Part 59 " Desa Lotus "

1.1K 60 3
                                    

By : Ika Puspita

" The Hidden Diamond "

*

" Selamat datang di DESA LOTUS nyonya... " ucap Salman mempersilahkan ratu Jodha sambil merentangkan salah satu tangannya ke arah pintu masuk DESA LOTUS.

Perlahan ratu Jodha mulai melangkah diikuti oleh rombongan yang ada dibelakangnya, ekspresi mereka sama, binggung, terkejut tapi juga penasaran.

Perlahan ratu mendorong pintu " gerbang " yang tampak tinggi menjulang keatas yang terbuat dari bambu, begitu ratu melangkahkan kakinya masuk kedalam seketika aroma bunga lotus yang begitu familiar baginya menguar ke seluruh penjuru mata angin, sejenak ratu Jodha memejamkan mata untuk menghirup dalam - dalam aroma bunga kecintaannya ini, saat semua telah masuk kedalam, alangkah terkejutnya semua orang melihat pemandangan dihadapan mereka, mata mereka terbelalak, mulut mereka terbuka, lidah mereka kelu, mereka merasa memasuki alam lain.

" Ra... Ratu Jodha... ini tempat apa??? " tanya raja tergagap dalam keterkejutannya, ratu Jodha hanya tersenyum lalu memberi mengangguk pada Salman, bermaksud agar Salman menjelaskan pada raja tentang apa yang mereka lihat, Salman yang mengerti maksud dari ratu Jodha, membuka suara untuk menjelaskan.

" Desa Lotus adalah nama dari tempat ini yang mulia, karena seperti yang anda lihat desa ini dikelilingi oleh tanaman bunga Lotus, sebenarnya tempat ini adalah tempat penampungan para wanita dan anak perempuan yang ditelantarkan oleh suami atau keluarga mereka, Ratu Jodha dengan segala pengabdiannya membantu para wanita dan anak - anak perempuan itu dengan memberikan mereka tempat berlindung dari panas dan hujan, dengan membangunkan mereka sebuah rumah sederhana terbuat dari bambu dan kayu.... rasa trauma karena ditolak oleh orang yang mereka cintai dan penolakan keluarga yang begitu tak manusiawi membuat mereka menarik diri dari peradaban, untuk mengobati luka batin itu ratu Jodha menampung mereka ditempat yang jauh dari masyarakat, maka ditengah hutan inilah mereka hidup dan membangun kembali masa depan mereka, pagar yang tinggi dan mengelilingi tempat ini, hanya untuk melindungi wanita dan anak - anak dari serangan binatang buas dan niat jahat seseorang, dan satu hal lagi... Mereka tidak tau jika yang melakukan ini semua adalah ratu Jodha. " semua tercengang mendengar penuturan Salman sambil sesekali menatap ratu Jodha dengan tatapan tak menyangka.

" Jika mereka tidak tau siapa ratu Jodha, lalu siapa yang mereka kenal??? " tanya raja yang masih menatap tak percaya ke arah ratu Jodha, yang diam tertunduk tak bersuara.

" Silahkan anda temui mereka Tuan Umar, pasti anda akan menemukan jawabannya." ucap Salman sambil menyebutkan nama samaran raja saat ini, untuk mengingatkan bahwa mereka saat ini bukan raja atau ratu lagi.

Rajapun melangkah dengan rasa penasarannya yang tinggi, sambil sesekali pandangannya ia edarkan ke seluruh penjuru desa, ada rasa kagum akan tata desa yang sederhana namun begitu asri, rumah - rumah munggil yang terbuat dari bambu tampak berjejer rapi saling berhadapan satu sama lain, anak - anak kecil saling berlarian kesana - kemari dengan riang gembiranya, para wanita sibuk dengan pekerjaan masing - masing, ada yang tampak mencuci baju, bercocok tanam, membersihkan halaman rumah atau sekedar saling mengobrol, namun semua kegiatan itu terhenti saat mereka melihat serombongan orang asing masuk kedalam syurga kecil mereka, seketika semua mata tertuju pada serombongan tersebut, mata mereka menyelidik, anak - anak kecil segera berlarian ke ibu mereka masing - masing karena takut serombongan orang asing tersebut akan melukai mereka, semua tampak waspada, suasana seketika berubah menjadi tegang, tak terkecuali para ratu dan raja, hingga akhirnya sebuah teriakan seseorang membuyarkan suasana ketegangan.

" PANDORA....?!?!?!?!?! "
Seketika semua mata langsung menuju arah sumber suara, seorang wanita paru baya berdiri dengan mata terbelalak, mulutnya yang sedikit terbuka ia tutupi dengan telapak tangannya yang gemetar, kakinya melangkah pelan seolah bergerak sendiri kearah " malaikat " penolongnya, sebulir kristal bening lolos dari sudut matanya, langkahnya semakin lebar saat sang empunya nama tersenyum padanya dan melangkah menyambut dirinya dengan tangan terbuka lebar, seketika wanita paruh baya itu menghambur dalam pelukan " Malaikat " penolongnya dan menangis sesenggukan dalam pelukan hangat sang " malaikat ", semua hanya bisa melongo dengan pemandangan haru yang ada dihadapan mereka.

The Hidden DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang