36. Charm

2K 202 48
                                    

"Kau hanya tak berani untuk menjadi dirimu sendiri."

Enjoy Reading

•••

"Okay, kalian boleh pulang. Dan kau, bangunkan teman detensimu itu," kata Yoochun begitu merapihkan barang-barangnya.

Rose mengangguk dan membungkuk pada gurunya itu. Yoochun membalas dengan anggukan singkat lalu keluar kelas meninggalkan Rose dan Kai yang tertidur pulas. Kenapa juga Kai tertidur? Jika ia sudah selesai dari tadi, ia bisa memilih untuk pulang daripada menghabiskan sisa waktu detensinya.

Gadis itu menghela nafas pelan dan membereskan barang-barangnya. Ia sudah siap pulang namun Kai benar-benar tertidur pulas. Rose dengan perlahan mengguncang pelan bahu pria itu.

"Yah, Kai," panggil Rose mengguncang-guncangkan pelan tubuh pria itu. "Kim Jongin!" panggil Rose lebih keras.

Kai merasakan guncangan lembut dan hangat di bahunya. Juga suara lembut yang memanggil namanya, mencoba membangunkannya. Ia tak ingin terbangun. Ia hanya ingin kembali tertidur dalam kehangatan itu. Tapi tentu saja, tidak bisa seperti itu. Ia membuka matanya perlahan dan langsung berhadapan dengan wajah gadis yang tak asing baginya itu.

"Oh, akhirnya kau bangun," kata Rose.

Kai merenggangkan tubuhnya dan menyadari bahwa di ruang kelas itu hanya mereka berdua. "Park-ssaem?" tanya Kai bingung dengan suaranya yang sedikit parau karena baru terbangun.

"Baru saja pergi," jawab Rose berdiri tegak dan refleks membereskan poni Kai yang sedikit acak-acakan itu.

Kai terdiam, cukup terkejut ketika Rose merapihkan poninya. Dan sepertinya Rose tak menyadari apa yang ia lakukan sampai ia menyadari Kai yang mematung. Gadis itu segera menarik tangannya menjauh dan menggumamkan maaf.

"Tak masalah," kata Kai pelan, tak ingin terlalu memikirkan bahwa ia suka atas refleks Rose itu, sentuhan lembut penuh perhatian. Ia mengerti sekarang, Rose adalah tipe orang yang pegang sana pegang sini alias touchy-touchy. Seorang skinship monster.

Kedua orang yang di detensi itu berjalan di lorong sekolah yang kosong itu. Rose dan Kai sama-sama sibuk dengan ponsel mereka masing-masing namun saling berjalan beriringan. Meski kaki Kai panjang, ia mengimbangi irama jalan Rose membuat mereka berjalan dengan selaras.

Rose tak terlalu takut berjalan bersama Kai karena sekolah sudah begitu sepi kecuali beberapa orang yang ada kegiatan klub. Itupun hanya klub sepak bola yang baru selesai latihan. Ia takkan ditindas oleh Queenka kecuali para pria di klub sepak bola itu adalah para penggosip, dimana hal itu sangat Rose ragukan.

"Kau mau nebeng?" tanya Rose begitu mereka sampai di depan gedung sekolah. Rose mengendarai mobil sendiri hari ini, tanpa supirnya.

Kai mengedarkan pandangannya sampai menemukan dua sosok yang ia kenali. "Tidak, kurasa. Luhan-hyung dan Xiumin-hyung sudah selesai," kata Kai menunjuk kedua Hyungnya yang menuju ke arahnya dari arah lapangan.

"Okay," kata Rose mengangguk. "Oh, ya, jaketmu. Aku lupa. Besok akan kukembalikan," kata Rose teringat.

"Okay," jawab Kai santai.

"Okay, Bye-bye!" kata Rose melambai dan pergi ke arah parkiran. Namun tak lama Rose berbalik dan berjalan mundur. "Hati-hati dijalan!" kata Rose lagi dan berbalik menuju mobilnya.

Kai tersenyum kecil melihat tingkah gadis itu. Ia tak menyadari kedua Hyungnya telah berada di sampingnya karena perhatiannya tertuju pada gadis yang memasuki mobilnya lalu pergi meninggalkan area sekolah itu.

Delusional Problem [EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang