Part 83 " Kelahiran Jauhara & Omar "

624 26 6
                                    

By : Ika puspita

PART 83

*****

Kabut duka menyelimuti langit Badhar hari itu, salah satu pahlawan dan permata Badhar telah kembali ke haribaan, hujan tangis memenuhi penjuru Badhar, semua rakyat berkumpul didepan istana Badhar hendak memberikan penghormatan terakhir pada sang Sultan, ibu ratu Siti Aminah tak sedikitpun pindah dari sisi jenazah sang putra, air mata duka terus mengalir dari mata tuanya namun bibirnya tak henti berzikir kepada Tuhan memohon kekuatan dan pengampunan untuk sang permata hati, raja Jalal turun langsung mengurusi jenazah sang adik tercinta, mulai dia ikut menggali liang lahat, memandikan dan mengkafani raja melakukan semua dengan air mata yang tak pernah mengering membasai wajahnya.

Syeikh Husein al - Badr segera mengumumkan agar segera dilakukan sholat jenazah, rakyat Badhar yang hendak memberikan penghormatan terakhirpun ingin ikut mensholati sultan Omar, akhirnya raja memutuskan untuk melakukan sholat jenazah dihalaman istana bersama rakyatnya, Diangkatnya tubuh tak bernyawa itu dengan hati - hati lalu diletakkan ditengah halaman, segera semua rakyat ( laki - laki ) bergerak membentuk shaf untuk sholat jenazah, tahmid tak alfa dari bibir dan hati sang umi' melihat begitu banyak rakyat yang ikut mensholati jenazah putranya.

( " Terima kasih atas penghormatan dan kemuliaan yang Kau limpahkan pada putraku ya Allah... Sungguh Engkau Maha Berkuasa atas segala sesuatu, Kau muliakan siapa yang Kau kehendaki dan Kau hinakan siapa yang Kau kehendaki, dan segala kemuliaan hanya milik_Mu ya Allah.... " batin sang ibu ratu Siti Aminah.)

Halaman istana penuh sesak dengan barisan Shaf rakyat Badhar untuk mensholati sultan Omar, tangis haru tak terbendung dari mata - mata penuh cinta kepada sang putra Badhar, Syeikh Husein al-Badr memimpin sholat, para wanita tak henti menangis dan berdoa melihat semua ini, antara kagum dan sedih melihat begitu besar cinta rakyat Badhar kepada sultan Omar.

" Sudah saatnya yang mulia... Lebih cepat lebih baik. " ucap Syeikh setelah melakukan sholat jenazah, yang dijawab dengan anggukan kepala, segera raja memberi kode kepada beberapa orang untuk mengankat jenazah sultan Omar, tak ayal tangispun semakin pecah membahana. Sejenak raja melihat kearah ibu ratu Siti Aminah, ibu ratu menganggukkan kepala pelan sebagai tanda bahwa ia telah benar - benar ikhlas dengan kepergian putranya, rajapun berjalan disalah satu sisi keranda jenazah dan ikut memikul jenazah sang adik menuju peristirahatan terakhirnya, tangis duka mengiringi kepergian sang sultan, rakyatpun berbondong - bondong ikut mengantar ke pusara sang sultan yang berada dalam Astana Giri Bangun, liang lahat sultan Omar berada disisi sang ayah raja Babur Khan, para wanita tidak diperkanan untuk ikut dalam prosesi pemakaman, karena seperti itulah hukumnya, para wanita baru boleh mengunjungi makam saat prosesi telah selesai.

( " Selamat jalan anakku, semoga Allah selalu menerangi jalanmu menuju keharibaannya, melapangkan kuburmu, dan terlepas dari fitnah kubur, ibu ikhlas nak.... Sampai bertemu di syurga Allah kelak nak... " batin umi' siti Aminah.)

( " Selamat jalan sultan Omar, terima kasih... terima kasih untuk segalanya, terima kasih untuk rasa cintamu, pengorbananmu dan pemuliaanmu, maaf jika aku tak mampu membalasnya, terima kasih atas pengorbananmu kau membuatku tak menjadi Janda, anak - anakku tak menjadi yatim dan rakyat Badhar tak kehilangan pelindungnya, semoga Tuhan mrmbalas kebaikanmu dengan segala bentuk penghormatan dan kemuliaan di syurga Tuhan, selamat jalan sultan Omar kau akan selalu berada dalam hatiku sebagai kawan, saudara, malaikat pelindung dan cinta yang tulus, selamat jalan dan berbahagialah di syurga Tuhanmu." batin ratu Jodha.)

The Hidden DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang