"Ya ampun, ini benar-benar memalukan."
❤ Enjoy Reading ❤
•••
Begitu pintu tertutup, Haejin langsung menatap Rose yang kini duduk bersandar di kepala tempat tidur itu. "Jadi? Itu benar?" tanya Haejin penasaran.
"Tunggu? Bagaimana bisa V menceritakannya padamu? Giyoon dan Jae tahu?" tanya Rose heran.
"Aku mengajak V berkumpul bersama kita besok, tapi dia bilang kau ada detensi dan kau juga dihukum ayahmu yang pastinya dikarenakan kau mengacaukan kencan ayahmu. Aku cukup terkejut ketika V bilang kau di detensi dan memberitahu alasan kenapa kau di detensi. Dan detensi keduamu, hari selasa karena kau mencium Shim-ssaem di Party. Apa itu benar?" tanya Haejin menyerocos.
"Aku tidak menciumnya!" bantah Rose. "Dia yang menciumku," gumam Rose dan menutup wajahnya dengan bantal karena memerah malu.
"OH-MAI-GWAD! Jadi itu benar! Bagaimana itu bisa terjadi?" tanya —seru— Haejin bagaikan gadis SMA.
"Ugh, aku tak tahu. Kau tahu sendiri, alkohol sana, alkohol sini. Shim-ssaem tampak tidak terlalu sadar dan dia menciumku," kata Rose dengan suara yang semakin lama semakin kecil.
"LALU?! LALU?!"
"Lalu dia memberiku detensi," kata Rose menyelesaikan ceritanya.
"Kau membalas ciumannya?" tanya Haejin membuat wajah Rose semakin memerah. Gadis itu mengangguk kecil membuat Haejin berseru histeris. "KAU MEMBALASNYA! OMAIGWAD, KAU MEMBALASNYA!"
"Yah, kecilkan suaramu!" kata Rose malu melempar bantal ke wajah Haejin.
"Kalian pakai lidah?" tanya Haejin penasaran.
"Gosh, jangan tanyakan hal memalukan begitu!" seru Rose menutup wajahnya yang memerah malu.
"Yah, jawab aku!" suruh Haejin karena saking penasarannya.
"Argh, ini benar-benar gila," erang Rose memukul-mukul lengan Haejin dengan bantal, namun Haejin masih menatapnya menunggu jawaban gadis itu. "Oh, jangan katakan ini pada yang lain, okay? Hanya antara kau dan aku."
"Aku mengerti, aku mengerti. Jadi, pakai atau tidak?" tanya Haejin penasaran. Wajah Rose semakin memerah malu dan mengangguk. "OMAIGWAD, bagaimana ciumannya? Dia hebat? Apa lagi yang kalian lakukan?"
Rose mengerang namun Haejin tetap memaksanya untuk menjawab semua pertanyaannya. "Err, aku tak tahu dia hebat atau tidak. Maksudnya, selama ini aku hanya pernah berciuman dengan Justin. Jika ingin dibandingkan, kurasa sama."
"Apa kalian tidur bersama?" tanya Haejin penasaran.
"Gosh, no! Aku bahkan tak pernah tidur dengan Justin meski sudah pacaran 2 tahun. Kenapa juga aku harus tidur dengannya?" kata Rose sambil memukul-mukul Haejin dengan bantal.
"Sorry, kau tahu kau tidak tertebak. Maksudnya, kau tampak polos. Siapa yang menyangka kau membalas ciuman Shim-ssaem, bahkan kalian menggunakan lidah. Liar sekali," komentar Haejin.
"Ya ampun, ini benar-benar memalukan!" kata Rose mengerang dan menutup wajahnya dengan bantal. "Aku tak tahu bagaimana jika nanti bertatap muka dengan Shim-ssaem!"
"Mungkin lebih baik kau coba untuk memacarinya," usul Haejin.
"Kau gila?" tanya Rose sebal. "Dia guru, juga perbedaan umur kami. Dan tak mungkin ia tertarik padaku," kata Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusional Problem [EXO Fanfiction]
Fanfiction[Private Chapter 1-10, 20-30, 41-dst] Mahluk Supernatural, apakah nyata? Atau khayalan? Rose adalah gadis cerdas namun dikonfirmasi memiliki masalah delusional. Lalu apa yang terjadi ketika gadis ini dihadapkan dalam situasi bahwa mahluk superna...