Part 73 " Tentang Raja "

1K 58 4
                                    

By : Ika Puspita

****

Tampak raja Jalal tengah sibuk berbicara dengan panglima Rahim Pasha di ruang militer, setelah menemui sultan Omar raja kembali keruang militer untuk mematangkan strategi yang akan mereka gunakan untuk melawan pasukan Mewar, sementara itu istana seketika menjadi sibuk setelah pernyataan perang melawan pasukan Mewar disampaikan raja, semua orang tampak mempersiapkan keberangkatan raja dan pasukannya ke medan tempur, ibu suri Hamida dan ibu ratu Siti Aminah yang mendengar berita keberangkatan raja yang mendadak mendatangi ulama untuk meminta doa agar raja dan pasukan Badhar dilindungi oleh Tuhan dan bisa pulang dengan membawa kemenangan.
Sementara itu ratu Jodha tampak cemas dengan berita ini, ia tak bisa menahan diri lagi untuk tidak menemui suaminya, ia harus berbicara pada suaminya.

" Maaf jika aku mengganggu, tapi aku perlu bicara dengan mu yang mulia." ucap ratu Jodha begitu memasuki ruang militer dan mendapati raja yang tengah berdiskusi dengan panglima Rahim, raja memberikan kode pada panglima Rahim untuk meninggalakan ruangan, dengan segera panglima Rahim bangkit dari duduknya dan undur diri.

" Bukankah sudah aku perintahkan untukmu beristirahat??? kenapa kau keras kepala ratu Jodha?!?! " ucap raja sebal.

" Mengapa kau tidak memberitahuku bahwa kau akan pergi berperang malam ini juga???"

" Aku tidak harus melapor dulu padamu untuk apa yang aku putuskan untuk kerajaan ini." ucap raja dingin membuat ratu terkejut mendengar jawaban tak perduli suaminya.

" Tapi aku istrimu... setidaknya kau bisa memberitahuku bahwa kau akan pergi berperang, aku sangat mencemaskan keadaanmu yang mulia... " raja hanya tersenyum miris mendengar ucapan ratu Jodha.

" Keadaan seperti ini sudah biasa terjadi disetiap kerajaan jadi kau tidak perlu bersikap berlebihan seperti itu... raja Pratap tidak akan pernah bisa menang melawanku."

" Ini bukan masalah menang atau kalah dalam sebuah peperangan... tapi ini soal nyawa banyak orang yang akan hilang akibat peperangan."

" Itulah resiko dari sebuah perang ratu Jodha... Kalau kita tidak membunuh maka musuh yang akan membunuh kita, Pratap sedang mengancam keselamatan rakyatku dan aku harus melindungi rakyatku."

" Tidak bisakah kalian bernegosiasi melalui jalan damai??? "

" Tidak akan pernah ada kesepakatan antara Mewar dan Badhar karena kami bagai air dan minyak, kau dan Rajmera juga pernah merasakan kekejaman dan ketamakan bangsa Mewar, jadi tidak ada ampun bagi Pratap Sing, aku akan menghabisinya di medan pertempuran."

" Berjanjilah padaku bahwa kau akan kembali dengan selamat. " ucap ratu Jodha pasrah.

" Tentu saja aku akan kembali demi anakku, sekarang kembalilah kekamarmu aku tidak ingin kau terkena angin malam yang menyebabkan kau sakit dan bisa mempengaruhi kondisi calon anakku." ucap raja dingin lalu membelakangi ratu Jodha.

" Apa yang harus aku lakukan agar kau tidak marah lagi padaku??? " tanya ratu Jodha mengejutkan raja.

" Apa maksudmu??? Aku tidak marah padamu??? "

" Jika tidak marah mengapa kau berubah padaku??? Mengapa kau bersikap dingin padaku??? Aku merasa kau menjauhiku... apa yang sebenarnya terjadi yang mulia??? "

" Itu hanya perasaanmu saja ratu Jodha, kehamilan mempengaruhi perasaanmu sehingga kau lebih sensitif, pergilah... aku harus segera bersiap. " tak ayal mendengar jawaban raja, ratu Jodha tampak sedih dan kecewa, semakin jelas bahwa suaminya sedang membuat jarak denganya. Tak bergeming ratu Jodha tetap berdiri mematung menatap punggung suaminya dengan perasaan sedih, tak beberapa lama kemudian beberapa orang pelayan masuk membawa perlengkapan baju perang raja.

The Hidden DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang