33. Invisible

2.3K 209 39
                                    

"Jawaban bagus."

Enjoy Reading

•••

Ketika Lay turun ke bawah, Woohyun segera menghampiri healer EXO itu. D.O hanya memperhatikan baik-baik interaksi keduanya. Mereka semua mendengar. Mereka semua mendengar dengan jelas pembicaraan Lay dan Rose. Tanpa perlu Luhan membaca pikiran Lay dan menyalurkan ke EXO lainnya, mereka sudah bisa mendengar dengan jelas.

Termasuk kesehatan gadis itu.

Itulah sebabnya Woohyun begitu panik dan takut begitu mendengar bahwa anemia yang Rose alami begitu serius. Dan tak ada Seongwoo untuk menenangkannya karena pria itu kini pergi ke apartemen Rose untuk memberi makan Romeo.

"Separah itu?" tanya Woohyun cemas.

"Kurasa kau sudah dengar tadi. Jika manusia normal, mungkin ia tak kuat beraktifitas secara normal. Tapi hal itu tak berlaku pada Rose, kurasa karena darah supernatural di tubuhnya," kata Lay menjelaskan. "Jangan terlalu cemas, tapi juga jangan lengah mengawasinya. Jika Minseok-hyung dan Jongdae tak segera menemukannya, dia sudah tamat," kata Lay pelan.

"Tapi dia tidak akan mati? Dia pasti akan baik-baik saja, kan?" tanya Woohyun masih tak bisa menahan kecemasannya.

"Dilihat dari segi dia tak bisa berhenti bicara, kurasa ya. Dia pasti akan baik-baik saja," kata Lay tak bisa menahan senyumnya. "Jangan mengkonfrontasinya tentang penyakitnya. Itu takkan berhasil. Cukup jaga dia saja."

"Aku mengerti," kata Woohyun menghela nafas. Mengkonfrontasi Rose tentang anemia-nya? Ugh, Giyoon pernah melakukan itu dan Rose berhasil membungkam mulut pria itu membuat keduanya tak bicara sampai satu hari. Ya, hanya satu hari. Karena setelah itu Rose merengek dan meminta untuk mereka baikan. Ah, Rosselyne Nam, apa yang harus kulakukan padamu?

"Jadi, Hyung, kau akan pergi sekarang?" tanya D.O pada Lay yang mengambil dompetnya itu.

Lay mengangguk. "Kyungsoo-yah, bisa tolong jaga Rose sebentar? Joonmyeon-ah, temani aku?" ajak Lay.

"Arraseo, Hyung," kata D.O bangkit berdiri sedangkan Suho mengikuti Lay keluar café itu.

"Kenapa Yixing-hyung bicara banmal dengan Rose?" tanya Tao merengek.

"Apakah itu penting?" balas Sehun sebal.

D.O tersenyum mendengar itu. Tao benar-benar harus belajar untuk menutupi ketertarikannya pada Rose. Ah, pria itu benar-benar polos.

"Dan kau harus belajar menutupi kebahagiaan kecilmu karena menjaganya selama Yixing pergi, Kyungsoo-yah," kata Luhan dalam pikiran D.O.

D.O merinding mendengarnya. Ia bisa membayangkan dengan jelas seringaian Luhan ketika membaca suasana hati D.O itu.

"Luhan-hyung, jangan cari masalah denganku. Ganggu Tao saja sana," suruh D.O sebal.

"Arraseo!" balas Luhan.

D.O yakin bahwa seringaian Luhan justru semakin lebar. Argh, Luhan benar-benar menyebalkan. Tekutuklah dia dan telepatinya!

"Aku dengar itu," kata Luhan.

"Per-gi se-ka-rang-!" seru D.O.

Delusional Problem [EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang