"Itu tak berlaku untukku."
❤ Enjoy Reading ❤
•••
"Hey."
Rose menatap ketua kelasnya itu mengangkat wajahnya begitu mendengar seseorang menyapanya dan tampak terkejut mendapati Rose di hadapannya.
"Hey," balas Hongbin pelan dengan matanya yang menatap meja.
Ah, ketua kelas mereka ini masih tak berani menatap lawan bicaranya. Well, itu baru kemarin jadi wajar tak banyak yang berubah.
Baru kemarin.
Ya, baru kemarin, tepat ketika jam makan siang seperti sekarang ia dan Hongbin bicara untuk pertama kalinya. Lagi, bagi Rose itu sudah terasa seperti berminggu-minggu yang lalu. Atau mungkin berbulan-bulan yang lalu? Argh, terlalu banyak yang terjadi dalam 24 jam dan membuatnya mempertanyakan apakah ia masih di dimensi yang sama atau mungkin sebenarnya ia telah di kirim ke replika bumi yang berada di galaksi berbeda dengan jalan waktu yang sangat lambat.
"Rose?"
Suara Hongbin memanggil Rose dari lautan pikirannya. "Huh?" tanya Rose bingung.
"Um, kau... tidak mau duduk?" tanya Hongbin menawarkan dengan malu-malu.
Saat itulah Rose baru menyadari kalau ia masih berdiri. "Ah, ya, thanks," jawab Rose pelan dan duduk di hadapan Hongbin.
Hongbin memperhatikan teman sekelasnya itu. Rose hari ini tampak... berbeda. Ia terlihat lelah dan entahlah, ia seperti terlihat tak fokus sepanjang hari ini. Gadis itu bahkan di tegur di kelas tadi karena tak memperhatikan dan Navajo menatapnya dengan prihatin. Hongbin sempat mendengar bahwa terjadi sesuatu dengan Ayah Rose kemarin sore, mungkinkah itu sebabnya gadis itu tidak fokus hari ini?
"Hongbin-ah."
"Na-nae?"
"Kau menatapku," kata Rose pelan. Hongbin langsung menunduk dengan rona malu di wajahnya, sedangkan Rose tak bisa menahan senyum kecilnya melihat betapa menggemaskannya ketua kelas mereka ini. "Ada apa? Kau bisa menanyakannya padaku jika ada sesuatu yang ingin kau tanyakan. Aku bukan orang yang mudah tersinggung atau suka berahasia."
Hongbin terdiam sejenak dan mengintip gadis itu dari balik poninya. Mempertimbangkan apakah baik jika ia menanyakan keadaan gadis itu. Tentu Hongbin bisa melihat bahwa Rose adalah orang yang terbuka, tapi siapa tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup gadis itu jika gadis itu tak buka mulut?
Tapi yang paling ingin Hongbin tanyakan pada Rose adalah kenapa ada bau vampir di dalam tubuhnya. Apakah gadis itu tidak menyadari bahwa dirinya mungkin digigit oleh vampir? Tidak mungkinkan kalau Rose secara suka rela memberikan darahnya pada vampir? Dan vampir ini bukanlah salah satu murid sekolah ini, vampir ini adalah seseorang yang tak pernah Hongbin temui.
Tunggu. Jangan-jangan... Rose tahu tentang dunia supernatural?!
"Hei, kau ingin menanyakannya atau aku harus mencoba menebak apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Rose membuat Hongbin terkejut dan hampir melonjak di kursinya.
"Ma-maaf," kata Hongbin pelan dan berusaha untuk rileks. Kebingungannya tentang Rosselyne Nam benar-benar memenuhi otaknya, ia kini baru menyadari bahwa gadis ini penuh misteri meski dia orang yang terbuka.
"Hongbin," panggil Rose pelan, mengetuk meja diantara mereka itu dengan pelan, tanda ia menginginkan perhatian pria itu. "Kau bisa katakan apapun yang mengganggumu, okay? Aku akan mencoba membantu. Kau terlihat sangat kebingungan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusional Problem [EXO Fanfiction]
Fanfic[Private Chapter 1-10, 20-30, 41-dst] Mahluk Supernatural, apakah nyata? Atau khayalan? Rose adalah gadis cerdas namun dikonfirmasi memiliki masalah delusional. Lalu apa yang terjadi ketika gadis ini dihadapkan dalam situasi bahwa mahluk superna...