namun rasanya tidak mungkin, Andhy bukan laki-laki baik untuk dijadikan teman hidup. Laki-laki itu hanya baik beberapa bulan sebelum Shakila melahirkan. Setelah itu semuanya akan berakhir. Andhy akan kembali seperti monster mengerikan.

Di bandara, Andhy membuka kaca mata hitamnya dan mengambil handphone dari kantong celana. Ia membuka batre dari kerangka handphone dan mematahkan kartu simnya lalu membuang semuanya ke dalam tong sampah. Andhy tidak sanggup melihat benda itu lagi meskipun ia sudah pergi ke negeri orang. Handphone itu memiliki banyak kenangan bersama Shakila. Di dalamnya ada nomor Shakila. Andhy memberinya handphone beberapa hari setelah dia kalang kabut mencari gadis tersebut yang ternyata pergi ke rumah orang tuanya. Tidak ingin mengabil resiko, dia pun memberinya handphone. Sekali dalam beberapa menit menanyakan keadaannya jika dirinya sedang keluar.

Mereka sering kali berbicara menggunakan handphone tersebut. Ada juga beberapa foto mereka, Shakila pernah meminjamnya untuk berfoto sewaktu mereka sedang berpiknik. Saat Andhy merangkulnya dan tertawa bahagia juga ada disana. Semua pesan singkat dari Shakila dari beberapa bulan yang lalu tidak pernah dihapusnya. Terkadang Andhy membuka kembali pesan tersebut dan tersenyum sendiri.

Mulai sekarang Andhy akan memulai hidup baru tanpa bayang-bayang Shakila lagi. Mungkin ia akan kembali seperti sepuluh tahun yang lalu, saat Gisel menghianatinya. Namun kali ini memiliki perbedaan yang sangat kentara. Andhy pergi bukan karena kebencian terhadap Shakila. Namun pergi untuk memulai hidup baru tanpa ada lagi dendam.

Andhy memakai kembali kaca mata hitamnya dan menggeret kopernya tanpa melihat lagi ke belakang.

***

Siang harinya Shakila masih menangis di ruangannya. Ibunya sudah memberikan pencerahan dan beberapa nasihat, namun tetap saja Shakila tidak bisa menghentikan tangisnya. Saat Sarma datang menjenguknya, ia terheran-heran dan sepertinya melupakan kesepakatan yang pernah mereka lakukan. Ia menutup mulut dan meneteskan air mata saat mengetahui anaknya telah pergi tanpa pamit.

Sarma tidak bisa berkata lagi. Kesepakatan mereka telah berakhir, Andhy sudah kembali seperti anak yang diinginkannya. Andhy telah membuka diri pada sekitarnya, namun sekarang ia telah pergi. Sarma sangat mengerti, Sarma sangat tahu. Andhy pergi jauh untuk memulai hidup baru. Untuk melupakan kenangan manis bersama Shakila beberapa bulan terakhir.

Tetapi Sarma begitu sedih, Andhy kembali mengulangi seperti sepuluh tahun yang lalu. Anaknya pergi tanpa berpamitan. Mereka membutuhkan waktu yang lama untuk bertemu lagi dengannya, karena Andhy pergi ke Negara yang tidak diketahui oleh keluarganya. Meskipun ia membeli tiket ke Eropa, Sarma begitu yakin jika Andhy tidak akan pernah pergi kesana. Laki-laki itu akan mencari tempat baru yang tidak bisa dilacak oleh siapapun

"Maafkan, ibu, Sha" Sarma menyesal karena terlambat membaca pikiran anaknya. Ia sungguh tidak tega melihat Shakila menangis karena ditinggalkan oleh Andhy. Ia sudah menyuruh suaminya untuk melacak keberadaan Andhy, mereka sangat berharap Andhy di temukan meskipun harapannya tidak sampai satu persen.



***

TBC


Jangan bully gue. Tau kok dikit banget. Kek makanan cuma nempel di gigi doang.

Udah balik dari kampung kok dari seminggu yang lalu. Tapi sekali lagi punya alasan mengapa gak langsung update.

Ya, di cerita (S)He Is Crazy  udah gue jelasin.

Laptop gue nggak ada lagi, hik... mau buka data di FD gabisa.

BR aja sih yang gak di update. Yang lain udah. Karena datanya ada di HP.  Elah... banyak alasan kan? 

#ditabok #dibegal

Beruntung banget gue punya temen culun pake kacamata dulu di SMA. Dia begitu baiknya datang ke tempat gue dan minjemin laptopnya. Yei...

Udah lama gak ketemu. Hampir tiga taon lah. Terakhir ketemu gue pinjem jaketnya, trus waktu balikinnya gue minta buah duren dari rumahnya. Kwkwkwkw, gatau diri banget gue Hahaha...

Inget dulu gimana pertama kenal sama itu cowok kacamata. Iya gue manggilnya si kacamata dulu. Sampe sekarang malah kkwkwkww

Jadi dulu tuh, kita satu SMA. Kelas kita sebelahan. Anak baru kan biasa tuh alay banget. Nyari yang bening. Mata selalu jelalatan.

Mungkin yang bening udah biasa. Jadi gue penasaran tuh sama ini cowok kacamata. Cupu banget. Pendiam kek gak punya suara. Gue gerem sendiri. Berdua pula tuh sama temennya. Tapi yang satu gak pake kaca mata.

Jadi... gue sering gangguin mereka. Kalo jalan tuh kek kereta. Cepet banget. Gue sering banget lari buat nyelarasin langkah mereka. Nyengir lebar di tengah-tengah mereka. Kalo gue gandeng tuh lengannya, dia makin salting lah. Lari... astaga.. bayangin aja. Gue kek hantu aja deh. Kek pirus juga keknya.

Terus kalo gue panggil namanya, minta di tungguin. Nah... makin lari dia mah. Sampe gue gak sanggup jalan lagi. Hahaha.

Kalo inget masa itu mah. Baru nyadar kalo gue barbar banget. Usil. Seneng banget jahilin mereka, terutama si kaca mata.

Palagi kacamatanya. Gue sering gangguin. Lihat kacamatanya. Pinjem, make sebentar. Pokoknya dia sampe kesel banget. Tapi gue gak peduli. Hahaha

Kelas 2 dan 3 tuh kita sekelas. Dia selalu duduk di depan gue. Nah abis tuh cowok gue bully. Gue jahilin. Sering nendang kursi dia dari belakang. Minta pr-nya. Kalo gak di kasih gue ngambil sendiri. Acak-acak tasnya. Pokoknya habis deh dia tiap hari kesel banget sama gue.

Tapi jujur aja. Dia temen gue yang paling sering nelpon dan chat gue. Dia juga temen yang pertama kali tahu kalo gue suka nulis. Kita sering curhat-curhatan pacar atau segala macam sampe panjang lebar meskipun berjauhan. Dia di bandung, gue di medan. Dan dia juga temen pertama yang datang ke tempat gue setelah gue nyampe di Jakarta. Kalo VC, gue selalu ngakak. Dan dia bilang kalo gue gak pernah berubah.

Terus kalo gue lagi kumat, badmood atau apa. Sering banget ngajak dia pacaran.  "Van... kita jadian yokkkkk. Suntuk banget gue."

Dan begonya dia, selalu jawab. "Ayo." 

Hahaha... Astaga... sebegitu gilanya kami selama ini. Temen gue si kaca mata. Pengen cue cipok aja tuh anak. Gemes banget. Hahahaha


Lebih panjang curhatan yak? Kwkwkw

Gak apa-apalah ya. Masih di lanjut kok. Hehe.


Bekasi, 3/3/17





Broken Romance [TBS #1] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang