79. A Little Action

1.2K 139 20
                                    

  "Ia temanku, orang yang membuatku tetap waras." 

♥Enjoy Reading♥

•••

Rose sudah sigap menculik Chanyeol begitu bel istirahat berbunyi. Ia tahu Baekhyun dan Chen jelas melihat ketika ia menyeret Chanyeol ke arah yang berlawanan dengan cafétaria, tapi keduanya tak berkomentar apa-apa dan bertindak seakan tak terjadi apa-apa. Chanyeol hanya diam dengan wajah datar, tak membuka mulutnya sama sekali ketika Rose menariknya menuju ke ruang klub musik.

Ruangan itu kosong, hanya ada mereka bertiga disana. Chanyeol masih tetap diam dan hanya menatap Rose datar.

"Kenapa kau menarikku ke sini?" tanya Chanyeol datar.

"Kenapa kau mengikuti tanpa protes?" balas Rose menatap Chanyeol, ada kesedihan yang tak bisa disembunyikannya melihat Chanyeol dingin dan datar seperti ini.

Chanyeol tak menjawab dan hanya menatapnya membuat Rose menghela nafas frustasi.

"Chanyeol, kau tahu ada yang perlu kita bicarakan dan itu sebabnya kau tidak memberontak ketika aku menyeretmu ke sini," kata Rose tak bisa menutupi rasa frustasinya karena bingung akan tingkah Chanyeol. "Aku minta maaf, ok? Aku minta maaf jika aku melakukan kesalahan padamu. Dan akan lebih mudah memperbaiki semuanya jika kau memberitahuku dimana letak kesalahanku yang sebenarnya, aku bisa memperbaikinya, kita bisa memperbaikinya, Chanyeol," kata Rose terdengar seperti memohon.

Chanyeol hanya terdiam tanpa ada jejak emosi sedikitpun bahkan melihat Rose frustasi dan meminta maaf dengan putus asa seperti itu. Tak ada jejak emosi sama sekali. Sangat berbeda dari Chanyeol yang Rose kenal.

"Chanyeol, katakan sesuatu," bisik Rose putus asa.

"Aku bosan. Aku bosan bermain denganmu, itu saja," jawab Chanyeol santai, datar, dan tak peduli. Seakan itu bukan hal besar. Seakan pertemanan mereka yang baru mekar sama sekali tak berarti apa-apa baginya.

Itu menyakitkan bagi Rose. Sangat menyakitkan hingga dadanya sesak dan rasanya air matanya mendesak keluar.

"Jadi berhenti menggangguku lagi, aku sudah tak membutuhkanmu," kata Chanyeol beranjak pergi.

Rose tak bisa percaya semua itu begitu saja, karena Rose merasa Chanyeol berbohong. Chanyeol bukan pria seperti itu. Ia percaya Chanyeol hanya tak ingin mengatakan hal yang sebenarnya. Rose memutar otaknya dengan cepat untuk mencari jawaban itu hingga satu alasan muncul diotaknya.

"Apa ini karena waktu yang kuberikan kurang untukmu?" tanya Rose membuat Chanyeol berhenti melangkah dan tubuhnya berubah kaku. "Ternyata itu masalahnya," kata Rose tersenyum getir.

Ia ingin sekali menjanjikan bahwa ia bisa memberikan waktu yang banyak bagi Chanyeol, ia ingin. Tapi ia tahu kenyataannya tidak semudah itu. Jadwal sehari-harinya sudah terlalu padat hingga ia mengorbankan waktu tidurnya, ia tak bisa memberikan lebih dari apa yang ia telah berikan pada Chanyeol.

Chanyeol tak menjawab dan hanya kembali melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan itu, meninggalkan Rose dalam kesunyian.

"Ia tak ada gunanya selain jika ia mau berperang untukmu," komentar Rose kecil yang berdiri disamping Rose, menatap kepergian Chanyeol dengan datar dan dingin.

"Ia temanku, orang yang membuatku tetap waras," balas Rose disela kertakan giginya.

Rose kecil menengok padanya, masih dengan tatapan datar dan dingin. "Kau tak membutuhkan teman. Kau memiliku," katanya lalu menggenggam tangan Rose.

Rose menggenggam tangan kecil itu, entah kenapa mendapat kehangatan yang meredakan kesesakan hatinya atas tindakan Chanyeol itu. Air matanya menetes tanpa bisa dihentikan dan ia menggigit bibirnya keras menahan isakannya. Rose kecil terdiam bersamanya, menggenggam tangannya, menemani dirinya yang hanya sendirian.

Delusional Problem [EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang